Unikma.ac.id – Dalam dunia pendidikan matematika modern, geometri sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa dan peserta didik.
Konsep-konsep ruang tiga dimensi, seperti prisma, limas, dan bola, kerap sulit dipahami hanya melalui gambar dua dimensi di papan tulis.
Namun, di era digital yang serba canggih ini, muncul solusi inovatif, Augmented Reality (AR).
Transformasi Visual dalam Pembelajaran Geometri
Augmented Reality memungkinkan penggabungan dunia nyata dengan elemen digital secara interaktif. Dengan bantuan aplikasi AR, objek geometri dapat “muncul” di dunia nyata melalui layar smartphone atau tablet. Mahasiswa bisa memutar, memperbesar, atau bahkan memproyeksikan bangun ruang seolah-olah benar-benar ada di depan mereka.
Metode ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih eksploratif, visual, dan kontekstual, sebuah pengalaman belajar yang tak hanya melihat, tapi juga berinteraksi.
Bayangkan seorang mahasiswa sedang belajar tentang irisan kerucut. Dengan AR, ia dapat melihat bagaimana bidang memotong kerucut dari berbagai arah, menghasilkan bentuk elips, parabola, atau hiperbola. Bukan lagi teori abstrak, tapi pengalaman visual yang menumbuhkan pemahaman konseptual mendalam.
Inovasi di Ruang Kuliah dan Sekolah
Banyak dosen dan guru kini mulai mengintegrasikan aplikasi AR seperti GeoGebra AR, Assemblr EDU, dan ARLOOPA dalam pembelajaran matematika. Di kelas, dosen dapat memproyeksikan model 3D langsung di meja mahasiswa. Di rumah, mahasiswa dapat melanjutkan eksplorasi mandiri hanya dengan memindai kode QR yang disediakan oleh pengajar.
Selain meningkatkan pemahaman konsep, penggunaan AR juga membangun rasa ingin tahu dan keterlibatan aktif mahasiswa. Mereka tidak lagi menjadi penerima pasif, melainkan penjelajah konsep matematika yang mandiri dan kreatif.
AR sebagai Jembatan antara Matematika dan Teknologi
Penerapan AR dalam pembelajaran geometri adalah contoh nyata bagaimana teknologi menjadi jembatan antara teori dan praktik. AR menjadikan matematika lebih hidup, interaktif, dan relevan dengan dunia digital yang kini dikuasai generasi muda.
Dosen inovatif di era ini bukan hanya penyampai materi, tetapi juga fasilitator pengalaman belajar yang mampu menghubungkan keindahan matematika dengan teknologi mutakhir.
Augmented Reality membawa geometri ke level baru, dari sekadar gambar di papan tulis menjadi pengalaman belajar yang imersif dan menyenangkan. Dengan pendekatan ini, mahasiswa tak hanya belajar bentuk dan rumus, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir spasial dan kreatif, dua kompetensi penting di abad 21.
—
*Penulis adalah dosen Pendidikan Matematika Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah
Daftar Referensi:
1. Azuma, R. T. (1997). A Survey of Augmented Reality. Presence: Teleoperators and Virtual Environments, 6(4), 355–385.
2. Ibáñez, M. B., & Delgado-Kloos, C. (2018). Augmented Reality for STEM Learning: A Systematic Review. Computers & Education, 123, 109–123.
3. Bacca, J., Baldiris, S., Fabregat, R., Graf, S., & Kinshuk. (2014). Augmented Reality Trends in Education: A Systematic Review of Research andApplications. Journal of Educational Technology & Society, 17(4), 133–149.









