Stmikkomputama.ac.id – Presiden Prabowo Subianto membagikan momen berziarah ke makam kakek neneknya di sela kunjungan kenegaraan di Kerajaan Belanda, Sabtu. Prabowo nyekar makam leluhurnya, yakni Phillip Frederik Laurens Sigar dan Cornelie Emilie Sigar.
“Di sela-sela kunjungan resmi kenegaraan ke Kerajaan Belanda, saya menyempatkan diri berziarah ke pemakaman umum Oud Eik en Duinen di Den Haag,” tulis Prabowo, di Instagram pribadinya, @prabowo, dikutip Minggu (29/9/2029).
Di tempat ini, bersemayam Kakek dan Nenek saya — orang tua dari Ibu saya, Dora Marie Sigar — yaitu almarhum Phillip Frederik Laurens Sigar dan almarhumah Cornelie Emilie Sigar, yang wafat dan dimakamkan di Belanda pada tahun 1946.
Bagi masyarakat Indonesia, sosok kakek dan nenek Prabowo belum banyak dikenal. Berikut ini, adalah profil kakek dan nenek Prabowo dari jalur ibunya, Phillip Frederik Laurens Sigar dan Cornelie Emilie Sigar, serta catatan silisahnya.
Profil Phillip Frederik Laurens Sigar Kakek Presiden Prabowo

Melansir suara.com, Philip Frederik Laurens Sigar lahir di akhir abad ke-19 di wilayah Minahasa, Sulawesi Utara, yang saat itu merupakan bagian dari Hindia Belanda. Ia berasal dari keluarga keturunan Minahasa, suku yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan pemerintahan kolonial Belanda.’
Sigar meniti karier sebagai pejabat administrasi di era kolonial, di mana ia menjabat sebagai anggota Gemeenteraad (Dewan Kota) Manado dari tahun 1920 hingga 1922.
Selanjutnya, ia diangkat menjadi Gewestelijk Secretaris (Sekretaris Residen) Manado pada periode 1922-1924. Peran ini menunjukkan posisinya yang strategis dalam birokrasi kolonial, di mana ia bertanggung jawab atas urusan administratif di wilayah Manado.
Benjamin Sigar menjadi pasukan bantuan yang direkrut pemerintah Hindia Belanda untuk mendukung operasi militer, termasuk dalam Perang Jawa (1825-1830) yang berujung pada penangkapan Pangeran Diponegoro.
Benjamin Sigar bahkan menerima penghargaan Militaire Willems-Orde kelas 4 dari Kerajaan Belanda atas jasanya.
Latar belakang ini menjadikan Philip Sigar sebagai figur yang mewarisi tradisi loyalitas terhadap pemerintahan Belanda, meskipun di tengah gelombang nasionalisme Indonesia yang mulai bangkit.
Profil Cornelie Emelie Sigar Maengkom Nenek Presiden Prabowo
Sementara itu, Cornelie Emelie Maengkom, nenek Prabowo, lahir pada tahun 1888 di wilayah yang sama, Minahasa. Ia adalah putri dari Jan Eduard Maengkom, danjuga berasal dari keturunan suku Minahasa yang memiliki ikatan kuat dengan budaya Belanda.
Cornelie menikah dengan Philip Sigar. Dari pernikahan ini, lahirlah Dora Marie Sigar, ibu Prabowo.
Mengutip CNN Indonesia, informasi tentang kehidupan pribadi Cornelie relatif terbatas dalam catatan sejarah. Namun, ia dikenal sebagai bagian dari masyarakat Indo, keturunan campuran Eropa-Indonesia, yang umum di kalangan elite Minahasa saat itu.
Dalam perjalanannya, Dora bertemu dengan Sumitro Djojohadikusumo. Setelah Indonesia merdeka, keduanya menikah.
Dora mendukung karier Sumitro sebagai ekonom dan pejabat negara.
Dora dan Sumitro mempunyai empat orang anak. Salah satu keturunan mereka adalah Prabowo Subianto Djojohadikusumo yang saat ini menjadi Presiden kedelapan RI.
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
**Penulis adalah jurnalis, membantu di STMIK Komputama Cilacap
Sumber:
- Suara.com – https://www.suara.com/lifestyle/2025/09/28/123953/profil-kakek-dan-nenek-prabowo-subianto-yang-dikubur-di-belanda
- CCNN Indonesia – https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250928145154-20-1278580/momen-prabowo-nyekar-ke-makam-kakek-di-belanda-siapa-laurens-sigar