Banner Tarik Pameran Elektronik dan Teknologi Modern Biru dan Merah Muda (1)
previous arrow
next arrow

Pakar BRIN Sebut Bola Api dan Dentuman di Langit Cirebon Meteor, Ini Dampaknya

UNIKMA, Cilacap – Warga di Cirebon dan sekitarnya digegerkan oleh kemunculan bola api misterius yang […]

Infografis bola api dan dentuman misterius di Cirebon yang disimpulkan Meteor oleh BRIN. (Foto: Infografis by AI/UNIKMA Cilacap)


UNIKMA, Cilacap – Warga di Cirebon dan sekitarnya digegerkan oleh kemunculan bola api misterius yang melintas di langit pada Minggu malam, disertai suara dentuman keras dan getaran yang dirasakan hingga rumah penduduk. Fenomena ini terjadi sekitar pukul 18.35 hingga 18.39 WIB dan sempat menimbulkan kepanikan serta membuat banyak orang keluar untuk melihat asal suara dan cahaya tersebut.

Menanggapi kejadian ini, pakar antariksa dari BRIN, Thomas Djamaluddin, menyatakan bahwa objek bercahaya itu adalah meteor berukuran cukup besar yang memasuki atmosfer bumi dari arah barat daya wilayah Kuningan menuju Cirebon.

Dia menjelaskan bahwa suara dentuman yang terdengar bukan disebabkan oleh tumbukan meteor ke bumi, melainkan gelombang kejut (shockwave) yang muncul ketika meteor memasuki lapisan atmosfer lebih rendah dan menghasilkan tekanan mendadak. Ia juga memperkirakan objek tersebut jatuh ke laut, bukan ke daratan, sehingga tidak menimbulkan kerusakan di wilayah permukiman.

BRIN menegaskan bahwa fenomena tersebut adalah kejadian alami yang relatif langka dan tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat, selama tidak terjadi dampak sekunder seperti kebakaran atau kerusakan struktural.

Sementara itu, BMKG Kertajati menyatakan telah mengumpulkan data meteorologi dan seismik awal, memastikan bahwa kondisi cuaca saat kejadian normal tanpa aktivitas ekstrem, dan bahwa fenomena seperti ini berada di domain analisis lembaga antariksa seperti BRIN.

Fakta-Fakta Meteor di Cirebon

Berikut beberapa fakta utama yang dijadikan dasar BRIN menyimpulkan bahwa fenomena bola api dan dentuman di Cirebon berasal dari meteor:

  1. Rekaman visual dan laporan saksi
    Warga di sejumlah kecamatan melaporkan melihat bola api melintas di langit pada malam hari. Rekaman CCTV dan video amatir juga memperlihatkan objek bercahaya yang bergerak cepat di langit sekitar pukul 18.35 WIB. Fenomena visual ini mendukung dugaan adanya benda luar angkasa yang memasuki atmosfer.
  2. Deteksi getaran oleh sensor BMKG / seismik
    Sensor gempa atau seismik milik BMKG Cirebon mencatat adanya getaran signifikan sekitar pukul 18.39.12 WIB, sekitar waktu kejadian visual bola api. Hal ini konsisten dengan adanya gelombang kejut yang dihasilkan saat meteor memasuki atmosfer bagian bawah dan memampatkan udara di sekitarnya.
  3. Fenomena gelombang kejut (sonic boom) saat meteor memasuki atmosfer rendah
    BRIN menjelaskan bahwa suara dentuman keras berasal dari gelombang kejut (shock wave) yang terbentuk ketika meteor melintasi atmosfer bagian bawah dengan kecepatan tinggi. Tekanan dan hambatan udara menyebabkan pecahan dan tekanan mendadak yang menimbulkan suara keras tersebut.
  4. Analisis lintasan dan lokasi jatuh ke laut, bukan darat
    Dari analisis lintasan objek dan pola cahaya, BRIN menyimpulkan meteor tidak mendarat di daratan, tetapi jatuh di Laut Jawa. Hal ini menjelaskanmengapa tidak ada kerusakan permukiman atau dampak langsung di wilayah darat.

Dampak Bola Api dan Dentuman di Cirebon

Berikut beberapa dampak yang mungkin muncul dari fenomena meteor seperti yang terjadi di Cirebon, dan penjelasan terkait dari pihak ilmiah:

1. Gelombang Kejut dan Suara Dentuman

  • Ketika meteor memasuki atmosfer dengan kecepatan tinggi, benda tersebut menekan dan memampatkan udara di depannya. Proses ini menciptakan gelombang kejut (sonic boom) yang bisa menghasilkan suara dentuman keras yang terdengar jauh dari lokasi lintasan meteor. Pada peristiwa di Cirebon, getaran akibat gelombang kejut ini bahkan tercatat oleh sensor BMKG di wilayah sekitar.
  • Suara ledakan yang terdengar juga bisa disebabkan oleh pecahnya material meteor sebagai akibat dari tekanan dan suhu ekstrem saat masuk atmosfer.

2. Potensi Kerusakan Fisik (Meski kecil dalam kasus ini)

  • Jika meteor cukup besar dan meledak dekat permukaan, tekanan gelombang kejutnya bisa merusak jendela rumah atau menyebabkan kaca pecah, atap bergetar, dan fragmen kecil dari benda itu mungkin jatuh ke daratan.
  • Namun dalam kasus Cirebon, para peneliti dari BRIN menduga meteor melintasi ke laut dan tidak menumbuk daratan, sehingga risiko kerusakan di wilayah pemukiman sangat kecil atau nihil.

3. Dampak Visual, Psikologis, dan Ilmiah

  • Secara visual, meteor besar menghasilkan kilatan cahaya terang atau bola api yang dapat mengejutkan banyak orang. Kejadian semacam ini sering menarik perhatian publik dan media, menimbulkan rasa takjub maupun kekhawatiran sementara.
  • Dari sisi ilmu pengetahuan, meteor – terutama bila sebagian materialnya sampai ke permukaan sebagai meteorit – bisa menjadi bahan studi penting tentang asal-usul tata surya, komposisi material angkasa, dan proses fisika ekstrem.
  • Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa meteor seperti yang melintas di Cirebon tergolong fenomena alam biasa dan tidak perlu menimbulkan kepanikan masyarakat, selama tidak ada kerusakan nyata atau risiko sekunder seperti kebakaran.

*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
** Penulis adalah jurnalis, membantu di Universitas Komputama (Unikma) Cilacap, Jawa Tengah

Sumber:

  • tempo.co — berita “Suara Dentuman di Cirebon … BRIN pastikan meteor jatuh”
  • detik.com — analisis BMKG tentang dentuman saat meteor melintas di Cirebon
  • cnnindonesia.com — “BRIN soal bola api dan dentuman keras di Cirebon”

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

content-2011

Mix Parlay


yakinjp

yakinjp

yakinjp

rtp yakinjp

yakinjp

Togel Online Resmi

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

yakinjp

news

slot mahjong ways

judi bola online

yakinjp

yakinjp

3001

3002

3003

3004

3005

3006

3007

3008

3009

3010

3096

3097

3098

3099

3100

3101

3102

3103

3104

3105

4000

4001

4002

4003

4004

4005

4006

4007

4008

4009

4010

4011

4012

4013

4014

4015

4016

4017

4018

4019

3026

3027

3028

3029

3030

3031

3032

3033

3034

3035

3106

3107

3108

3109

3110

3111

3112

3113

3114

3115

4020

4021

4022

4023

4024

4025

4026

4027

4028

4029

4030

4031

4032

4033

4034

4035

4036

4037

4038

4039

3036

3037

3038

3039

3040

3041

3042

3043

3044

3045

3116

3117

3118

3119

3120

3121

3122

3123

3124

3125

4040

4041

4042

4043

4044

4045

4046

4047

4048

4049

4050

4051

4052

4053

4054

4055

4056

4057

4058

4059

3126

3127

3128

3129

3130

3131

3132

3133

3134

3135

3056

3057

3058

3059

3060

3061

3062

3063

3064

3065

3136

3137

3138

3139

3140

3141

3142

3143

3144

3145

4060

4061

4062

4063

4064

4065

4066

4067

4068

4069

4070

4071

4072

4073

4074

4075

4076

4077

4078

4079

3071

3072

3073

3074

3075

3136

3137

3138

3139

3140

3141

3142

3143

3144

3145

4080

4081

4082

4083

4084

4085

4086

4087

4088

4089

4090

4091

4092

4093

4094

4095

4096

4097

4098

4099

3076

3077

3078

3079

3080

3081

3082

3083

3084

3085

4100

4101

4102

4103

4104

4105

4106

4107

4108

4109

4110

4111

4112

4113

4114

4115

4116

4117

4118

4119

3086

3087

3088

3089

3090

3091

3092

3093

3094

3095

4120

4121

4122

4123

4124

4125

4126

4127

4128

4129

4130

4131

4132

4133

4134

4135

4136

4137

4138

4139

content-2011