CILACAP – Di sebagian masyarakat, sudah lama menjadi kepercayaan bahwa bahwa sakit gigi disebabkan oleh ulat gigi. Ulat melubangi gigi sehingga muncul rasa sakit dan nyeri.
Lantas, benarkah gigi berlubang yang lantas menyebabkan sakit itu disebabkan oleh ulat gigi?
Melansir Alodoc.com, Rabu (6/8/2025), kepercayaan terkait keberadaan ulat gigi didasari oleh beberapa alasan. Misalnya, di beberapa negara Asia dan Afrika, ditemukan air minum yang terkontaminasi cacing guinea (Dracunculus medinensis). Cacing inilah yang dipercaya dapat berkembang biak di mulut dan menggerogoti gigi.
Di abad pertengahan, orang-orang di Inggris mengatasi gigi berlubang atau sakit gigi dengan cara menghirup biji henbane yang dibakar. Abu dari pembakaran biji ini tampak seperti ulat, sehingga dianggap ada ulat yang mati karena pembakaran tersebut. Biji henbane juga memiliki efek pereda nyeri yang makin mendukung keberadaan ulat gigi.
Selain itu, sejarah juga pernah mencatat bahwa struktur jaringan gigi yang berongga adalah tempat ideal bagi ulat untuk bersarang.
Nah, faktanya, keberadaan ulat gigi hanyalah mitos belaka. Gigi manusia memiliki lingkungan yang tidak cocok bagi ulat untuk bertahan hidup. Selain itu, kondisi asam dalam sistem pencernaan manusia juga bisa menjadi hambatan bagi kelangsungan hidup ulat.
Keterbatasan pengetahuan dan teknologi pada masa itu memicu persepsi keliru terhadap kondisi kesehatan gigi. Tak jarang kekeliruan tersebut justru memicu mitos yang kemudian diwariskan dari generasi ke generasi.
Penyebab Gigi Berlubang
Munculnya gigi berlubang bukan karena digerogoti oleh ulat gigi, tetapi akibat terbentuknya karang gigi. Karang gigi akan diubah oleh bakteri alami di dalam mulut menjadi asam, lalu secara perlahan mengikis lapisan terluar gigi atau enamel. Lama-kelamaan, kondisi ini akan menyebabkan terbentuknya lubang pada gigi.
Pembentukan plak dan pengikisan enamel gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti:
- Menggosok gigi dengan cara yang tidak tepat
- Mengonsumsi makanan dan minuman manis terlalu banyak,seperti es krim, madu, minuman bersoda, atau kue
- Tidak menggunakan pasta gigi atau obat kumur yang mengandung fluoride
- Menderita penyakit tertentu, seperti GERD, mulut kering, atau gangguan makan
- Berusia lanjut yang menyebabkan enamel menipis dengan sendirinya dan produksi air liur berkurang
- Memiliki riwayat keluarga dengan kerusakan gigi
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan
Kesimpulan
Kesimpulannya, ulat gigi tidak ada dan bukan ulat ini pula yang menjadi penyebab gigi berlubang. Pengikisan enamel yang diakibatkan oleh berbagai kebiasaan di atas yang memicu terbentuknya gigi berlubang.
Gejala Gigi Berlubang

Dikutip dari laman dinkes.kalbarprov.go.id, drg. Emmy Hastuti, M.Kes menjelaskan tergantung lokasi dan ukuran lubang di gigi. Lubang masih berukuran kecil, gejala belum terasa. Namun, ketika lubang sudah membesar, dapat muncul antara lain:
- Gigi sensitif
- Sakit ketika mengigit
- Nyeri spontan tanpa sebab yang jelas
- Ngilu atau nyeri saat mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, dingin, atau panas
- Terdapat lubang yang terlihat jelas di gigi
- Noda putih, cokelat, atau hitam pada permukaan gigi
Kapan harus ke dokter
Jika mengalami keluhan di atas, terutama jika disertai dengan gejala berikut:
- Pembengkakan di wajah
- Gusi berdarah
- Sulit mengunyah
- Nyeri gigi yang tak tertahankan
Diagnosis Gigi Berlubang
Dokter memulai pemeriksaan dengan bertanya seputar gejala yang dialami oleh pasien. Selanjutnya, melihat kondisi mulut dan gigi pasien, kemudian menyentuh gigi dengan alat khusus, untuk memeriksa area yang lunak akibat adanya kerusakan pada gigi. Dokter melakukan Foto Rontgen untuk dapat menunjukkan sejauh mana kerusakan pada gigi sudah terjadi.
Pengobatan Gigi Berlubang

Beberapa tindakan medis untuk mengatasi gigi berlubang adalah :
- Fluoride treatment
Pada gigi yang baru berlubang, dokter akan memberikan fluoride yang kandungannya lebih tinggi dari yang umumnya terkandung di pasta gigi. Fluoride treatment dapat diberikan dalam bentuk cair, gel, atau busa. Terapi ini dapat memperbaiki enamel dan mencegah lubang gigi bertambah besar.
2. Filling
Filling atau tambal gigi yang paling umum dilakukan untuk mengatasi gigi berlubang. Filling dilakukan dengan terlebih dahulu membuang bagian gigi yang rusak. Setelah itu, gigi tersebut akan ditambal dengan menggunakan bahan-bahan khusus, seperti komposit resin, porselen, emas, atau perak.
Crown gigi
Crown atau kurung gigi adalah prosedur pemasangan mahkota gigi palsu di atas gigi yang rusak. Prosedur ini umumnya dilakukan untuk mengatasi kerusakan yang lebih parah atau pada kondisi gigi yang lemah.
1. Root canal
Root canal atau perawatan saluran akar gigi dilakukan jika kerusakan sudah mencapai bagian dalam gigi atau akar gigi.
2. Cabut gigi
Cabut gigi dilakukan jika kerusakan sudah sangat parah dan tidak bisa dipulihkan lagi. Tindakan cabut gigi dapat diikuti dengan pemasangan gigi palsu atau implan gigi, untuk mengisi celah bekas gigi yang dicabut.
Keluhan yang timbul karena gigi berlubang perlu segera diperiksakan dan ditangani ke dokter gigi. Namun, jika belum sempat ke dokter gigi, ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah untuk meredakan nyeri, yaitu:
- Tetap jaga kebersihan gigi dengan menyikat seluruh gigi, termasuk gigi yang berlubang, meskipun terasa ngilu.
- Gunakan air hangat untuk menggosok gigi.
- Gunakan sikat gigi khusus yang didesain untuk gigi sensitif.
- Hindari makanan dan minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin.
- Konsumsi obat pereda nyeri yang dapat dibeli di apotek, seperti paracetamol.
Komplikasi Gigi Berlubang
Gigi berlubang dapat menyebabkan sejumlah komplikasi jika dibiarkan tidak terobati, antara lain:
- Sulit mengunyah makanan
- Nyeri gigi yang berlangsung terus-menerus
- Gigi patah atau tanggal
- Pembengkakan atau muncul nanah di sekitar gigi yang berlubang
- Abses gigi, yang dapat memicu penyakit berbahaya, seperti sepsis
- Polip pulpa akibat gigi berlubang yang teriritasi
Pencegahan Gigi Berlubang
Gigi berlubang bisa terjadi pada siapa saja, terutama pada orang yang tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencegah kondisi ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:
- Mengurangi kebiasaan ngemil
- Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang manis atau asam, seperti permen atau minuman ringan
- Menyikat gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride
- Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi setidaknya 1 kali sehari
- Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi, setidaknya 2 kali dalam setahun
Selain langkah pencegahan di atas, Anda juga disarankan mengonsumsi sejumlah makanan dan minuman berikut guna menjaga kesehatan gigi:
- Buah dan sayuran kaya serat, seperti apel, bayam, dan timun
- Makanan tinggi kalsium, seperti kacang dan keju
- Permen karet rendah gula yang mengandung xylitol
- Teh hitam atau teh hijau tanpa gula/pemanis
- Air minum yang mengandung fluoride
Sumber:
Alodoc.com
dinkes.kalbarprov.go.id
drg. Emmy Hastuti, M.Kes, 2022, Penyebab dan Pengobatan Gigi Berlubang, Direktorat Pelayanan Kesehatan, Kemenkes RI