Unikma.ac.id – Tanggal 31 Oktober 2025 telah tiba dan menjadi penanda datangnya bulan November 2025. Tanggal 31 Oktober merupakan hari yang sarat makna internasional, karena mempertemukan empat tema besar: budaya, ekonomi, pembangunan, dan agama.
Dari tradisi Halloween yang bernuansa folklor, hingga Hari Kota Sedunia yang menyoroti masa depan urban, semuanya mencerminkan beragam sisi kehidupan manusia, dari spiritual, sosial, hingga ekonomi.
31 Oktober Memperingati Hari Apa?
Berikut ini adalah hari peringatan pada 31 Oktober 2025, merangkum berbagai sumber, Kamis (30/10/2025):
1. Hari Halloween
Setiap tanggal 31 Oktober, masyarakat di berbagai negara terutama di Amerika Serikat dan Eropa memperingati Hari Halloween. Tradisi ini berasal dari festival kuno bangsa Kelt bernama Samhain, yang menandai akhir musim panen dan awal musim dingin. Dahulu, masyarakat Kelt percaya bahwa pada malam tersebut roh orang mati kembali ke dunia, sehingga mereka menyalakan api unggun dan mengenakan kostum menyeramkan untuk mengusir roh jahat.
Kini, Halloween telah menjadi perayaan populer yang lebih bernuansa hiburan, ditandai dengan kegiatan trick or treat, pesta kostum, hiasan labu berwajah (jack-o-lantern), serta berbagai acara bertema horor. Meski memiliki akar spiritual dan budaya kuno, di era modern Halloween lebih dipandang sebagai momen sosial dan kreativitas anak muda di berbagai belahan dunia.
2. Hari Menabung Sedunia (World Savings Day)
Peringatan ini juga jatuh pada 31 Oktober, pertama kali dideklarasikan pada Kongres Bank Tabungan Internasional di Milan, Italia, pada tahun 1924. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya menabung bagi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan pribadi.
Hari Menabung Sedunia mengajak masyarakat untuk memahami bahwa kebiasaan menabung tidak hanya membangun keuangan individu, tetapi juga memperkuat ekonomi suatu negara. Banyak lembaga keuangan dan pendidikan memanfaatkan momentum ini untuk mengadakan kampanye literasi finansial, seminar, dan kegiatan edukatif agar masyarakat lebih bijak dalam mengelola pendapatan.
3. Hari Kota Sedunia (World Cities Day)
PBB menetapkan tanggal 31 Oktober sebagai Hari Kota Sedunia, guna meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pembangunan kota yang berkelanjutan. Peringatan ini digagas oleh UN-Habitat (United Nations Human Settlements Programme) pada tahun 2013, dengan tema yang berbeda setiap tahun.
Tujuan utama Hari Kota Sedunia adalah mendorong kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan urbanisasi, seperti kemacetan, polusi, dan ketimpangan sosial. Melalui peringatan ini, PBB mengajak pemerintah daerah di seluruh dunia untuk menciptakan kota yang inklusif, hijau, dan layak huni bagi seluruh warganya.
4. Hari Reformasi (Reformation Day)
Peringatan Hari Reformasi terutama diperingati oleh kalangan Kristen Protestan setiap 31 Oktober. Tanggal ini menandai peristiwa penting ketika Martin Luther pada tahun 1517 menempelkan 95 tesisnya di pintu GerejaWittenberg, Jerman, yang memicu gerakan reformasi terhadap Gereja Katolik.
Hari ini dianggap sebagai tonggak lahirnya reformasi gereja dan perubahan besar dalam sejarah kekristenan, khususnya dalam hal kebebasan beragama dan pembaruan ajaran iman. Di beberapa negara seperti Jerman dan Swiss, Hari Reformasi ditetapkan sebagai hari libur resmi dan diperingati dengan kebaktian khusus, seminar teologis, serta kegiatan sosial keagamaan.
Sejarah dan Pernak-pernik Halloween
Asal dan Etimologi
Istilah Halloween berasal dari kata All Hallows’ Eve, yang berarti malam sebelum Hari Semua Orang Kudus. Kata Hallow berarti orang suci, sedangkan Eve berarti malam menjelang suatu perayaan. Seiring perkembangan waktu, istilah tersebut disingkat menjadi Hallowe’en, lalu menjadi Halloween seperti yang dikenal saat ini.
Akar Sejarah dan Tradisi Kuno
Perayaan Halloween berakar dari festival Samhain yang berasal dari bangsa Keltik di wilayah Irlandia, Skotlandia, dan Wales. Samhain menandai akhir musim panen dan awal musim dingin — masa yang dianggap penuh misteri karena dipercaya batas antara dunia manusia dan dunia roh menjadi sangat tipis.
Pada malam Samhain, masyarakat Kelt menyalakan api unggun, mengenakan topeng, dan membuat persembahan untuk menenangkan roh-roh yang datang. Mereka juga percaya bahwa roh leluhur dapat kembali ke rumah untuk mengunjungi keluarga, sementara roh jahat perlu diusir dengan simbol-simbol magis dan penyamaran.
Ketika Kekristenan menyebar di Eropa, gereja menyesuaikan tradisi Samhain dengan kalender gerejawi. Tanggal 1 November dijadikan Hari Semua Orang Kudus (All Saints’ Day) untuk menghormati para santo, dan malam sebelumnya — 31 Oktober — disebut All Hallows’ Eve.
Proses asimilasi ini membuat banyak tradisi pagan diadaptasi ke dalam konteks Kristen, misalnya menyalakan lilin untuk arwah, berdoa bagi orang mati, dan mengunjungi makam keluarga. Tradisi tersebut kemudian melahirkan bentuk baru peringatan yang berakar spiritual namun berbaur dengan unsur rakyat.
Perkembangan di Amerika Utara
Halloween seperti yang dikenal saat ini berkembang pesat di Amerika Utara setelah abad ke-19, bersamaan dengan gelombang besar imigran dari Irlandia dan Skotlandia. Mereka membawa kebiasaan souling (meminta kue untuk arwah) dan guising (penyamaran).
Di benua baru ini, tradisi tersebut berubah menjadi “trick or treat”, di mana anak-anak berpakaian kostum dan mendatangi rumah-rumah untuk meminta permen. Tradisi ini mulai populer pada tahun 1930-an dan berkembang menjadi simbol khas perayaan Halloween di seluruh dunia.
Simbol dan Warna Khas
Halloween identik dengan warna oranye dan hitam. Oranye melambangkan musim gugur dan panen, sementara hitam melambangkan malam, kematian, dan misteri.
Simbol yang paling terkenal adalah Jack-o’-lantern, yaitu labu yang diukirmenjadi wajah dan diberi cahaya di dalamnya. Dahulu, masyarakat Irlandia membuat versi awalnya dari lobak atau turnip, namun ketika mereka tiba di Amerika, labu dipilih karena lebih besar dan mudah diukir. Selain itu, simbol lain seperti hantu, penyihir, kelelawar, tengkorak, dan rumah berhantu juga menjadi bagian dari dekorasi khas perayaan ini.
Kegiatan dan Tradisi Modern
Halloween masa kini lebih bersifat kultural dan komersial daripada religius. Aktivitas umum meliputi pesta kostum, lomba menghias labu, permainan seperti apple bobbing, serta pementasan rumah hantu. Di berbagai negara, pusat perbelanjaan dan sekolah juga memanfaatkan momen ini dengan mengadakan acara tematik.
Selain itu, banyak makanan khas yang disajikan, seperti kue labu, apel karamel, dan permen beraneka bentuk. Media massa dan industri hiburan juga menjadikan Halloween sebagai momentum rilis film bertema horor, acara televisi khusus, dan festival musik bertema seram.
Makna dan Pandangan Sosial
Secara simbolik, Halloween merefleksikan relasi manusia dengan kematian dan hal-hal gaib. Perayaan ini dianggap sebagai bentuk pengingat akan kefanaan hidup, serta cara masyarakat memaknai ketakutan melalui humor, seni, dan hiburan.
Namun, sebagian kalangan mengkritik Halloween karena dinilai terlalu dikomersialisasi dan kehilangan makna spiritualnya. Meskipun demikian, bagi banyak orang, Halloween tetap menjadi ajang kreativitas, kebersamaan, dan kebebasan berekspresi yang melampaui batas usia maupun budaya.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.unikma.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah
Sumber:
- Berita Nasional – https://beritanasional.com/detail/119012/31-oktober-memperingati-hari-apa-saja-simak-fakta-menariknya
- Kompas.com-https://www.kompas.com/tren/read/2025/10/30/220000065/sejarah-halloween-yang-dirayakan-setiap-31-oktober
- Wikipedia-https://id.wikipedia.org/wiki/Halloween









