Saat Visual Studio Code jadi Sorotan, dari Keamanan Ekstensi hingga Kontroversi Fork ByteDance


CILACAP – Dunia pengembang perangkat lunak tengah diramaikan oleh berbagai perbincangan terkait Visual Studio Code (VS Code), editor kode populer besutan Microsoft. Isu pertama yang mencuat adalah soal keamanan ekstensi.

Beberapa kasus besar mengungkap adanya ekstensi berbahaya di Marketplace VS Code yang menyusupkan malware, termasuk pencurian kripto senilai sekitar 500.000 dolar AS melalui editor AI “Cursor IDE” dan penambahan cryptominer Monero pada sembilan ekstensi lain.

Bahkan dua tema populer, Material Theme – Free dan Material Theme Icons – Free, sempat dihapus karena terindikasi membawa perangkat lunak berbahaya. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang keamanan supply chain di ekosistem VS Code.

Di sisi lain, Microsoft terus mendorong integrasi kecerdasan buatan ke dalam VS Code, terutama melalui GitHub Copilot. Pembaruan versi 1.102 yang dirilis Juni 2025 membawa peningkatan pada fitur chat, inline completions, serta merilis Copilot Chat sebagai proyek open-source di bawah lisensi MIT.

Fitur baru seperti GitHub Copilot Extensions juga memudahkan pengembang mengakses dokumentasi, menghasilkan kode, hingga menjalankan aksi eksternal langsung dari editor. Meski begitu, sebagian pengguna merasa fokus besar pada Copilot membuat VS Code semakin berat dan kehilangan karakter ringan yang dulu menjadi daya tarik utamanya.

Tak kalah panas, muncul kontroversi setelah ByteDance—perusahaan induk TikTok—merilis Trae, sebuah fork open-source dari VS Code. Trae menghapus komponen proprietary Microsoft dan menambahkan teknologi AI canggih, namun laporan pengguna menunjukkan aplikasi ini tetap mengirim data ke server ByteDance meski telemetry dinonaktifkan, bahkan mencapai 500 kali dalam tujuh menit.

Situasi ini diperburuk oleh penghapusan komentar di kanal resmi yang membahas soal pelacakan data, memicu kecurigaan terkait privasi dan transparansi.

Perkembangan ini menempatkan Visual Studio Code di persimpangan besar: di satu sisi, ia menjadi pelopor integrasi AI yang mempercepat kerja pengembang, di sisi lain, ia dihadapkan pada tantangan menjaga keamanan, privasi, dan kenyamanan pengguna. Bagi komunitas, ini adalah momen untuk menuntut inovasi yang sejalan dengan kepercayaan dan keselamatan digital.

*M. Hasymi Somaida, S.T., M.M.S.I, Penulis adalah Kaprodi Sistem Informasi STMIK Komputama

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *