Banner Tarik Pameran Elektronik dan Teknologi Modern Biru dan Merah Muda (1)
Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
Slide
previous arrow
next arrow

Banyumas Darurat Stroke, Yuk Kenali Penyebab dan Pencegahan Stroke Usia Muda

Unikma.ac.id – Sejumlah pejabat dan mantan pejabat di Banyumas, Jawa Tengah dikabarkan menderita stroke. Hal […]

Seminar Hari Stroke bertema "Stroke Bukan Akhir" Pencegahan, Rehabilitasi, dan Harapan di RSUD Ajibarang, Banyumas. (Foto: RSUD Banyumas/Unikma.ac.id)


Unikma.ac.id – Sejumlah pejabat dan mantan pejabat di Banyumas, Jawa Tengah dikabarkan menderita stroke. Hal ini membuat angka penderita stroke di Banyumas terus melonjak. Tercatat stroke telah menyerang mantan bupati, kepala dinas kesehatan, hingga direktur rumah sakit.

Fenomena yang perlu diwaspadai adalah, stroke tak hanya menyerang usia tua tapi juga usia produktif alias stroke usia muda.

Kondisi ini membuat RSUD Ajibarang, Kabupaten Banyumas tergerak menggelar Seminar Hari Stroke bertema “Stroke Bukan Akhir” Pencegahan, Rehabilitasi, dan Harapan, Minggu (26/10/2025). ​Acara yang diadakan di aula rumah sakit setempat ini diikuti antusias oleh dokter dan perawat dari Puskesmas dan klinik di sekitar RSUD Ajibarang.

​Direktur RSUD Ajibarang, dr. Noegroho Harbani, M.Sc., Sp.S sekaligus Spesialis Saraf dan panitia pelaksana menjelaskan, kegiatan ini merupakan momentum peringatan Hari Stroke Sedunia 29 Oktober.

​“Kami berpikir, orang-orang yang punya fasilitas saja bisa kena stroke, apalagi masyarakat awam. Di Banyumas, banyak pejabat kena stroke. Ini menunjukkan betapa seriusnya penyakit ini,” tegas dr. Noegroho, dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (28/10/2025).

​Seminar ini menghadirkan dua narasumber yang kredibel sekaligus inspiratif, yakni dr. Noegroho Harbani, dan Dr. dr. Abdul Gofir, M.D.c., Sp.N., Subsp., Staf Pengajar Neurologi FK UGM dan dokter RSU Sarjito Yogyakarta. ​Menariknya, kedua pembicara utama ini adalah penyintas stroke, membuat ilmu yang disampaikan sangat aplikatif.

Dr. Gofir, sendiri dikenal sebagai konsultan stroke, pengarang buku, dan pencipta obat bagi penderita pasca-stroke. ​Tujuan utama seminar ini adalah untuk meningkatkan kemampuan tenaga medis primer agar mampu mendeteksi dan merujuk stroke lebih cepat.

​“Di stroke ada yang namanya Golden Period, masa emas. Kalau ditangani dengan cepat, hasilnya akan lebih baik. Harapan kami, teman-teman di Puskesmas punya kemampuan deteksi dini yang akurat, sehingga rujukan dan pengobatan bisa lebih tepat,” jelas dr. Noegroho.

Kelompok Rawan Stroke

​Noegroho menjelaskan, selain wanita pasca-menopause dan pria di atas 50 tahun, saat ini stroke mulai mengancam usia produktif. ​“Dengan berkembangnya pola hidup dan stressor yang semakin meningkat, penyakit stroke sudah banyak menyerang di usia produktif, di bawah 50 tahun. Ini yang harus kita waspadai bersama,” ujarnya.

Salah satu peserta, dokter Varista Rahmalia mengatakan, ia sangat berterima kasih bisa mengikuti seminar ini. Pasalnya, sebagai dokter di Puskesmas Purwojati, ia merasa harus bisa menangani pasien dengan gejala stroke di wilayahnya.

“Ini sangat bermanfaat sekali dan selalu dokter di puskesmas, tentunya pengetahuan seperti ini sangat diperlukan,” ujar Varista.

​Dengan seminar ini diharapkan menjadi alarm sekaligus bekal bagi tenaga kesehatan untuk menekan angka kematian dan kecacatan akibat stroke di Banyumas.

Selama satu dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah kasus stroke  usia muda sebesar 67%.  Stroke  di usia muda memiliki dampak yang luasbaik secara ekonomi maupun  sosial, yang akan membutuhkan perawatan medis lebih lama dan berbiaya besar. Data dari BPJS Kesehatan pada tahun 2018 menunjukkan stroke  menghabiskan dana sebesar 2,56 triliun  rupiah.

Faktor Risiko Kejadian Stroke di Usia Muda 

Faktor risiko  terjadinya stroke  antara lain hipertensi, peningkatan kadar gula darah, peningkatan kadar kolesterol, dan obesitas.  Di usia produktif, faktor risiko stroke lebih sering disebabkan karena gaya hidup yang kurang baik, seperti pola makan yang tidak teratur, asupan gizi yang tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, kurang bergerak secara aktif serta jarang berolahraga.

Namun stroke  di usia muda memiliki beberapa faktor risiko yang berbeda dengan usia tua. Faktor risiko tersebut antara lain:

  1. Kelainan pembekuan darah

Beberapa penyakit yang menyebabkan  gangguan pembekuan darah seperti, sindrom antifosfolipid, anemia sel sabit, lupus, kanker dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan  pembuluh darah.

  1. Kelainan jantung

Adanya kelainan jantung seperti gangguan irama jantung, infeksi  jantung, serta adanya kebocoran katup jantung (patent foramen ovale) akan meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan.

  1. Kelainan pembuluh darah

Kelainan pembuluh darah seperti pelebaran pembuluh darah (aneurisma) dan malformasi arteri vena merupakan penyebab tersering  terjadinya stroke  pendarahan di usia muda.

  1. Migrain

Sebanyak 1/3 penderita stroke memiliki riwayat sakit kepala tipe migrain. Adanya migrain, terutama yang disertai dengan gejala penyerta seperti melihat kilatan cahaya, gangguan penglihatan, kesemutan dan kelemahan anggota gerak dapat meningkatkan  risiko terjadinya stroke sumbatan.

  1. Hamil, masa nifas, dan penggunaan obat kontrasepsi hormonal

Kehamilan dan masa nifas dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan terutama mulai dari trimester ketiga hingga 6 minggu pasca persalinan. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga meningkatkan risiko terjadinya stroke  sumbatan.

  1. Penggunaan obat-obatan terlarang

Penggunaan obat-obatan terlarang seperti ganja, opioid dan kokain meningkatkan risiko terjadinya stroke , baik akibat langsung dari obat-obatan tersebut maupun akibat jalur penggunaan obat yang disuntikkan melalui pembuluh darah vena atau inhalasi.

  1. Genetik

Beberapa kelainan genetik seperti penyakit Fabry, gangguan mitokondria (MELAS), cerebral small vessel  disease (CADASIL) dan sindrom Marfan berisiko terjadinya terjadinya stroke sumbatan.

Pencegahan stroke  

Mencegah serangan stroke terutama di usia muda penting dilakukan agar tidak menyesal di kemudian hari. Beberapa  faktor risiko terjadinya stroke  dapat dimodifikasi dengan cara menjalankan pola hidup sehat seperti mengatur pola makan, olahraga secara rutin, membatasi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok.

Selain itu jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk mencegah  dan mengenali faktor risiko stroke . Masyarakat bisa melakukan medical check up atau konsultasi dengan dokter ahli. Yuk kenali dan hindari faktor risiko stroke , don’t be the one.

*Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah

Referensi:

  1. Kementerian      Kesehatan Republik      Indonesia. Laporan Nasional Riskesdas 2018. 2019.
  2. Ekker MS, Boot EM, Singhal AB, Tan KS, Debette S, dkk. Epidemiology, aetiology, and management of ischaemic stroke in young adults. Lancet Neurol. 2018; 17: 790–801. 
  3. Li L. Scott CA, Rothwell PM. Association of younger vs older ages with changes in incidence of stroke and other vascular events, 2002-2018. JAMA. 2022;328(6):563-574.
  4. George MG. Risk factor of ischemic stroke in younger adults. Stroke. 2020;51:729-735.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *