CILACAP – Semua bermula dari masa pandemi Covid-19. Sebuah periode yang memaksa dunia berhenti sejenak, tetapi juga menjadi titik balik yang mengubah pola perilaku masyarakat secara drastis. Aktivitas yang sebelumnya dilakukan di luar rumah, seperti belanja ke pusat perbelanjaan atau mall, berubah menjadi kegiatan yang sepenuhnya bisa dilakukan dari rumah.
Tak perlu lagi panas-panasan, berdesak-desakan, atau mengantre lama hanya untuk membeli barang kebutuhan. Semua bisa dilakukan cukup dengan sentuhan jari—lewat perangkat smartphone dan jaringan internet.
Dampaknya, terjadi lonjakan signifikan dalam aktivitas jual beli online. Berbagai platform marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, hingga media sosial seperti Facebook, Instagram, dan bahkan TikTok, mulai dibanjiri para penjual yang menawarkan dagangannya secara digital.
Fenomena ini bukan tanpa sebab. Media sosial memang menjadi tempat berkumpulnya orang dari berbagai kalangan—mulai dari anak-anak muda, orang tua, hingga para profesional. Maka wajar jika media sosial berubah menjadi “pasar raksasa” tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam satu ruang digital.
Bahkan, menurut data terbaru dari DataReportal – Global Digital Insights, hingga April 2025 tercatat ada 5,31 miliar pengguna media sosial di seluruh dunia. Angka ini setara dengan 64,7% dari total populasi global. Fakta ini memperkuat bahwa media sosial bukan hanya tempat hiburan, tapi juga ladang subur untuk mendapatkan penghasilan—termasuk bagi mahasiswa yang ingin menambah uang saku.
Siapa Saja Bisa Jualan, Tanpa Harus Punya Produk Sendiri
Menariknya, jualan online kini tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki produk sendiri. Dengan sistem reseller dan affiliate marketing, siapa pun bisa ikut berjualan. Mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan pelajar bisa ikut meramaikan dunia bisnis digital hanya dengan bermodalkan ponsel dan koneksi internet.
Dengan bermodal beberapa contoh gambar produk yang sudah disiapkan oleh penyedia, seseorang sudah bisa menawarkan produk tersebut melalui media sosial mereka. Tidak perlu stok barang, tidak perlu sewa ruko, tidak perlu repot pengemasan dan pengiriman. Cukup share link atau gambar, pembeli tertarik, transaksi terjadi, komisi pun mengalir.
Namun tren terus berkembang. Bila sebelumnya produk yang dijual mayoritas adalah produk fisik seperti baju, sepatu, atau makanan, kini perhatian masyarakat mulai beralih ke produk digital—produk dalam bentuk file yang bisa diunduh dan digunakan langsung setelah pembelian.
Era Baru: Produk Digital sebagai Peluang Emas
Produk digital kini sedang naik daun. Di tengah era digital yang semakin matang, banyak orang mulai memproduksi dan menjual produk digital seperti:
– Worksheet edukatif untuk anak-anak
– Flashcard pembelajaran seperti alfabet, angka, atau perkalian
– Buku cerita bergambar atau dongeng ilustratif
– Planner harian atau mingguan
– Template presentasi
– Video tutorial DIY atau edukatif
– Ebook panduan bisnis, desain, dan lainnya
Apa yang menarik dari produk digital? Mereka tidak memerlukan biaya produksi fisik, bisa dibuat sekali dan dijual berkali-kali, dan bisa dikirim secara instan lewat email, link, atau platform download. Ini sangat cocok untuk mahasiswa yang punya kreativitas tapi modal terbatas.
Canva: Aplikasi Serba Bisa untuk Produksi Digital
Nah, di sinilah peran Canva sebagai “aplikasi sejuta umat” menjadi sangat vital. Canva, yang awalnya hanya dikenal sebagai alat desain grafis sederhana, kini berkembang menjadi platform desain multifungsi. Mahasiswa bisa membuat berbagai produk digital di Canva, seperti: Desain worksheet anak, Flashcard edukasi, Thumbnail YouTube, Ebook sederhana, Template Instagram Story, Infografis edukatif, Brosur digital, Planner printable
Canva juga menyediakan ribuan template gratis yang bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan, serta fitur premium yang bisa diakses dengan Canva Pro (yang juga sering punya versi trial atau diskon pelajar).
Semua ini bisa dilakukan tanpa perlu kemampuan desain tingkat tinggi. Bahkan orang yang baru pertama kali pegang laptop pun bisa dengan cepat belajar membuat produk digital karena tampilan Canva yang sangat ramah pengguna.
Bukan Hanya Buat, Tapi Juga Bisa Diajarkan
Salah satu keunggulan lain dari dunia produk digital adalah: apa yang kamu bisa, bisa kamu ajarkan. Artinya, mahasiswa yang sudah jago bikin produk digital di Canva, juga bisa membuat:
– Video tutorial proses pembuatan produk
– Ebook panduan membuat produk digital dari awal
– Kelas online (V-Course) yang berisi materi ajar tentang pembuatan dan pemasaran produk digital. Dengan kata lain, kamu bisa jual produknya dan jual ilmunya.
Cuan + Portofolio: Kombinasi Menang untuk Mahasiswa
Bagi mahasiswa, ini bukan hanya soal uang saku tambahan. Dengan menjual produk digital dan membangun toko online pribadi (di TikTok Shop, Shopee, Etsy, atau Linktree, Lynk.id), kamu juga sedang membangun portofolio. Ini akan sangat berguna ketika lulus kuliah nanti, karena kamu sudah punya bukti nyata kemampuan kreatif dan pengalaman bisnis.
Bayangkan kamu ikut interview kerja, dan kamu bisa menunjukkan bahwa kamu pernah membuat 30 produk digital, punya 500 pembeli dari berbagai negara, dan pernah mengajar 100 orang lewat video course. Pasti kamu akan sangat menonjol di mata recruiter.
Ingin Mulai? Ada Panduan Lengkapnya
Mungkin kamu bertanya-tanya:
“Harus mulai dari mana? Harus pakai platform apa? Bagaimana cara riset produk yang laku?”
Tenang, semua pertanyaan itu sudah dijawab dalam satu paket panduan lengkap. Ada sebuah kelas eksklusif V-Course berjudul “Cuan dari Produk Digital”, yang isinya:
✅ Panduan dasar membuat produk digital dari Canva
✅ Tutorial bikin desain yang cepat dan menarik
✅ Strategi jualan di media sosial dan marketplace
✅ Cara membuat video tutorial dan ebook panduan
✅ Trik riset produk digital yang sedang tren
✅ Tips mengoptimalkan Linktree, TikTok, Shopee, dan lainnya
Kelas ini cocok untuk mahasiswa, pelajar, atau siapa pun yang ingin mulai mendapatkan penghasilan dari dunia digital tanpa modal besar, tanpa ribet, dan bisa dari rumah.
Kalau kamu punya kreativitas dan mau belajar, Canva bukan sekadar aplikasi, tapi alat tempur serbaguna untuk mendatangkan penghasilan sambil kuliah.
Mari ubah skill jadi cuan.
Waktunya kamu jadi Produsen Digital, bukan cuma penonton!
Tertarik ikut kelasnya?
*Penulis adalah Dosen Pendidikan Matematika STMIK Komputama, Trainer produk digital
