Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
previous arrow
next arrow
Home » article » Sholat Tidak Khusyuk Apa Diterima Allah? Penjelasan Adem Gus Baha

Sholat Tidak Khusyuk Apa Diterima Allah? Penjelasan Adem Gus Baha

Stmikkomputama.ac.id – Sholat merupakan ibadah yang sangat penting mengingat statusnya sebagai Rukun Islam kedua, setelah […]


Stmikkomputama.ac.id – Sholat merupakan ibadah yang sangat penting mengingat statusnya sebagai Rukun Islam kedua, setelah syahadat. Sholat menjadi penanda, dia seorang muslim atau sekadar Islam identitas saja.

Sholat merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh tiap manusia yang sudah berikrar tunduk kepada Allah SWT. Hal itu termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 238:

حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ

Peliharalah semua sholat (fardu) dan sholatWusṭā.75) Berdirilah karena Allah (dalam sholat) dengan khusyuk. (Al-Baqarah [2]:238).

Meski tak disebutkan secara eksplisit, namun para ulama sepakat bahwa yang dimaksud adalah sholat fardhu lima waktu. Selain ayat ini, masih banyak dalil perintah sholat dalam Al-Qur’an dan hadis.

Melansir qur’an.kemenag.go.id, ayat ini juga mengandung pesan, “Peliharalah secara sungguh-sungguh, baik secara pribadi maupun saling mengingatkan antara satu dengan lainnya tentang semua sholat, dan peliharalah secara khusus sholat wusta, yakni sholat asar dan subuh, karena keutamaannya. Dan laksanakanlah sholat karena Allah Pemilik kemuliaan dan keagungan dengan khusyuk, yakni dengan penuh ketaatan dan keikhlasan,”.

Terkait sholat khusyuk, tak dipungiri masih banyak muslim yang belum bisa melaksanakannya. Sebagian dari kita masih belum bisa sholat khusyuk.

Pertanyaannya kemudian, apabila sholat tidak khusyuk, apakah diterima Allah SWT?

Sholat Tidak Khusyuk, Apa Diterima?

Soal ini, ulama Al-Qur’an asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) memberikan penjelasan yang menenangkan. Sebelum menjelaskan, Gus Baha berpesan bahwa menurut mazhab Abu Hasan as-Syadzili seseorang tidak boleh merasa pesimis atau merasa bersalah dalam beribadah. Dalam hal ini termasuk juga perasaan ragu yang menyelimuti perihal salat diterima atau tidak.

“Ciri khasnya mazhab Syadzili itu adalah orang itu tidak boleh merasa salah. Imam Syadzili itu punya murid alim namanya Abul Abbas al-Mursyi. Abul Abbas al-Mursyi punya murid alim namanya Ibnu Athaillah yang mengarang kitab Hikam. Jadi, cerminan mazhab Syadzili adalah apa yang ada dalam kitab Hikam,” kata Gus Baha dikutip dari kanal YouTube Santri Gayeng, via kanal Islami Liputan6.com, Senin (1/9/2025).

Gus Baha lalu mencontohkan ucapan yang menunjukan rasa bersalah seseorang akan ibadah yang telah dilakukannya, yakni muncul keraguan perihal salat diterima atau tidak. “Saya ini tidak tahu, sholatku diterima atau tidak? Menurut Mazhab Syadzili kalau kita ngomong seperti itu diamuk, syirik kamu kalau ngomong begitu,” kata Gus baha.

Larangan akan hal ini lantaran setan sudah merasa kesal jika ada orang yang masih mau sujud kepada Allah (sholat). Oleh sebab itu melaksanakan sholat terlepas dari diterima atau tidak sudah sukses membuat setan kesal.

“Bagaimana juga setan sudah kesal sebab kamu mau sujud. Pokoknya kalau membuat setan kesal itu keren,” tandas Gus Baha.

Ulama Ahli Al-Qur’an juga menerangkan bahwa dalam sholat terdapat kalimat takbir yang tujuannya mengagungkan Allah. Tentu saja setan sangat murka dengan perbuatan ini dan membuat murka setan merupakan salah satu indikasi keberhasilah kita sebagai hamba Allah.

“Allahu Akbar, kalau Allah sudah kamu agungkan, setan itu kesal, walaupun ketika itu kamu ingat hutang, setelah itu kamu sujud berarti kamu patuh kepada Allah, padahal ketika itu kamu berdoa, ya Allah, berikan saya jabatan. Walaupun begitu setan kalau lihat kamu itu udah kesal! Asem zaman akhir ternyata ada yang masih sujud,” terang Gus Baha

“Paham ya, itu menurut mazhab Abu Hasan As-Syadzili, bagaimanapun juga kamu ditakdirkan orang yang bersujud itu merupakan pemberian Allah, maka harus kamu syukuri,” imbuhnya.

Pesan Gus Baha: Optimis

Lebih lanjut berdasarkan pandangan mazhab Abu Hasan as-Syadzili, Gus Baha menekankan pentingnya beramal sedikit tetapi optimis diterima oleh Allah, dibandingkan banyak amal namun hatinya diliputi keraguan dan perasaan bersalah.

“Makanya beramal sedikit, namun yakin itu anugerah Allah itu lebih baik dari pada beramal banyak tapi merasa salah, itu kata mazhabnya Abu Hasan As-Syadzili,” tandas Gus Baha

Gus Baha lantas mengambil contoh sederhana untuk memudahkan pemahaman bahwa meskipun salat kita tidak bisa sempurna sebab ketika salat tidak bisa fokus dan masih ingat hal-hal di luar salat, maka tetap harus kita syukuri. Hal ini lebih baik dibandingkan tidak melaksanakan salat sama sekali.

“Jadi ibaratnya begini, misal saya ketemu Rukhin, dan saya memberi nasi saja tanpa ada tempenya. Lalu Rukhin lahap sekali memakannya, padahal makanan ini jauh dari sempurna karena tidak ada lauk pauknya, dan tidak ada gizi 4 sehat 5 sempurna. Trus Rukhin makannya senang, maka saya senang juga,” kata Gus Baha mencontohkan.

“Maka sama kita diberi salat, dan bentuknya salat yang diberikan Allah kepada kita memang seperti ini, ingat utang, uang dan salatnya tidak terlalu benar. Tapi, hal ini pemberian Allah. Banyak orang diluar kita sama sekali tidak salat. ya sudah kita syukuri saja,” kata Gus Baha.

Khusyuk Bukan Syarat Sah Sholat

Melansir Muhammadiyah.or.id, perlu dicatat, para ulama menjelaskan bahwa khusyuk tidak termasuk syarat sahnya sholat. Syarat sah sholat adalah menghadap kiblat, menutup aurat, serta suci dari hadas. Adapun rukunnya meliputi niat, takbiratul ihram, membaca al-Fatihah, rukuk, i‘tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, tasyahud, shalawat, dan salam. Semuanya dengan tuma’ninah (ketenangan).

Maka, sholat seseorang tetap sah meski kekhusyukan belum hadir sepenuhnya. Namun, nilainya di sisi Allah tentu berbeda. Sebab, khusyuk adalah ruh sholat yang menentukan kualitas ibadah tersebut.

Pada akhirnya, diterima atau tidaknya sholat hanya Allah yang menilai. Namun, setiap muslim wajib berusaha meningkatkan kualitas kekhusyukan sholatnya. Usaha ini tidak cukup dengan niat, tetapi perlu disiplin, latihan, dan doa yang tulus.

Cara Agar Sholat Khusyuk

Pertanyaannya, bagaimana agar hati bisa khusyuk ketika sholat? Para ulama memberi sejumlah petunjuk:

  1. Mengenal Allah dengan benar (ma‘rifatullah).
  2. Mengikhlaskan salat semata-mata karena Allah.
  3. Membaca bacaan salat dengan tartil, perlahan, dan penuh penjiwaan.
  4. Menganggap setiap salat adalah salat terakhir.
  5. Mengembalikan pikiran yang melayang agar sadar sedang menghadap Allah.
  6. Menyiapkan kondisi fisik dan lingkungan. Nabi saw bahkan menasihati agar makan lebih dahulu jika makanan telah dihidangkan sebelum salat:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا وُضِعَ الْعَشَاءُ وَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَابْدَءُوا بِالْعَشَاءِ’

“Dari Anas bin Malik ra. (diriwayatkan) Nabi saw bersabda: Apabila makan malam sudah dihidangkan sedangkan salat jamaah sudah dikumandangkan iqamatnya, maka dahulukanlah makan.” [HR. al-Bukhari, no. 5042].

Sumber:

  • Kemenag.go.id
  • qur’an.kemenag.go.id
  • YouTube Santri Gayeng
  • Islami Liputan6.com
  • Muhammadiyah.or.id

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *