Unikma.ac.id – Zaman sekarang, teknologi bukan lagi “tambahan”, tapi sudah jadi bagian dari cara berpikir dan belajar manusia modern. Dunia pendidikan, termasuk matematika, ikut berubah.
Jika dulu guru cukup mengajar dengan papan tulis dan kapur, kini calon guru dituntut bisa menggunakan aplikasi, media digital, dan platform online untuk menjelaskan konsep matematika yang kompleks agar mudah dipahami siswa.
Lalu pertanyaannya: Kenapa calon guru matematika harus melek teknologi? Simak alasannya berikut ini.
1. Dunia Pendidikan Sudah Berubah
Kelas modern kini tak hanya ada di ruang fisik, tapi juga di ruang digital: Google Classroom, Zoom, Moodle, hingga YouTube.
Calon guru yang tidak akrab dengan teknologi akan kesulitan menghadirkan pembelajaran yang relevan dan menarik.
Sebaliknya, guru yang paham digital bisa membuat siswa betah belajar, karena mereka terbiasa dengan media interaktif seperti GeoGebra, Canva, Quizizz, atau ChatGPT untuk latihan soal.
2. Matematika Itu Abstrak, Teknologi Membuatnya Menjadi Konkret
Salah satu tantangan terbesar dalam mengajar matematika adalah sifatnya yang abstrak.
Bayangkan menjelaskan limit, integral, atau transformasi geometri hanya lewat papan tulis, sebagian siswa pasti sulit membayangkan.
Namun, dengan bantuan teknologi seperti simulasi visual, animasi interaktif, atau aplikasi 3D, konsep abstrak bisa “dipegang” dan “dilihat”.
Contohnya, GeoGebra membantu siswa melihat langsung perubahan bentuk grafik ketika nilai variabel diubah. Ini bukan cuma membantu memahami, tapi juga menumbuhkan rasa ingin tahu matematis.
3. Guru Digital = Pendidik Sekaligus Inovator
Menjadi guru di era digital berarti juga menjadi konten kreator pendidikan.
Bukan sekadar mengajar, tapi juga menciptakan media pembelajaran digital seperti video, modul interaktif, bahkan website pembelajaran pribadi.
Di Universitas Komputama, misalnya, mahasiswa Pendidikan Matematika didorong untuk tidak hanya mahir mengajar, tapi juga mengembangkan aplikasi edukatif berbasis web dan Android.
Dengan begitu, mereka tidak hanya siap menjadi guru, tetapi juga digital edupreneur, guru yang mampu berkarya dan menghasilkan inovasi di dunia digital.
4. Teknologi Meningkatkan Keterlibatan dan Evaluasi
Teknologi juga membantu guru memahami siswanya lebih dalam.
Melalui platform seperti Google Form atau Learning Management System (LMS), guru dapat melacak perkembangan siswa, menganalisis hasil belajar, dan memberikan umpan balik otomatis.
Hasilnya? Pembelajaran menjadi lebih efisien, personal, dan menyenangkan.
Tidak ada lagi kata “bosan belajar matematika”, karena media belajar disajikan dengan cara yang familiar dan interaktif.
5. Menjadi Bagian dari Ekosistem Pendidikan Global
Melek teknologi berarti siap terhubung dengan dunia luar.
Calon guru bisa belajar dari komunitas global, mengikuti webinar internasional, hingga mempublikasikan media pembelajaran digital ke platform pendidikan dunia.
Dengan begitu, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penerima ilmu, tapi juga kontributor dalam transformasi pendidikan global.
Guru Masa Depan = Kolaborasi Matematika + Teknologi + Hati
Menjadi guru matematika di era digital bukan hanya soal menguasai rumus atau aplikasi,tapi tentang bagaimana teknologi digunakan untuk memanusiakan pembelajaran.
Guru yang melek teknologi akan lebih mudah membangun hubungan, kreativitas, dan semangat belajar di kelas, baik daring maupun luring.
Jadi, mulai sekarang, ayo latih diri untuk berpikir digital:
“Bukan teknologi yang menggantikan guru, tapi guru yang bisa menggunakan teknologi akan menggantikan mereka yang tidak mau belajar.”
Ingin belajar bagaimana menggabungkan matematika dan teknologi dalam satu pembelajaran yang interaktif?
Yuk, bergabung di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Komputama, kampus berbasis IT yang menyiapkan guru profesional, kreatif, inovatif, dan digital-ready!
—
*penulis adalah Dosen Pendidikan Matematika Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah









