Banner Tarik Pameran Elektronik dan Teknologi Modern Biru dan Merah Muda (1)
previous arrow
next arrow

Kisah Inspiratif Kusnana M.Kom, Bocah Dusun Jadi Ketua STMIK yang Kini Bertransformasi jadi Universitas Komputama

Unikma.ac.id – Setiap kisah sukses selalu diawali dengan langkah kecil dan mimpi besar. Kali ini […]

Ketua STMIK Komputama Majenang Cilacap, Kusnana M.Kom. (Foto: Dok. STMIK Komputama)


Unikma.ac.id – Setiap kisah sukses selalu diawali dengan langkah kecil dan mimpi besar. Kali ini adalah kisah inspiratif Kusnana M.Kom, bocah dusun pegunungan yang dalam usia muda sudah menjadi Kepala SMK Komputama, lantas jadi Ketua STMIK Komputama yang kini baru saja alih bentuk menjadi Universitas Komputama (Unikma), Cilacap, Jawa Tengah.

Pria yang akrab dengan sapaan Pak Nana ini adalah Ketua STMIK Komputama periode 2023-2025. Kusnana purna setelah transformasi STMIK Komputama menjadi Universitas Komputama, dan akan bertugas di pengabdian yang baru.

Sebelumnya, Kusnana juga sempat menjabat sebagai Kepala SMK Komputama, salah satu SMK terbesar dan berpengaruh di Cilacap.

“Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas amanat yang telah diberikan kepada saya untuk mengawal STMIK Komputama dari tahun 2023 sampai tahun 2025,” ungkap Kusnana dengan rasa bangga namun penuh kerendahan hati.

Baginya, jabatan ketua merupakan sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar yang tidak pernah terlintas dalam benaknya saat masih kecil.

Kusnana lahir pada 1981 di sebuah dusun pegunungan di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Masa kecil Kusnana yang jauh dari pusat kota penuh dengan perjuangan.

“Dulu saya kemana-mana naik angkot, naik sepeda, bahkan belum punya motor,” kenangnya.

Meski sederhana, ia tetap bangga mengenakan jas kebanggaan berwarna hijau bertuliskan IKMI Majenang. “Itu menjadi awal proses kehidupan saya hingga bisa menjadi dosen,” tambahnya.

Perjalanan panjang Kusnana tidak lepas dari bimbingan dan dukungan Yayasan El Bayan Majenang dan sosok Prof. Dr. Fathul Amin Aziz (yang akrab dipanggil Prof. Aziz). “Saya belajar dan menjadi bagian dari Yayasan El Bayan sejak tahun 2000,” ujarnya.

Pengalaman Membentuk Karakter

Pengalaman berharga ini membentuk karakter dan motivasinya dalam mengembangkan pendidikan tinggi di daerahnya. Kusnana bercerita, awalnya lembaga pendidikan komputer yang kini berkembang menjadi Universitas Komputama berawal dari pengajuan proposal lebih dari 20 tahun silam.

“Kami pernah mengajukan proposal Politeknik Nusantara di tahun 2003, tapi belum beruntung karena moratorium politeknik,” jelasnya.

Setelah proses panjang, berkat kegigihan dan kerja keras Yayasan El Bayan kemudian mengajukan proposal baru dan mendirikan SMK Komputama yang menjadi awal lahirnya institusi pendidikan tinggi ini. Kusnana juga sempat menjadi Kepala SMK Komputama Majenang, SMK Komputama pertama di antara ‘adik-adiknya’, yakni SMK Komputama Pesahangan dan SMK Komputama Jeruklegi.

“Proses panjang itu banyak hikmahnya, banyak gotong royong dari unit pendidikan lain seperti MI, MTS, MA, sampai SMK yang saling bahu-membahu,” beber Kusnana mengenang.

Selama tiga tahun menjadi Ketua STMIK Komputama, Kusnana merasakan betul dinamika yang lebih kompleks dibandingkan saat menjadi kepala SMK. Ia pun tak lupa berbagi sisi personal perjuangannya saat menjadi ketua.

“Menjadi ketua STMIK Komputama itu beban luar biasa, apalagi saatini kami tengah dalam proses transisi menjadi Universitas Komputama,” ujarnya.

Transformasi Jadi Universitas

Ia mengakui bahwa Tim Alih Bentuk universitas telah bekerja siang malam, berhadapan dengan tumpukan dokumen dan tekanan, bahkan mendapat ‘marah’ dari pimpinan yang dianggap sebagai barakah agar semua semakin sempurna.

“Ide dan teori sudah melimpah ruah, yang paling dibutuhkan sekarang adalah aksi nyata dan implementasi,” ujarnya dengan tegas.

Kusnana juga mengajak mahasiswa agar jangan hanya berlama-lama fokus pada teori, tapi harus mulai menghasilkan karya-karya yang dapat mendatangkan manfaat dan bahkan pendapatan sejak semester ketiga kuliah.

“Kalau mahasiswa masih bergelut dengan teori tanpa aksi, percuma,” katanya.

Kusnana berbagi pengalaman bersosialisasi dengan berbagai tokoh dan mengutip nasihat penting. “Kekuasaan kita itu terbatas ruang dan waktu. Saya sebagai ketua di sini harus melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab,” tuturnya.

Kisah Kusnana adalah gambaran nyata tentang bagaimana mimpi, pendidikan, dan dukungan komunitas dapat mengangkat seseorang dari desa kecil menjadi pemimpin institusi pendidikan tinggi yang membawa perubahan signifikan. Ia berharap Universitas Komputama dapat terus berinovasi dan maju, menjadi kebanggaan masyarakat Majenang dan Indonesia.

Selamat bertugas di tempat baru Pak Nana! 😊💪🏻

*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *