Stmikkomputama.ac.id – Bali dilanda banjir besar setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Selasa malam hingga Rabu pagi (9-10/9/2025), menyebabkan sejumlah daerah terendam dan akses jalan terputus. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut hujan ekstrem dipicu gelombang ekuatorial Rossby yang memicu pembentukan awan hujan intens.
Banjir melanda enam wilayah, yakni Denpasar, Jembrana, Gianyar, Klungkung, Badung, dan Tabanan. Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat sembilan orang meninggal dunia dan dua lainnya masih hilang. Sekitar 620 jiwa terdampak langsung akibat banjir yang juga menimbulkan longsor dan ambruknya beberapa bangunan.
Selain korban jiwa, banjir menimbulkan kerusakan infrastruktur. Jalan-jalan utama terendam hingga setinggi pinggang orang dewasa, menyebabkan kemacetan panjang. Akses menuju Bandara Ngurah Rai juga terganggu, sementara sejumlah jembatan di daerah pedesaan dilaporkan roboh.
Sebanyak 200 petugas SAR bersama tim reaksi cepat diterjunkan untuk mengevakuasi warga. Posko darurat didirikan di sejumlah titik untuk menampung korban terdampak dan menyalurkan bantuan logistik. Pemerintah Provinsi Bali menetapkan status darurat bencana guna mempercepat koordinasi penanganan.
Hingga Rabu siang, proses evakuasi masih berlangsung. Pemerintah daerah menyerukan kewaspadaan masyarakat mengingat potensi hujan lebat masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan. BMKG juga mengimbau agar masyarakat mengikuti informasi resmi dan menjauhi daerah rawan banjir serta longsor.
Berikut ini adalah fakta-fakta penyebab banjir di Bali yang terjadi pada September 2025 menurut keterangan BMKG dan sejumlah pakar: