Apa Itu Blood Moon?
Pengertian Blood Moon
Blood moon adalah astilah populer untuk Gerhana Bulan Total, ketika Bulan masuk sepenuhnya ke dalam bayangan inti (umbra) Bumi. Saat gerhana, cahaya Matahari yang melewati atmosfer Bumi terhambur—gelombang biru dipantulkan, sementara cahaya merah-oranye dibelokkan menuju Bulan. Inilah yang membuat Bulan tampak merah darah atau tembaga.
Blood moon hanya saat ada gerhana bulan total, yang bisa terjadi 0–3 kali dalam setahun (tidak selalu).
Bedanya dengan Corn Moon
Corn Moon adalah nama tradisional yang dipakai dalam budaya agraris di Eropa dan Amerika untuk menyebut bulan purnama penuh di bulan September. Dulu dipakai masyarakat petani karena bertepatan dengan musim panen jagung (corn harvest).
Corn moon terjadi setiap tahun sekali di bulan September (kadang di awal Oktober jika purnama bergeser). Tak ada ciri khusus, tidak berwarna merah, hanya purnama biasa dengan nama khas musiman, mirip dengan “Harvest Moon” atau “Hunter’s Moon”.
Dampak Blood Moon Apa Saja?
1. Dampak Astronomis
- Pengamatan langit: Memberi kesempatan langka untuk mempelajari gerak Bumi, Bulan, dan Matahari.
- Ilmu atmosfer: Warna merah Bulan membantu ilmuwan meneliti partikel debu, polusi, atau kondisi atmosfer Bumi, karena cahaya yang sampai ke Bulan adalah hasil pembiasan atmosfer kita.
- Siklus waktu: Menjadi penanda penting dalam kalender astronomi, karena gerhana bisa diprediksi jauh hari dan dijadikan data ilmiah.