Stmikkomputama.ac.id – Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer (STMIK Komputama) Cilacap dan NGO asal Malaysia, Pertumbuhan Semporna Prihatin meneken Nota Kesepahaman (MoU) tentang kerja sama dalam pelaksanaan fungsi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Penandatanganan dilakukan oleh Ketua STMIK Komputama, Kusnana M.Kom dan Chirman Pertumbuhan Semporna Prihatin, Hassan Bin Unus. Penandatanganan MoU dilakukan di Gedung Pusat Kampus STMIK Komputama, Cilempuyang, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Ketua STMIK Komputama, Kusnana mengatakan kedua belah pihak sepakat untuk melakukan kerja sama di bidang pendidikan dan pengabdian masyarakat. Kerja sama itu di antaranya penempatan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bagian dari pengabdian di Malaysia.
KKN di Malaysia

Dalam hal ini, mahasiswa STMIK Komputama bakal ditempatkan di Sabah, Malaysia.
Kerja sama lainnya yakni, seminar dan workshop, penelitian (research and development), publikasi, serta program-program lainnya. STMIK Komputama siap menerima mahaiswa dari luar negeri, seperti yang telah penempatannya telah difasilitasi oleh Semporna Prihatin.
“Program atau kegiatan lainnya sesuai ketetapan kedua belah pihak nantinya yang tercantum dalam Memorandum of Action (MoA,” kata Kusnana, dikutip Jumat (25/9/2025).
Menurut Kusnana, nota kesepahaman ini berjangka waktu lima tahun terhitung September 2025. Itu artinya, MoU akan berakhir pada 2030 mendatang.
“Kerja sama ini bisa diperpanjang atas usul salah satu pihak, dengan ketentuan satu bulan sebelum MoU berakhir,” ujarnya.
Siap Terima Mahasiswa Asing

Sementara, Chairman NGO Semporna Prihatin, Hassan Bin Unus mengatakan sejauh ini pihaknya telah menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di beberapa negara. Salah satunya Indonesia, termasuk STMIK Komputama Cilacap.
Program yang kini sudah berjalan adalah penempatan KKN di Sabah, Malaysia, dengan fokus di beberapa wilayah dengan akses pendidikan yang terbatas. Di sana, mahasiswa akan mengajar anak-anak dan penduduk lokal terkait pengetahuan yang bermanfaat.
“Ada transfer knowledge dari mahasiswa Indonesia di sana. Kami sangat berterima kasih, keahlian yang dimiliki mahasiswa Indonesia bisa diajarkan kepada kami di sana,” kata Hassan.
Program lainnya adalah penempatan mahasiswa asal Malaysia di kampus STMIK Komputama. Bahkan, tak tertutup kemungkinan, mahasiswa yang berasal dari Filipina.
“Ke depan mahasiswa dari Malaysia dan Filipina bisa belajar di sini. Ini kampus luar biasa,”ujarnya.
Inkubator Bisnis STMIK Komputama Cilacap

Dalam kunjungan di STMIK Komputama Cilacap, Hassan menyaksikan langsung aktivitas mahasiswa di kampus, pesantren dan beberapa inkubator bisnis.
Hassan juga diajak turun langsung ke kebun dan peternakan yang langsung dikelola oleh mahasiswa santri dalam naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STMIK Komputama Cilacap.
Di sela kunjungan di Kampus, Hassan berkesempatan keliling area asrama dan berdiskusi dengan Mahasiswa Program Kuliah Tani Pondok. Dia sangat terkesan dengan program yang terintegrasi tersebut dan berharap program KTP juga bisa diikuti oleh Mahasiswa asal Malaysia.
*Penulis adalah jurnalis. Membantu di STMIK Komputama Cilacap