Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
previous arrow
next arrow

Negara Maju dalam Bingkai Keislaman: Melampaui Materialisme Menuju Peradaban Paripurna

Kritik Islam terhadap Konsep Negara Maju yang Materialistis Islam memandang konsep kemajuan yang semata-materialistis ini […]


Kritik Islam terhadap Konsep Negara Maju yang Materialistis

Islam memandang konsep kemajuan yang semata-materialistis ini sebagai sesuatu yang parsial dan berpotensi menyesatkan. Al-Qur’an mengingatkan, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang harta dan anak-anak…” (QS. Al-Hadid: 20). Ayat ini bukanlah celaan terhadap kekayaan, tetapi peringatan agar kekayaan tidak menjadi tujuan akhir yang melalaikan dari tujuan penciptaan yang sesungguhnya. Sebuah negara boleh saja kaya raya, tetapi jika kekayaan itu hanya dinikmati oleh segelintir elite, sementara kesenjangan melebar, korupsi merajalela, dan nilai-nilai kemanusiaan diabaikan, maka dalam perspektif Islam, negara tersebut gagal disebut “maju”. Kemajuan sejati harus mencakup kemajuan spiritual dan moral, di mana materi menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memakmurkan bumi, bukan untuk kesombongan dan kerusakan.

Prinsip Dasar Negara Maju dalam Islam – Konsep Khairu Ummah

Islam menawarkan konsep negara idealnya melalui terma Khairu Ummah (sebaik-baik umat) seperti yang tertuang dalam QS. Ali ‘Imran: 110, “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” Konsep ini menjadi fondasi bagi negara maju ala Islam. Kemajuan bukanlah untuk diri sendiri, tetapi untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Sebuah negara maju dalam Islam adalah negara yang mampu mengejawantahkan dua fungsi utama: pertama, amar ma’ruf (memerintahkan kebaikan), yaitu aktif membangun peradaban yang unggul dalam ilmu, seni, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Kedua, nahi munkar  (mencegah kemungkaran), yaitu memiliki sistem dan moral kolektif yang kuat untuk memberantas kezaliman, korupsi, kemiskinan, kebodohan, dan segala bentuk kemaksiatan.

Pilar Negara Maju Perspektif Islam – Keseimbangan Dunia dan Akhirat

Berdasarkan konsep Khairu Ummah, setidaknya ada lima pilar utama negara maju dalam perspektif Islam yang menyeimbangkan dunia dan akhirat:

  1. Kedaulatan Ilahi (Theocracy dalam Makna Prinsip, Bukan Sistem): Negara mengakui bahwa sumber hukum tertinggi adalah Allah SWT. Hukum positif yang dibuat manusia harus selaras dan tidak bertentangan dengan syariat-Nya yang menjunjung tinggi keadilan.
  2. Keadilan Sosial yang Menyeluruh (Al-‘Adl): Keadilan adalah inti dari pemerintahan Islam. Kekayaan negara harus didistribusikan secara adil untuk memenuhi kebutuhan dasar semua warga (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan) dan mencegah monopoli serta penimbunan harta.
  3. Pembangunan Manusia yang Paripurna: SDM tidak hanya cerdas secara intelektual (IQ) tetapi juga secara emosional (EQ) dan spiritual (SQ). Pendidikan karakter dan akhlak mulia diintegrasikan dalam sistem pendidikan.
  4. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Pemanfaatan Alam (Iqtiraf): Islam mendorong ijtihad dan eksplorasi ilmu pengetahuan. Alam adalah amanah yangharus dimanfaatkan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, bukan dieksploitasi secara serakah.
  5. Tata Kelola yang Amanah dan Bebas Korupsi: Pemerintah dan pemimpin adalah pelayan umat (khadimul ummah) yang harus menjalankan amanah dengan jujur, transparan, dan akuntabel.
Halaman: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *