Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
previous arrow
next arrow

Antara Khilafah dan Demokrasi: Bagaimana Islam menjunjung Nilai-Nilai Demokrasi dalam Kehidupan Bernegara?

6. Implementasi Demokrasi di Negara-Negara Muslim Terdapat berbagai model demokrasi yang diterapkan di negara-negara muslim […]


6. Implementasi Demokrasi di Negara-Negara Muslim

Terdapat berbagai model demokrasi yang diterapkan di negara-negara muslim seperti: demokrasi liberal: Turki, Tunisia. Demokrasi Islam: Iran, Malaysia. Monarki Konstitusional: Maroko, Yordania. Sistem Otoriter: Mesir (pasca Arab Spring), Uzbekistan.

Adapun tantangan utama implementasi demokrasi di negara-negara Muslim yang meliputi: tradisi otoritarian yang kuat dalam sejarah politik, Interpretasi rigid terhadap syariah yang tidak fleksibel, intervensi militer dalam politik, pengaruh kekuatan asing yang sering mendukung rezim otoriter, dan keterbelakangan pendidikan dan ekonomi.

Meskipun tantangan, beberapa negara Muslim menunjukkan perkembangan demokratis yang signifikan, seperti: Indonesia: Negara Muslim terbesar yang berhasil transisi ke demokrasi pasca-Reformasi 1998, Tunisia: Satu-satunya negara yang relatif sukses dalam demokratisasi pasca-Arab Spring, dan Malaysia: Mengembangkan model demokrasi dengan karakteristik Asia yang unik

7. Kritik dan Apologetik: Debat Islam vs Demokrasi

Kelompok fundamentalis Islam menolak demokrasi dengan alas an, antara lain: Kedaulatan adalah hak Tuhan, bukan manusia.  Hukum buatan manusia bertentangan dengan syariah. Demokrasi berasal dari Barat yang sekuler dan materialistic. Kebebasan mutlak dalam demokrasi dapat melanggar prinsip syariah.

Kelompok sekular Muslim menerima demokrasi sepenuhnya tanpa merujuk pada tradisi agama dengan alasan, antara lain: Demokrasi adalah sistem terbaik untuk mengatur masyarakat modern, pemisahan agama dan negara diperlukan untuk perkembangan Masyarakat, prinsip demokrasi universal dan dapat diterapkan di semua budaya.

Kelompok moderat berusaha mensintesiskan Islam dan demokrasi dengan argumentasi, yaitu: Nilai-nilai demokrasi sejalan dengan prinsip Islam seperti syura, adl, dan hurriyah. Demokrasi adalah alat, bukan tujuan, untuk mencapai masyarakat yang adil dan Sejahtera. Rekonstruksi fiqh politik diperlukan untuk konteks modern. Sarjana Muslim moderat seperti Muhammad Abid Al-Jabiri dan Abdolkarim Soroush termasuk dalam kelompok ini. Al-Jabiri cenderung liberal dengan memisahkan agama dan negara, sementara Soroush mengusung konsep “pemerintahan demokrasi agama”.

8. Integrasi Nilai-Nilai Islam dan Demokrasi: Sebuah Proposal

Untuk mengintegrasikan Islam dan demokrasi, diperlukan reformasi pemikiran Islam politik dengan, melalui beberapa cara yang meliputi; pertama reinterpretasi maqashid syariah (tujuan-tujuan syariah) yang relevan dengan konteks modern, kedua pengembangan ushul fiqh kontemporer untuk menjawab masalah kekinian. Dan ketiga dekonstruksi konsep-konsep politik klasik yang sudah tidak relevan.

Demokrasi deliberatif yang menekankan pada musyawarah mendalam dan pencarian konsensus lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam daripada demokrasi liberal yang sekuler. Model ini menekankan pada; pertama proses musyawarah yang inklusif dan deliberative, kedua pencarian mufakat daripada sekadar suara mayoritas, partisipasi publik yang substantif bukan formalistik

Masyarakat madani yang kuat merupakan prasyarat bagi demokrasi yang sehat. Dalam Islam, konsep masyarakat madani sejalan dengan masyarakat yang berkeadilan dan berperadaban (madaniyyah) yang diperkenalkan Nabi Muhammad di Madinah.

9. Masa Depan Demokrasi dalam Dunia Islam

Prospek demokrasi di dunia Islam menghadapitantangan complex, antara lain; Kebangkitan konservatisme agama di beberapa negara muslim, intervensi asing yang seringkali kontra-produktif, ketimpangan ekonomi yang menjadi sumber ketidakstabilan, transisi digital yang mengubah landscape politik,

Dunia Islam memiliki potensi untuk mengembangkan model demokrasi yang khas yang berbeda dengan model Barat dengan karakteristik yang meliputi; Keseimbangan antara kedaulatan Tuhan dan kedaulatan rakyat. Integrasi nilai-nilai spiritual dalam kehidupan public. Penekanan pada keadilan sosial dan ekonomi. Harmoni antara hak individu dan tanggung jawab sosial.

Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar memiliki peluang menjadi model demokrasi Islam yang sukses dengan: Demokrasi Pancasila yang mengintegrasikan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Pengalaman transisi demokrasi yang relatif sukses pasca-Reformasi 1998.  Tradisi musyawarah dan mufakat yang kuat dalam budaya lokal

Kesimpulan

Islam dan demokrasi bukanlah dua konsep yang bertentangan, tetapi dapat saling melengkapi melalui penafsiran yang kontekstual dan substantif. Nilai-nilai dasar demokrasi seperti musyawarah, keadilan, kesetaraan, dan kebebasan yang bertanggung jawab sejalan dengan prinsip-prinsip Islam yang universal.

Khilafah dan demokrasi memiliki perbedaan dalam sumber kedaulatan tetapi memiliki kesamaan dalam nilai-nilai fundamental seperti keadilan, akuntabilitas, dan partisipasi. Model demokrasi deliberatif yang menekankan musyawarah mendalam dan pencarian konsensus lebih sesuai dengan nilai-nilai Islam daripada model demokrasi liberal yang sekuler.

Implementasi demokrasi di negara-negara Muslim menghadapi tantangan khusus tetapi juga memiliki potensi untuk mengembangkan model demokrasi khas yang mengintegrasikan nilai-nilai spiritual Islam dengan prinsip-prinsip demokrasi modern. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar memiliki peran penting dalam mengembangkan model demokrasi Islam yang relevan dengan konteks kekinian.

Dengan reinterpretasi kreatif terhadap warisan pemikiran politik Islam dan adaptasi terhadap konteks modern, dunia Islam dapat berkontribusi pada pengembangan model demokrasi yang lebih inklusif, substantif, dan berkeadilan.

Referensi:

  1. Academia.edu. (2016). Demokrasi. https://www.academia.edu/28875894/Demokrasi_
  2. UIN Malang. Islam dan Demokrasi. https://uin-malang.ac.id/r/131101/islam-dan-demokrasi.html
  3. Wikipedia. Demokrasi Islam. https://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi_Islam
  4. Sonora.id. (2024). 7 Kelebihan dan Kekurangan Demokrasi: Menimbang Ideal dengan Realita. https://www.sonora.id/read/423984649/7-kelebihan-dan-kekurangan-demokrasi-menimbang-ideal-dengan-realita
  5. ETD UGM. (2006). Demokrasi dalam Islam: Studi perbandingan pemikiran Muhammad Abid Al-Jabiri dan Abdolkarim Soroush. https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/32831
  6. Kumparan. (2024). Kekurangan dan Kelebihan Demokrasi Pancasila yang Harus Diketahui. https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/kekurangan-dan-kelebihan-demokrasi-pancasila-yang-harus-diketahui-226dDg04q7t
  7. Unacademy. (2018). Pengertian Demokrasi. https://unacademy.com/lesson/pengertian-demokrasi/872UDNNV
  8. Almanhaj.or.id. Pemahaman Demokrasi Dalam Pandangan Islam. https://almanhaj.or.id/24591-pemahaman-demokrasi-dalam-pandangan-islam-2.html
  9. Gramedia.com. Ciri-Ciri Demokrasi Liberal Hingga Kelebihan & Kekurangannya. https://www.gramedia.com/literasi/ciri-ciri-demokrasi-liberal/

*Penulis: Kuswantoro, M.Pd. (Dosen Islamic Studies STMIK Komputama Majenang Cilacap)

Halaman: 1 2 3 4 5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *