Gambaran Rupa Burung Ababil
Terkait dengan bagaimana maksud ayat tersebut? Seperti apa dan bagaimana burung Ababil itu? Berikut penjelasan para ahli tafsir:
1. Imam Quthubi
Al-Imam Al-Qurthubi (wafat 671 H) dalam tafsirnya menjelaskan terkait burung yang dimaksud dalam ayat dengan menyebutkan banyak riwayat di antaranya sebagai berikut: “Sa’id bin Jubair meriwayatkan, bahwa burung-burung yang diutus oleh Allah untuk membinasahkan tentara bergajah, tidak seorang pun pernah melihat yang sepertinya dan tidak seorangpun yang akan dapat melihat yang sepertinya.”
Juwaibir meriwayatkan dari Adh-Dhahhak, deri ibnu Abbas, ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Burung-burung itu menetas dan bersarang di sebuah tempat antara langit dan bumi.”
Sebuah riwayat dari ibnu Abbas menyebutkan: “Burung-burung tersebut memiliki paruh seperti kebanyakan burung lainnya, namun telapak kakinya lebih mirip dengan telapak anjing.” (Syamsudin Al-Qurthubi, Tafsir Al-Qurthubi, [Mesir, Darul Kutub al-Mishriyah: 1384 H/1964 M], juz XX, halaman 196).
Penjelasan Al-Qurthubi di atas dan banyak riwayat lain yang tertulis dalam kitab-kitab tafsir. Sependek penelusuran Penulis tidak ada yang menjelaskan secara pasti tentang apa jenis burung yang dimaksud dalam ayat. Hal ini terlihat jelas dengan banyaknya riwayat yang berbeda-beda dalam menjelaskan jenis dan spesifikasinya.
2. Ibnu Asyur
Sementara itu Ibu Asyur (wafat 1393 H) dalam tafsirnya menjelaskan:
وَالطَّيْرُ: اسْمٌ جَمْعُ طَائِرٍ، وَهُوَ الْحَيَوَانُ الَّذِي يرْتَفع فِي الجو بِعَمَلِ جَنَاحَيْهِ. وَتَنْكِيرُهُ لِلنَّوْعِيَّةِ لِأَنَّهُ نَوْعٌ لَمْ يَكُنْ مَعْرُوفًا عِنْدَ الْعَرَبِ. وَقَدِ اخْتَلَفَ الْقَصَّاصُونَ فِي صِفَتِهِ اخْتِلَافًا خَيَالِيًّا. وَالصَّحِيحُ مَا رُوِيَ عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّهَا أَشْبَهُ شَيْءٍ بِالْخَطَاطِيفِ، وَعَنْ غَيْرِهَا أَنَّهَا تُشْبِهُ الْوَطْوَاطَ
Artinya: ” At-Thair adalah jamaknya tĥa`ir yakni hewan yang terbang di udara dengan kedua sayapnya. Adapun nakirahnya kata ‘tĥa`ir’ untuk menunjukkan macamnya, karena burung tersebut merupakan jenis burung yang tidak dikenal oleh orang Arab. Para ulama penulis kisah berbeda tentang sifatnya burung dengan perbedaan yang bersifat imajinasi. Adapun yang shahih adalah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah: “Bahwa burung-burung itu mirip dengan burung-burung laut (khatatif).” Diriwayatkan dari selainnya: ” Bahwa burung itu lebih mirip dengan kelelawar.” (Muhammad At-Thahir Asyur, At-Tahrir wat Tanwir, [Tunis, Dar-At-Tunisia: 1984 M], jus XXX halaman 549).
Sekalipun keterangan Ibnu Asyur di atas telah menjelaskan kata ‘tĥa`ir’ dari segi bahasa dan mempersempit perbedaan riwayat, hemat penulis belum mampu memberikan gambaran secara konkrit jenis dan spesifikasi burung yang di maksud ayat.