Cilacap, UNIKMA – Dalam khazanah Islam, sosok Salahuddin Al-Ayyubi atau seringkali disebut dengan Saladin adalah sosok yang cukup populer. Dia dikenal sebagai panglima perang dengan segudang prestasi. Paling spektakuler tentu saja saat peristiwa penaklukan Yerusalem, 2 Oktober 1187 Masehi.
Hingga kini, kisah mengenai keberanian, kecerdikan, kecerdasan dan keadilannya masih dikenang, baik oleh muslim maupun penganut agama lain. Salahuddin al-Ayyubi adalah gambaran pemimpin Islam yang berani, tegas dan penuh rasa keadilan.
Digambarkan dalam sebuah fragmen, usai menaklukkan Yerussalem melalui pertempuran melawan Tentara Salib, Salahuddin tetap bersikap adil untuk penganut agama lain. Dia tak lantas memberangus hak-hak warga sipil non-muslim, dan menjadi teladan yang hingga kini masih terus dikisahkan.
Berikut ini, Tim Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap menyajikan profil dan kisah perjalanan Salahuddin al-Ayubi menjadi salah satu panglima perang paling brilian dan pemimpin yang dikenang dunia, melansir berbagai sumber, Kamis (2/10/2025):
Profil dan Jejak Perjuangan Salahuddin Al-Ayyubi
Salahuddin Al-Ayyubi (lahir 1137/1138 di Tikrit, Mesopotamia — wafat 4 Maret 1193 di Damaskus), yang dalam sumber barat dikenal sebagai Saladin, adalah pendiri Dinasti Ayyubiyah dan salah satu tokoh militer-politik paling terkenal pada masa Perang Salib.
Ia menjadi Sultan Mesir dan kemudian mampu mempersatukan wilayah-wilayah Muslim penting (Mesir, Suriah, Jazirah, Hejaz, Yaman, dan wilayah lain) untuk melancarkan perlawanan terorganisir terhadap negara-negara Salib di Levant.
Reputasinya meliputi kemampuan militer, keterampilan administrasi, kampanye untuk menyatukan kaum Muslim, serta citra kebijaksanaan, kemurahan hati, dan kesopanan yang dikagumi baik di dunia Islam maupun di kalangan kronik Eropa. (Encyclopedia Britannica)
Nama, asal-usul, dan keluarga
Salahuddin lahir dari keluarga militer Kurdi. Ayahnya bernama Ayyub dan pamannya yang terkenal, Shirkuh, adalah komandan militer yang bekerja di bawah penguasa Zengid, Nur al-Din. Keluarga Ayyubiyah berakar pada tradisi militer dan birokrasi yang memposisikan Salahuddin sejak muda dalam jaringan kekuasaan regional yang memungkinkan karier militernya berkembang. (Encyclopedia Britannica)
Masa muda dan awal karier
Salahuddin mengawali kariernya sebagai bagian dari pengikut dan bawahan pamannya Shirkuh dalam ekspedisi-ekspedisi ke Mesir yang terjadi pada 1160-an.
Setelah Shirkuh wafat, Salahuddin mengambil alih pemerintahan negara Fatimiyah di Mesir (yang saat itu bersalafi Syiah Ismailiyah) dan secara bertahap mengembalikan Mesir ke ortodoksi Sunni serta menyingkirkan pengaruh Fatimid—langkah yang membuka jalan bagi pendirian dinasti Ayyubiyah.
Pada masa ini Salahuddin menunjukkan kombinasi kecakapan militer dan politik yang kuat: mengkonsolidasikan tentara, mengatur administrasi dan memperoleh legitimasi melalui pengakuan khalifah Abbasiyah. (Wikipedia)
Kebangkitan politik dan pendirian Dinasti Ayyubiyah
Setelah wafatnya Nur al-Din (1174), Salahuddin memperluas pengaruhnya di Suriah dan Jazirah. Pada 1174 ia diakui sebagai Sultan Mesir oleh khalifah Abbasiyah, yang menandai dimulainya otoritas Ayyubiyah resmi.
Strategi Salahuddin tidak hanya memperluas wilayahtetapi juga menempatkan anggota keluarga dan pengikut dekat pada posisi-posisi penting di daerah-daerah yang ditaklukkannya—pendekatan yang membantu menegakkan stabilitas tetapi juga memicu persaingan internal setelah kematiannya. (worldhistory.org)
Perang Salib — Hattin dan penaklukan Yerusalem
Prestasi militer paling terkenal Salahuddin adalah kemenangan di Pertempuran Hattin (4 Juli 1187) melawan kekuatan gabungan Tentara Salib, yang kemudian membuka jalan bagi penyerahan kembali Kota Yerusalem kepada kaum Muslim pada 2 Oktober 1187.
Kemenangan ini mengubah keseimbangan kekuatan di Levant dan memicu gelombang tanggapan dari Eropa (termasuk yang memunculkan Perang Salib Ketiga).
Dalam menaklukkan Yerusalem, sumber-sumber menyebutkan bahwa Salahuddin menampilkan kebijakan yang relatif lunak terhadap warga sipil dan para pejuang Kristen yang kalah, yang memperkuat reputasinya sebagai pemimpin yang berbelas kasih menurut standar zamannya. (worldhistory.org)
Gaya kepemimpinan, kecerdikan, dan manajemen militer
Salahuddin dikenal sebagai pemimpin yang menggabungkan keahlian strategis, disiplin militer, dan kemampuan diplomatik. Ia mampu menyatukan pasukan yang multietnis dan menjaga hubungan politik dengan penguasa Muslim lain.
Dalam operasi militernya, Salahuddin kerap menekankan logistik, intelijen medan, dan pemanfaatan medan—faktor-faktor yang berkontribusi pada sukses-suksesnya melawan negara-negara Salib.
Keputusan-keputusannya juga dipengaruhi oleh legitimasi agama: ia sering menempatkan dirinya sebagai pembela umat Islam terhadap invasi Salib, namun di lapangan ia juga membuat keputusan praktis dan perhitungan politik demi stabilitas jangka panjang wilayah-wilayah yang dikuasainya. (HISTORY)
Ciri pribadi: keberanian, keadilan, dan citra ulama
Di samping reputasi militer, Salahuddin dipandang dalam banyak narasi sejarah sebagai figur yang berbudi luhur: dermawan, adil, dan berakhlak.
Banyak kronik muslim dan latin kemudian menulis tentang sikapnya yang murah hati terhadap musuh yang kalah, kepeduliannya kepada rakyat, dan komitmennya terhadap prinsip-prinsip Sunni setelah mengakhiri kekuasaan Fatimid di Mesir.
Citra “panglima sekaligus ulama” sebagian berasal dari cara ia menautkan wibawa religius (gelar Ṣalāḥ al-Dīn — “kebenaran agama”) dengan otoritas politik-militer, meski secara teknis ia bukan ulama dalam pengertian ahli hadis atau fiqh; otoritas keagamaannya lebih bersifat simbolis dan legitimatif. (Encyclopedia Britannica)
Pemerintahan dan warisan administratif
Salahuddin mengembangkan birokrasi yang menggabungkan tradisi administratif Mesir dengan praktik militer-feodal yang lazim di Syria dan Jazirah. Ia membangun jaringan wakil keluarga (emir) untuk memerintah provinsi, mereformasi angkatan bersenjata, dan mendukung pendirian lembaga keagamaan serta madrasah Sunni untuk mengokohkan legitimasi agama rezimnya.
Warisan administratifnya bertahan melalui dinasti Ayyubiyah dan memberi dasar bagi struktur negara-negara Islam berikutnya di wilayah itu. (Wikipedia)
Hubungan dengan tokoh Eropa dan citra dalam tradisi Barat
Kisah pertemuan dan perseteruan antara Salahuddin dan tokoh-tokoh Perang Salib (termasuk Richard I dari Inggris pada Perang Salib Ketiga) melahirkan banyak legenda tentang kesopanan dan rasa hormat timbal balik—narasi yang kemudian diperkuat dalam sastra Eropa dan historiografi modern.
Meskipunsumber-sumber Latin kadang memberi penekanan heroik, sejarawan kontemporer menekankan kompleksitas hubungan diplomatik dan militer antara kedua pihak yang sering melibatkan perundingan, pertukaran tawanan, dan perjanjian strategis. (HISTORY)
Kematian dan kesinambungan dinasti
Salahuddin wafat di Damaskus pada 4 Maret 1193. Setelah kematiannya, Ayyubiyah tetap berkuasa tetapi mengalami fragmentasi akibat pembagian wilayah kepada anggota keluarga — pola yang membatasi kemampuan penerusnya untuk memulihkan konsolidasi sekelas yang dicapai Salahuddin sendiri.
Namun nama dan legasinya tetap hidup, dipuja dalam tradisi Islam sebagai sosok pembela Yerusalem dan simbol persatuan Islam melawan intervensi asing. (Encyclopedia Britannica)
Warisan budaya dan memori sejarah
Salahuddin tetap menjadi tokoh simbolis di banyak tradisi: pahlawan di dunia Islam, figur kepahlawanan yang dihormati pula di tradisi Eropa maupun modern, subjek novel, drama, dan penelitian akademik.
Monumen-monumen, patung berkuda (mis. di Damaskus) serta berbagai karya sastra modern mengabadikan citra beliau sebagai tokoh yang menggabungkan kecakapan militer dan etika kepemimpinan.
Studi kontemporer terus menelaah keseimbangan antara mitos dan fakta historis tentang kehidupannya. (HistoryExtra)
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.unikma.ac.id
*Penulis adalah jurnalis, membantu di Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap
Referensi:
- Encyclopaedia Britannica — Saladin: Biography, Achievements, Crusades & Facts. (Encyclopedia Britannica)
- Wikipedia — Saladin (ringkasan ensiklopedis, termasuk daftar sumber primer dan sekunder). (Wikipedia)
- History.com — Saladin: Background, Crusades & Facts. (HISTORY)
- WorldHistory / World History Encyclopedia — timeline dan artikel ringkasan. (worldhistory.org)
- BBC/History Extra — artikel populer yang meninjau kehidupan dan warisan Salahuddin. (HistoryExtra)