Unikma.ac.id – Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif MWC Nahdlatul Ulama Majenang, Cilacap, Jawa Tengah menyelenggarakan Workshop Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA), di Aula SMK Diponegoro, Sabtu (22/11/2025). LP Maarif menghadirkan Wakil Rektor Universitas Komputama (UNIKMA), Kusnana, M.Kom, sebagai pemateri utama.
Dalam momen spesial itu, sebanyak 41 guru perwakilan dari jenjang TK/RA, MTS/SMP, MA/SMK di bawah naungan LP Ma’arif MWCNU Majenang dan sekolah/madrasah yang berafiliasi dengan NU hadir sebagai peserta.
Ketua LP Maarif MWC Majenang, Akrom Nurjazuli, M.Pd menjelaskan, workshop ini merupakan respons konkret terhadap implementasi Kurikulum Merdeka, yang mengintegrasikan pemikiran komputasional dan kecerdasan artifisial (AI) dalam proses pembelajaran.
Tujuannya adalah membekali para pendidik dengan pemahaman dan alat praktis untuk membimbing siswa menghadapi era digital. Workshop ini dirancang untuk menyamakan persepsi, memberikan inspirasi, dan yang terpenting, memberi beban praktis bagi guru untuk segera mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam bentuk rencana aksi mengajar di sekolah masing-masing.
Kusnana, M.Kom, dalam paparannya yang interaktif menekankan bahwa pembelajaran koding dan AI bukan bertujuan untuk mencetak semua siswa menjadi programmer. “Yang lebih utama adalah menanamkan computational thinking atau cara berpikir komputasional, yaitu kemampuan memecahkan masalah secara logis, terstruktur, dan kreatif. Keterampilan ini relevan untuk semua mata pelajaran,” ujarnya.
Ia juga menegaskan posisi AI sebagai asisten cerdas, bukan pengganti peran guru. “Guru tetap menjadi kurator dan pemandu. AI adalah alat bantu yang powerful untuk membuat soal, meringkas teks, atau mencari ide kegiatan, sehingga guru dapat lebih fokus pada interaksi dan penanaman karakter siswa,” jelas dosen UNIKMA tersebut.
Materi workshop disampaikan secara berjenjang, menyesuaikan dengan level kognitif siswa. Untuk jenjang TK/RA dan MI, fokus pada aktivitas unplugged (tanpa komputer) dan pengenalan logika.
Sementara untuk MTs dikenalkan pemrograman blok (seperti Scratch), dan untuk MA/SMK sudah mulai menyentuh pemrograman berbasis teks (seperti Python) serta konsep machine learning yang aplikatif.
Antusiasme peserta terlihat tinggi selama sesi tanya jawab dan praktik. Para guru berharap kegiatan serupa dapat terus berlanjut untuk mematangkan persiapan mereka dalam menerapkan Kurikulum Merdeka yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.
—









