Upacara ini bukan sekadar pengakuan formal atas kedewasaan, melainkan juga penegasan atas perannya sebagai orang kedua dalam garis tahta (setelah ayahnya, Pangeran Akishino). Pangeran Hisahito kini membawa harapan untuk menjaga kesinambungan monarki yang telah berlangsung selama lebih dari 1.500 tahun.
Dia menjadi simbol masa depan institusi kekaisaran Jepang, baik sebagai individu maupun sebagai titik fokus dalam perdebatan reformasi suksesi di tengah tekanan demografis dan perubahan sosial zaman modern.
Apa Itu Upacara Kedewasaan?
Upacara kedewasaan di Jepang dikenal dengan istilah Seijin Shiki (成人式) atau dalam konteks Kekaisaran disebut Genpuku / Kakan-no-gi (冠加の儀), yakni seremoni tradisional yang menandai peralihan seseorang dari masa remaja menuju status sebagai orang dewasa penuh dalam masyarakat maupun keluarga kekaisaran.
Berikut penjelasannya:
1. Seijin Shiki (umum untuk masyarakat Jepang)
- Diselenggarakan setiap tahun pada hari Senin kedua bulan Januari, disebut Hari Kedewasaan (Seijin no Hi).
- Diperuntukkan bagi mereka yang berusia 20 tahun, karena umur ini dianggap sebagai usia sah untuk dewasa menurut hukum (meskipun sejak 2022 usia dewasa hukum Jepang diturunkan menjadi 18 tahun, tradisi tetap bertahan di usia 20).
- Peserta biasanya mengenakan pakaian tradisional: perempuan memakai furisode (kimono berlengan panjang), laki-laki memakai hakama atau setelan jas formal.
- Upacara dilakukan di balai kota setempat, disertai pidato wali kota atau pejabat, serta perayaan kebersamaan yang menandai tanggung jawab sosial, hak, dan kewajiban sebagai orang dewasa.