Unikma.ac.id – Ketika seseorang ingin memulai karier di dunia pemrograman, dua nama bahasa yang paling sering muncul adalah Python dan JavaScript. Keduanya sangat populer, banyak digunakan di dunia industri, serta memiliki komunitas besar yang ramah bagi pemula. Namun, keduanya memiliki karakteristik, tujuan, dan bidang aplikasi yang berbeda. Jadi, pertanyaannya adalah: bahasa mana yang lebih baik untuk langkah awal belajar coding di tahun 2025?
Artikel ini akan membahas secara mendalam kelebihan dan kekurangan Python dan JavaScript, termasuk perbandingan sintaks, kecepatan belajar, prospek kerja, serta bidang penggunaannya.
- Sekilas Tentang Python
Python adalah bahasa pemrograman serbaguna (general-purpose language) yang menekankan pada kemudahan membaca kode. Diciptakan oleh Guido van Rossum pada tahun 1991, Python menjadi pilihan utama dalam pendidikan, data science, AI, dan otomatisasi.
Kelebihan Python:
- Sintaks mudah dibaca dan ditulis – mirip bahasa manusia, cocok untuk pemula.
- Multi-purpose – dapat digunakan untuk web, AI, data science, scripting, dan otomasi.
- Komunitas besar – banyak forum, tutorial, dan dokumentasi berbahasa Indonesia.
- Banyak library siap pakai – seperti NumPy, Pandas, TensorFlow, Flask, dan Django.
Kekurangan Python:
- Kurang optimal untuk web frontend Python tidak digunakan untuk tampilan website secara langsung.
- Kecepatan eksekusi lebih lambat dibandingkan bahasa seperti JavaScript atau C++.
- Kurang cocok untuk aplikasi real-time seperti game online atau chat berbasis browser.
Bidang Penggunaan:
- Data Science & Machine Learning
- Web Development (backend)
- Otomatisasi sistem
- Scripting & prototyping
- Sekilas Tentang JavaScript
JavaScript adalah bahasa utama untuk web modern. Hampir semua website interaktif di dunia menggunakan JavaScript di bagian frontend, dan sejak munculnya Node.js, JavaScript juga digunakan untuk backend.
Kelebihan JavaScript:
- Bahasa wajib untuk web development – semua browser mendukung JavaScript.
- Dapat digunakan di semua sisi (Full Stack) – frontend (React, Vue, Angular) dan backend (Node.js).
- Ekosistem sangat luas – ribuan framework, library, dan tool open-source.
- Banyak peluang kerja – developer JavaScript dibutuhkan di hampir semua startup dan perusahaan besar.
Kekurangan JavaScript:
- Sintaks lebih kompleks untuk pemula dibandingkan Python.
- Cepat berubah banyak framework baru muncul setiap tahun, kadang membingungkan pemula.
- Debugging bisa rumit, terutama untuk kode asynchronous dan callback.
Bidang Penggunaan:
- Web Development (frontend dan backend)
- Aplikasi Mobile (React Native)
- Aplikasi Desktop (Electron)
- Game berbasis web
- Perbandingan Python vs JavaScript
| Aspek | Python | JavaScript |
| Kemudahan Belajar | Sangat mudah, cocok untuk pemula | Agak menantang di awal |
| Tujuan Utama | Data science, AI, backend, scripting | Web development (frontend & backend) |
| Kinerja (Performance) | Lebih lambat | Lebih cepat di browser |
| Peluang Karier | AI, Data Analyst, Backend Developer | Frontend, Full StackDeveloper |
| Komunitas | Sangat besar dan suportif | Sangat besar dan aktif |
| Framework Populer | Django, Flask, TensorFlow | React, Vue, Angular, Node.js |
| Kemudahan Debugging | Mudah dipahami | Kadang kompleks |
| Kesesuaian untuk Pemula | Sangat cocok untuk belajar logika | Cocok jika fokus ke dunia web |
- Pilihan Berdasarkan Tujuan Belajar
Jika kamu masih bingung memilih, gunakan panduan sederhana berikut:
- Ingin fokus ke AI, data, dan otomatisasi?
👉 Pilih Python. - Ingin membuat website atau aplikasi interaktif?
👉 Pilih JavaScript. - Ingin jadi Full Stack Developer?
👉 Mulailah dari JavaScript, tapi kamu bisa mempelajari Python nanti untuk backend atau AI. - Ingin belajar konsep dasar pemrograman tanpa pusing framework?
👉 Python lebih ramah dan cepat dikuasai.
- Prospek Karier di Tahun 2025
Kedua bahasa ini tetap akan mendominasi industri teknologi di tahun 2025. Berdasarkan data dari berbagai portal lowongan seperti Glints, Jobstreet, dan LinkedIn Indonesia, permintaan untuk Python Developer dan JavaScript Developer terus meningkat, terutama di sektor:
- Startup teknologi
- Fintech dan e-commerce
- EduTech dan HealthTech
- Perusahaan berbasis data
Selain itu, banyak perguruan tinggi dan bootcamp coding di Indonesia menjadikan Python dan JavaScript sebagai bahasa utama pengajaran, membuktikan keduanya masih sangat relevan.
- Tips Memilih Bahasa Pertama
- Tentukan minatmu dulu jangan ikut tren tanpa tahu arah.
- Mulailah dari proyek kecil misalnya membuat kalkulator (Python) atau to-do list (JavaScript).
- Gunakan platform pembelajaran gratis seperti Dicoding, W3Schools, CodePolitan, dan FreeCodeCamp.
- Konsisten belajar setiap hari meskipun hanya 30 menit.
- Jangan takut gagal setiap error adalah pelajaran.
Kesimpulan
Tidak ada jawaban mutlak antara Python dan JavaScript semuanya tergantung pada tujuan dan minatmu. Jika kamu tertarik dengan data, AI, dan analisis, maka Python adalah langkah pertama yang tepat. Namun, jika kamu ingin menjadi web developer atau membuat aplikasi interaktif, maka JavaScript adalah pilihan terbaik. Yang paling penting bukan bahasa mana yang kamu pilih, tetapi seberapa konsisten kamu belajar dan berlatih setiap hari.
Sumber Referensi :
- Skilvul — 6 Bahasa Pemrograman Populer yang Wajib Dipelajari Pemula “https://skilvul.com/blogs/6-bahasa-pemrograman-populer-yang-wajib-dipelajari-pemula”
- UMN — 6 Bahasa Pemrograman Cocok untuk Pemula, Mana yang Dipelajari Dulu? “https://www.umn.ac.id/6-bahasa-pemrograman-cocok-untuk-pemula-mana-yang-dipelajari-dulu”
- Gamelab — RekomendasiBahasa Pemrograman yang Mudah Dipahami “https://www.gamelab.id/news/3610-rekomendasi-bahasa-pemrograman-yang-mudah-dipahami”
- Jagoan Hosting — 14+ Bahasa Pemrograman untuk Pemula yang Wajib Diketahui “https://www.jagoanhosting.com/blog/bahasa-pemrograman-pemula”









