Unikma.ac.id – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Semeru pada Senin (27/10/2025) pukul 00.00–24.00 WIB, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat mengalami 124 kali letusan dalam 24 jam.
Tinggi kolom letusan teramati mencapai 300 hingga 800 meter berwarna kelabu dan mengarah ke barat daya. Jumlah letusan ini meningkat dibandingkan sehari sebelumnya yang mencatat 119 kali letusan.
Selain letusan, Semeru juga mengalami 10 kali guguran, 11 kali hembusan, dan tujuh kali gempa tektonik jauh. “Gunung Semeru mengalami 124 kali letusan dalam 24 jam terakhir. Status masih Level 2 atau waspada,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dikutip dari laman Detik.com, Rabu (29/10/2025).
Hingga kini, aktivitas vulkanik Semeru masih terpantau fluktuatif dan belum menunjukkan tanda penurunan signifikan.
Pertanda Apa untuk Masyarakat?
Peningkatan aktivitas vulkanik ini merupakan pertanda agar masyarakat semakin meningkatkan kewaspadaan. Petugas mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer dari puncak gunung.
Warga juga diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi awan panas guguran serta banjir lahar yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru.
“Kami mengimbau warga agar tidak beraktivitas sejauh delapan kilometer dari puncak serta mewaspadai potensi awan panas dan banjir lahar,” tambah Sofian.
Awas Banjir Lahar Dingin
Mengutip Kompas.id, memasuki musim hujan, masyarakat di sekitar aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, diimbau untuk mewaspadai potensi lahar hujan. Status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih waspada atau Level II.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono, Selasa (28/10/2025), mengatakan, batas maksimal aktivitas selama musim hujan sekitar 500 meter dari bahu sungai demi mengantisipasi potensi lahar hujan.
”Warga, khususnya petambang, di sekitar daerah aliran sungai, terutama di Besuk Kobokan, agar tetap berhati-hati dan waspada. Harus bisa memenuhi standar, khususnya petambang lokal, agar tidak memaksakan diri masuk terlalu ke tengah sungai untuk mengantisipasi banjar lahar yang tiba-tiba datang,” ujarnya, dikutip Kompas.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.unikma.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap, Jawa Tengah
Sumber:
- Detik.com – https://www.detik.com/jatim/berita/d-8181495/status-waspada-gunung-semeru-meletus-124-kali-dalam-24-jam
- Kompas.id-https://www.kompas.id/artikel/masuk-musim-hujan-waspadai-banjir-lahar-semeru




