Stmikkomputama.ac.id – Bagi warga Indonesia, Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid adalah salah satu tokoh yang mungkin paling dikenal. Jasa dan warisan pemikirannya begitu besar bagi bangsa ini. Lebih dari itu, Gus Dur adalah Presiden ke-4 RI.
Sementara, bagi nahdliyin _sebutan untuk warga NU_ Gus Dur bukan hanya presiden dan Ketum PBNU tiga kali berturut-turut. Gus Dur dianggap sebagai wali yang pemikiran dan kecerdasannya melampui zamannya.
Siapa yang menyangka, santri Gus Dur yang lahir di Jombang, 7 September 1940 itu bakal menjadi presiden. Memang, di kalangan warga NU, Gus Dur adalah trah darah biru. Dia adalah cucu dari Hadratusyaikh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Berikut ini adalah perjalanan hidup Gus Dur dari pesantren yang lantas menjadi Presiden RI.
Latar Keluarga dan Masa Kecil
Abdurrahman Wahid, yang lebih dikenal sebagai Gus Dur, lahir dalam keluarga berpendidikan tinggi. Ayahnya, Wahid Hasyim, adalah tokoh penting NU, dan kakeknya, KH Hasyim Asy’ari, merupakan pendiri NU NU Online Jawa Timur+1.
Sejak kecil, Gus Dur dikenal sangat lincah dan aktif. Beberapa kali lengannya patah akibat memanjat pohon. Ketika usianya belum mencapai 13 tahun, ia harus kehilangan ayahnya yang meninggal karena kecelakaan
Saat bersekolah di SMP, Gus Dur sempat tidak naik kelas karena lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menonton sepak bola daripada belajar NU Online Jawa Timur+1. Setelah itu, ia belajar di Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta, yang diasuh oleh KH Ali Maksum.