Fenomena Positif: Perlawanan terhadap Standar Kecantikan Sempit
Tidak semua sisi sosial media buruk. Kini, banyak gerakan body positivity serta influencer yang menampilkan keragaman bentuk tubuh, warna kulit, hingga kondisi fisik tertentu. Ini membuka ruang diskusi soal self-acceptance, kesehatan mental, dan pentingnya melihat kecantikan secara holistik, bukan hanya soal penampilan fisik.
Tips agar Tidak Terperangkap Standar Kecantikan Sosial Media
Kurasi Konten dan Akun yang Diikuti
Pilih akun dengan pesan positif dan membangun. Unfollow akun yang membuatmu merasa buruk tentang diri sendiri.
Sadari Efek Filter dan Edit Foto
Ingat: banyak konten di sosial media telah melalui proses edit dan memakai filter.
Istirahat dari Sosial Media
Lakukan “digital detox” berkala jika mulai merasa stres atau kehilangan kepercayaan diri.
Jalin Dukungan Sosial Positif
Cari teman atau komunitas yang saling menguatkan, baik offline maupun online.
Bangun Self-Compassion
Sadari bahwa setiap tubuh unik. Fokus pada kesehatan fisik dan mental, bukan hanya penampilan.
Penutup
Sosial media memang membentuk standar kecantikan modern, namun kita tetap punya kendali penuh terhadap cara menilai diri sendiri. Kecantikan seharusnya kembali dimaknai sebagai keberagaman dan rasa menerima diri apa adanya. Dengan lebih bijak memilih konsumsi digital, kita bisa menjaga kesehatan mental sekaligus membangun kepercayaan diri yang lebih sehat.
*Penulis Muhtyas Yugi, S.Kom, STMIK Komputama Cilacap