Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
previous arrow
next arrow

7 Alasan Kenapa Mata Kuliah Basic Matematika Tidak Disukai Mahasiswa

Stmikkomputama.ac.id – Mata kuliah Basic Matematika sering kali menjadi momok bagi sebagian besar mahasiswa, terutama […]

Ilustrasi Rumus Matematika. (Foto: Created by Meta.ai)


Stmikkomputama.ac.id – Mata kuliah Basic Matematika sering kali menjadi momok bagi sebagian besar mahasiswa, terutama bagi mereka yang tidak merasa nyaman atau tertarik dengan angka dan rumus-rumus matematis.

Meskipun penting dalam dunia akademis dan kehidupan sehari-hari, kenyataan bahwa banyak mahasiswa merasa kesulitan atau bahkan tidak menyukai mata kuliah ini cukup sering terjadi. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Berikut adalah beberapa alasan mengapa mata kuliah Basic Matematika seringkali tidak disukai.

1. Ketidaktertarikan terhadap Topik yang Diajarkan
Bagi sebagian orang, matematika sering dianggap sebagai disiplin ilmu yang abstrak dan sulit untuk diterima. Sering kali, mahasiswa merasa bahwa konsep-konsep yang diajarkan di mata kuliah Basic Matematika, seperti: aljabar, geometri, dan kalkulus, tidak terlalu relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka atau jurusan yang mereka pilih. Misalnya, seorang mahasiswa jurusan Sastra atau Seni mungkin merasa bahwa matematika tidak memiliki aplikasi langsung dalam bidang mereka, sehingga menjadi kurang tertarik atau termotivasi untuk mempelajarinya.

2. Kesulitan Memahami Konsep Matematika
Matematika pada dasarnya adalah ilmu yang dibangun dengan konsep-konsep yang saling berhubungan. Jika seorang mahasiswa tidak memahami konsep dasar dengan baik, mereka akan kesulitan saat mempelajari konsep yang lebih lanjut. Dalam mata kuliah Basic Matematika, kesulitan ini sering kali muncul karena penguasaan yang tidak memadai terhadap materi sebelumnya, seperti operasi dasar, pecahan, atau persamaan. Ketika dasar-dasar ini tidak dikuasai dengan baik, mahasiswa akan merasa terjebak dalam siklus kebingungan yang semakin memperburuk pandangan mereka terhadap matematika.

3. Stigma Matematika Sebagai Mata Kuliah yang Sulit
Di banyak budaya pendidikan, matematika sering kali digambarkan sebagai mata kuliah yang sangat sulit dan hanya dapat dikuasai oleh orang-orang tertentu. Stigma ini sering kali membuat mahasiswa merasa tertekan dan tidak percaya diri saat menghadapi matematika. Anggapan bahwa matematika hanya untuk orang “pintar” atau “jenius” dapat menghalangi mereka untuk mencoba atau menikmati pembelajaran ini. Oleh karena itu, ketika mahasiswa merasa bahwa mereka tidak akan pernah bisa menguasai matematika, mereka cenderung menghindari atau tidak berusaha sebaik mungkin dalam mata kuliah ini.

4. Metode Pengajaran yang Kurang Menarik
Tidak jarang pengajaran matematika dilakukan dengan metode yang terlalu kaku dan teoritis. Dalam banyak kasus, pengajaran lebih berfokus pada rumus-rumus dan latihan soal yang monoton tanpa menjelaskan bagaimana aplikasi matematika dapat digunakan dalam kehidupan nyata. Metode pengajaran yang seperti ini sering kali membuat mahasiswa merasa bahwa matematika hanya soal menghafal dan mengerjakan soal tanpa memahami tujuan dan manfaatnya. Jika pengajaran dilakukan dengan cara yang lebih aplikatif dan kontekstual, mahasiswa mungkin akan lebih tertarik dan merasa matematika lebih relevan dengan kehidupan mereka.

5. Tantangan Emosional dan Psikologis
Salah satu aspek yang sering diabaikandalam pembelajaran matematika adalah dampak psikologis dan emosional. Bagi mahasiswa yang kesulitan memahami matematika, rasa frustrasi dan stres bisa sangat tinggi. Ketika mereka merasa bahwa mereka terus gagal, rasa cemas dan takut gagal menjadi semakin mengganggu. Ini bisa memperburuk pengalaman mereka dalam belajar dan semakin menjauhkan mereka dari matematika. Dukungan psikologis yang kurang atau tidak adanya strategi untuk mengatasi stres dan kecemasan matematika dapat membuat mata kuliah Basic Matematika semakin tidak disukai.

6. Kurangnya Motivasi dan Penghargaan
Mata kuliah Basic Matematika sering dianggap sebagai mata kuliah wajib yang tidak memiliki banyak penghargaan langsung terhadap minat atau cita-cita mahasiswa. Mahasiswa lebih tertarik pada mata kuliah yang berkaitan langsung dengan jurusan atau bidang studi mereka. Matematika, yang dianggap sebagai “pelengkap” atau “prasyarat” bagi mata kuliah lainnya, kurang memberikan motivasi yang cukup untuk mahasiswa. Jika mahasiswa tidak melihat nilai atau relevansi langsung dari matematika dalam konteks jurusan mereka, mereka akan merasa tidak termotivasi untuk belajar dengan baik.

7. Kekurangan dalam Latihan dan Praktik
Seperti keterampilan lainnya, matematika membutuhkan latihan yang kontinu dan konsisten untuk dikuasai. Namun, dalam banyak kasus, mahasiswa sering kali tidak diberikan cukup waktu atau kesempatan untuk berlatih dengan cukup, baik itu dalam bentuk soal latihan yang bervariasi atau diskusi kelompok yang produktif. Kekurangan dalam sesi latihan ini bisa menyebabkan mahasiswa merasa kebingungan atau kesulitan ketika menghadapi ujian atau tugas yang berkaitan dengan matematika.

Meskipun banyak alasan yang dapat menjelaskan mengapa mata kuliah Basic Matematika tidak disukai, hal ini bukan berarti bahwa matematika itu sendiri adalah hal yang buruk atau tidak penting. Matematika memiliki banyak manfaat praktis dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pengelolaan keuangan pribadi hingga aplikasi dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan.

Untuk mengatasi ketidaksukaan terhadap mata kuliah ini, penting bagi pengajaran matematika untuk lebih aplikatif, kontekstual, dan interaktif, serta memberikan dukungan emosional dan psikologis kepada mahasiswa yang mungkin merasa kesulitan. Dengan pendekatan yang lebih tepat, diharapkan mahasiswa dapat lebih menghargai dan menikmati pembelajaran matematika.

Nah, kamu sebagai Mahasiswa setuju dengan alasan yang mana nih? Yuk tuliskan di kolom komentar yah!

*Penulis adalah Dosen Kalkulus STMIK Komputama Majenang

Referensi :
1. Sumarno, R. (2018). Matematika untuk Pendidikan Dasar: Suatu Pendekatan Kontekstual. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2. Wahyuni, S. (2020). “Tantangan dalam Pembelajaran Matematika di Perguruan Tinggi.” Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 12(1), 59-67.

3. Prasetyo, A. (2021). Mengatasi Ketakutan terhadap Matematika di Kalangan Mahasiswa. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *