Cilacap, UNIKMA – Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,5 mengguncang wilayah Sumenep, Jawa Timur, pada Rabu (1/10/2025) dini hari. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut, sekitar 120 km timur laut Sumenep, dengan kedalaman 20 km.
BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami, namun getarannya dirasakan cukup kuat di sejumlah daerah di Madura, sebagian Jawa Timur, hingga Bali dan Lombok.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kerusakan bangunan di Kabupaten Sumenep dan Pamekasan, termasuk rumah warga, fasilitas pendidikan, serta tempat ibadah. Hingga berita ini diturunkan, BNPB mencatat sedikitnya 12 rumah rusak ringan hingga sedang, serta satu masjid mengalami retak pada bagian dinding. Selain itu, dua warga dilaporkan mengalami luka ringan akibat tertimpa material bangunan, namun sudah mendapat perawatan di puskesmas setempat.
Media nasional dan lokal turut memberitakan kepanikan warga yang berhamburan keluar rumah saat gempa terjadi. Getaran gempa dirasakan selama sekitar 10 detik dan sempat membuat jaringan listrik di beberapa desa padam sementara.
Sejumlah warga memilih bertahan di luar rumah hingga situasi dinyatakan aman oleh pihak berwenang. Pemerintah daerah bersama TNI dan Polri segera bergerak melakukan pendataan kerusakan dan menyalurkan bantuan darurat bagi korban terdampak.
Penanganan darurat terus dilakukan oleh tim gabungan dari BPBD, BNPB, dan relawan. Posko pengungsian telah didirikan di beberapa titik, menyediakan kebutuhan logistik dasar seperti makanan, air bersih, dan selimut. Tim medis juga disiagakan untuk mengantisipasi korban tambahan.
Hingga saat ini, situasi di Sumenep berangsur kondusif, namun masyarakat diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Pemerintah berjanji akan mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi bagi warga terdampak.
Meski tak sesering wilayah rawan gempa, bukan berarti Pulau Madura dan sekitarnya bebas gempa. Bahkan, dalam catatan sejarah, Madura telah berkali-kali diguncang lindu besar.
Riwayat Gempa Besar di Madura sejak Abad 18
1. Catatan Sejarah Panjang
- Gempa besar di Madura sudah tercatat sejak abad ke-18 dan 19.
- Sumber sejarah: arsip kolonial, katalog BMKG, dan catatan lokal.
- Wilayah paling sering terdampak: Sumenep dan pulau-pulau sekitarnya.
2. Rentetan Gempa Besar
- Gempa besar pernah terjadi pada tahun: 1863, 1881, 1883, 1891, 1895, 1896, 1904, 1935, dan 1936.
- Dokumentasi masa lalu umumnya mencatat kerusakan bangunan dan kepanikan warga, namun data korban jiwa tidak selalu detail.
3. Gempa Signifikan Era Modern
- 11 Oktober 2018: Gempa M 6,4 mengguncang Pulau Sapudi, Sumenep.
Dampak: 3 orang meninggal, 34 luka-luka, 210 rumah rusak. - 2 Maret 2019: Gempa M 5,0 di Sumenep.
Dampak: 6 rumah rusak, 1 orang luka-luka. - 30 September 2025: Gempa M 6,0 di sekitar Pulau Sapudi.
Dampak: 22 rumah rusak, 3 orang terluka.
4. DampakUmum Gempa di Madura
- Kerusakan bangunan (rumah, fasilitas umum, tempat ibadah).
- Korban luka dan jiwa.
- Kepanikan warga, pengungsian sementara.
- Wilayah paling rawan: Sumenep, Pamekasan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
5. Faktor Penyebab Kerawanan
- Madura berada di zona sesar aktif (Sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala/RMKS).
- Dipengaruhi proses subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
6. Upaya Mitigasi & Penanganan
- BMKG dan pemerintah daerah rutin melakukan edukasi kebencanaan.
- Simulasi evakuasi dan pelatihan Sekolah Lapang Gempa Bumi (SLG) digelar di Madura.
- Tujuan: membangun budaya sadar dan siaga bencana di masyarakat.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.unikma.ac.id
*Penulis adalah jurnalis, membantu di Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap
Referensi:
- Detik.com – https://www.detik.com/jatim/berita/d-8139173/catatan-sejarah-gempa-madura-sejak-ratusan-tahun-lalu
- BNPB – https://www.bnpb.go.id/berita/update-gempabumi-m-65-sumenep-tiga-warga-terluka