Umat Islam kini sudah berada di separuh akhir Rabiul Akhir. Nada-nada kerinduan terhadap Ramadhan sudah mulai tampak. Pertanyaan yang sering muncul adalah, kapan puasa Ramadhan 1447 Hijriah?
Berdasarkan sumber resmi dan hasil perhitungan (hisab), diperkirakan Ramadhan akan jatuh pada Februari 2026.
Pemerintah dan sejumlah ormas keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, memiliki perbedaan metode penentuan tanggal Hijriah sehingga perlu dipahami apabila ada perbedaan hasil.
Berikut penjelasan lengkap mengenai kapan puasa Ramadhan 1447 Hijriah, lengkap dengan hitungan mundurnya, dihitung sejak hari ini, Senin, 13 Oktober 2025.
Versi Muhammadiyah
Muhammadiyah sudah lebih dulu menetapkan awal Ramadan 1447 H melalui Maklumat Nomor 01/MLM/I.1/B/2025. Berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal, 1 Ramadan 1447 H akan jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026.
Penetapan ini didasarkan pada metode hisab hakiki wujudul hilal, yaitu perhitungan posisi geometris bulan dan matahari. Dalam sistem ini, jika pada saat matahari terbenam bulan sudah berada di atas ufuk (berapapun tingginya), maka malam itu sudah dianggap masuk bulan baru.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, hilal sudah wujud pada akhir Sya’ban 1447 H, sehingga keesokan harinya ditetapkan sebagai 1 Ramadan.
Dengan demikian, apabila dihitung dari hari Senin, 13 Oktober 2025, menuju Rabu, 18 Februari 2026, maka tersisa 128 hari lagi menuju datangnya puasa Ramadan menurut versi Muhammadiyah.
Versi Pemerintah / Kalender Nasional
Sementara itu, menurut versi Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag), perkiraan awal Ramadan 1447 Hijriah juga jatuh pada 18 Februari 2026.
Kalender nasional yang diterbitkan oleh Kemenag mengacu pada sistem hisab imkanur rukyah, yaitu perhitungan awal bulan yang memperhitungkan ketinggian hilal minimal tertentu agar memungkinkan untuk terlihat.
Berdasarkan data astronomis dan kalender hijriah nasional, posisi bulan pada akhir Sya’ban diperkirakan sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah, sehingga 1 Ramadan 1447 H juga bertepatan dengan 18 Februari 2026.
Namun, pemerintah akan melakukan pemastian dengan menggelar Sidang Isbat, yang lazimnya dilakukan sehari menjelang 1 Ramadhan.
Dengan acuan ini, dari tanggal 13 Oktober 2025 menuju 18 Februari 2026 juga berjarak 128 hari, sama seperti perhitungan Muhammadiyah.
Versi Nahdlatul Ulama (NU)
Untuk Nahdlatul Ulama (NU), penentuan awal Ramadhan dilakukan dengan metode rukyatul hilal, yaitu pengamatan langsung terhadap keberadaan hilal (bulan sabit muda) pada akhir bulan Sya’ban. NU baru akan menetapkan secara resmi 1 Ramadhan setelah melakukan rukyat hilal dan sidang itsbat bersama pemerintah.
Meskipun demikian, secara perkiraan awal berdasarkan kalender hisab, NU kemungkinan besar juga akan memulai Ramadan pada 18 Februari 2026, sama dengan hasil perhitungan pemerintah dan Muhammadiyah, kecuali jika pada hari rukyat nanti hilal tidak terlihat.
Dengan demikian, jika mengikuti hasil hisab sementara, dari Senin, 13 Oktober 2025 sampai Rabu, 18 Februari 2026tersisa 128 hari lagi menuju puasa Ramadan versi NU.
Kesimpulan
Baik Muhammadiyah, Pemerintah, maupun Nahdlatul Ulama memperkirakan bahwa 1 Ramadan 1447 Hijriah akan jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026, sehingga jika dihitung mulai Senin, 13 Oktober 2025, maka umat Islam masih memiliki 128 hari lagi sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Perbedaan di antara ketiganya bukan pada tanggal yang diperkirakan tahun ini, melainkan pada dasar metode penentuan—Muhammadiyah dengan hisab wujudul hilal, Pemerintah dengan hisab imkanur rukyah, dan NU dengan rukyatul hilal aktual.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah
Sumber:
- Suara.com, “Berapa Hari Lagi Puasa Ramadan 2026, Ini 1 Ramadan Menurut Muhammadiyah dan Pemerintah”
- AI.STMIK Komputama.ac.id – Kalender Hijriah 1447 H
- Jawapos.com – Maklumat PP Muhammadiyah tentang 1 Ramadan 1447 H
- Detik.com – Kalender Ramadan 2026