Beberapa waktu terakhir, istilah tes DNA populer di dunia maya dan menjadi salah satu kata kunci yang banyak dicari oleh peselancar internet. Hal itu tak lepas dari peristiwa yang tengah bergulir dan melibatkan pibluk figur.
Sedianya, hasil tes DNA itu akan digunakan untuk mengetahui hubungan kekerabatan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Tapi, bagaimana jika tes DNA itu digunakan untuk menentukan nasab seseorang?
Sebelum itu, mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu tes DNA.
Pengertian Tes DNA
DNA adalah singkatan dari Deoxyribo Nucleic Acid. DNA merupakan molekul yang memuat seluruh instruksi genetik yang dibutuhkan oleh semua organisme dalam seluruh siklus hidupnya. Informasi genetik yang terdapat dalam DNA diturunkan oleh orang tua atau induk ke generasi berikutnya melalui reproduksi.
Apa Kata Ulama?
KH Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya), mengupas bahaya mengaitkan urusan nasab dengan tes DNA. Sedangkan nasab merupakan istilah dalam hukum Islam yang merujuk pada garis keturunan atau asal usul seseorang yang dihubungkan melalui pernikahan yang sah.
Nasab menentukan hubungan keluarga dan memainkan peran penting dalam penentuan hak-hak waris, status sosial, dan tanggung jawab familial dalam masyarakat Muslim.
Buya Yahya mengatakan bahwa ilmu DNA tidak masuk dalam urusan penentuan nasab dalam Islam. “Ada ilmunya, DNA tidak masuk dalam hal ini,” ujar Buya Yahya dalam video di kanal YouTube @ferisachanel1670, dikutip Jumat (22/8/2025), via kanal Islami Liputan6.com.
Menurutnya, DNA lebih berguna untuk masalah kejahatan atau untuk tujuan ilmiah lainnya, bukan untuk menentukan garis keturunan. Dalam Islam, urusan nasab sudah diatur dengan jelas dan hati-hati.
“Bahaya sekali kalau sudah orang masuk pembahasan-bahasan seperti ini, urusan nasab jangan dihubungkan dengan urusan DNA,” tegas Buya Yahya.
Begini Bahayanya Tes DNABuya mengingatkan bahwa mengaitkan DNA dengan nasab bisa menimbulkan banyak kekacauan dan kesalahpahaman. Buya Yahya menjelaskan bahwa penentuan nasab dalam Islam didasarkan pada pernikahan yang sah.
“Kalau nasab sudah ada di dalam Islam, hati-hati, bahaya sekali nanti,” katanya.
Sedangkan DNA tidak mengenal akad nikah, sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan dasar untuk penentuan nasab. “Misalnya pernikahan sementara, di dalam Islam ada namanya pernikahan yang sah,” jelas Buya Yahya.
Ia menegaskan bahwa yang menentukan keturunan seseorang adalah pernikahan yang sah sesuai syariat Islam, bukan hasil dari tes DNA. Menurutnya hal ini penting untuk menjaga keabsahan dan kehormatan keluarga dalam masyarakat Islam.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya menerima ketetapan yang sudah ada dalam masyarakat terkait nasab. “Misalnya di kampung itu sudah didengar bahwasanya si A anaknya si B, sudah jangan banyak tanya,” ungkapnya.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih banyak beristighfar kepada Allah dan menerima dengan lapang dada apa yang sudah menjadi ketetapan. Buya Yahya juga mengingatkan pentingnya menjaga tradisi dan ajaran yang sudah ada dalam Islam.
“Berpeganglah pada ajaran Islam yang sudah jelas, jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal baru yang bisa menyesatkan,” ucapnya.
Menurut Buya Yahya, menjaga keaslian ajaran Islam adalah kunci untuk hidup yang tenang dan berkah. Ceramah ini juga mengingatkan kembali akan pentingnya mengikuti syariat dalam semua aspek kehidupan, termasuk urusan nasab.
“Nasab adalah sesuatu yang sangat penting dan harus dijaga sesuai dengan syariat Islam,” ujar Buya Yahya, menekankan pentingnya menjaga keaslian garis keturunan sesuai ajaran agama.
Sumber:
- Ceramah Buya Yahya
- Kanal Islami Liputan6.com
- Meta.ai
*Penulis adalah jurnalis, membantu di Media Center STMIK Komputama Cilacap