Stmikkomputama.ac.id – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VI (LLDIKTI VI) Jawa Tengah, melakukan visitasi lapangan di Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Ilmu Komputer (STMIK) Komputama Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (21/8/2025).
Visitasi tersebut dilakukan dalam rangka perubahan bentuk sekolah tinggi menjadi universitas.
Visitasi lapangan sekaligus verifikasi data tersebut dilakukan oleh tim LLDIKTI dan tiga evaluator. Ketiga evaluator tersebut adalah Prof. Lita Tyesta Addy Listya dari Universitas Diponegoro (Undip), DR. Hari Wibawanto, M.T dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Barbara Gunawan, S.E, M.Si, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Sementara, dari Direktorat Kelembagaan yakni Ade Dwi Pradipta, Stepanus Danang Prasetyo, Sefryan Daru Sasongko, Mey Meliana Sari, dan Marwanto. Kemudian, dari LLDIKTI VI Jateng, yaitu Gandung Sumardi, Rudi dan Paminto.
Perluas Akses Pendidikan
Ketua STMIK Komputama Kusnana, M.Kom mengatakan, perubahan sekolah tinggi menjadi universitas tersebut dilakukan untuk memperluas akses pendidikan tinggi untuk masyarakat. Diketahui, saat ini di STMIK Komputama ada dua program studi, yakni Teknik Informatika dan Sistem Informasi.
Rencananya, setelah pengajuan bentuk menjadi universitas, program studi tambahan yakni Bisnis Digital, Teknologi Informasi dan Pendidikan Matematika. “Ini akan memperluas pilihan bagi masyarakat terutama di Cilacap dan sekitarnya,” kata Kusnana.
Dia mengungkapkan, ketergantungan industri terhadap teknologi memungkinan lulusan jurusan IT berkembang di masa depan. Prospek kerja dan bisnisnya akan terus merambah ke lintas industri, mulai dari hulu hingga hilir.
“Sedangkan jurusan pendidikan karena memang kita melihat bahwa masyarakat masih menganggap bahwa guru adalah pekerjaan yang membanggakan, seiring program pemerintah untuk kemajuan pendidikan dan tenaga pendidik,” ujarnya.
Beasiswa

Sementara, Ketua Yayasan El Bayan Majenang, Prof. DR. KH Fathul Amin Aziz menjelaskan, lembaganya mendirikan peguruan tinggi untuk memberi akses seluas-luasnya bagi anak-anak di pedesaan untuk menimba ilmu setinggi-tingginya. Bahkan, yayasan menyediakan berbagai beasiswa dan fasilitas penunjang bagi yang memiliki keterbatasan ekonomi.
Program tersebut di antaranya, beasiswa kuliah gratis 100 persen untuk mahasiswa di program Kuliah Tani Pondok (KTP). Dalam program ini, mahasiswa akan tinggal di asrama pondok sembari belajar bertani, beternak dan bisnis lainnya.
“Itu gratis 100 persen. Mahasiswa dan mahasiswi ada asrama masing-masing yang terpisah. Ada juga jatah bahan makanan pokok” ujarnya.
Menurut dia, pendidikan vokasi sejak dini itu penting untuk menunjang pengalaman mahasiswa untuk menghadapi pasca-lulus kuliah. Jiwa entrepreneurship sudah dipupuk sejak dini.
Di luar itu, tersedia beasiswa lainnya, yang bisa mengurangi biaya kuliah antara 30 hingga 50 persen. Di antaranya, beasiswa anak guru, beasiswa anak perangkat desa, keluarga miskin, anak berprestasi dan lain sebagainya.
“Program ini untuk membuka akses seluas-luasnya untuk anak-anak agar bisa mengakses pendidikan setinggi-tingginya,” jelas Prof Aziz.