Unikma.ac.id – Islam bukan sekadar agama ritual yang terbatas pada ibadah mahdhah (khusus) seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Lebih dari itu, Islam adalah sistem kehidupan yang komprehensif, memberikan panduan lengkap bagi seluruh aspek kehidupan manusia. Prinsip-prinsip Islam yang universal dan abadi dapat diaplikasikan dalam konteks modern untuk menciptakan kehidupan yang seimbang, bermakna, dan diridhai Allah SWT.
Penerapan prinsip Islam dalam kehidupan sehari-hari merupakan wujud dari pengamalan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh). Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an: “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 208).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Terjemahan Kemenag 2019
- Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu.
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang aplikasi prinsip-prinsip Islam dalam tiga ranah utama: keluarga, masyarakat, dan pekerjaan, disertai contoh-contoh praktis yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan modern.
- Landasan Teoretis Prinsip-Prinsip Islam dalam Kehidupan
- Hakikat Islam sebagai Way of Life
Islam berasal dari kata “salam” yang berarti damai, keselamatan, dan ketundukan. Secara terminologis, Islam berarti ketundukan dan kepatuhan total kepada Allah SWT melalui penyembahan, pelaksanaan perintah-Nya, dan penjauhan larangan-Nya. Konsep Islam sebagai way of life tercermin dalam ajarannya yang mencakup:
Aqidah (Keyakinan): Membentuk paradigma berpikir dan worldview Islami
Syariah (Hukum): Mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah) dan hubungan manusia dengan sesama (muamalah). Akhlaq (Moral): Membentuk kepribadian dan karakter mulia
Ketiga komponen ini terintegrasi membentuk sistem kehidupan yang holistik. Ibn Qayyim al-Jawziyyah menjelaskan: “Dasar syariat adalah hikmah dan kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat. Syariat seluruhnya adil, seluruhnya rahmat, seluruhnya maslahat, dan seluruhnya hikmah.”
2 Prinsip-Prinsip Dasar dalam Islam
Beberapa prinsip dasar Islam yang menjadi fondasi aplikasi dalam kehidupan sehari-hari: Tawhid (Mengesakan Allah): Prinsip sentral yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan Muslim. Tidak sekadar percaya kepada keesaan Allah, tetapi juga mengesakan-Nya dalam peribadatan, penghambaan, dan penerapan hukum.
Ibadah (Penghambaan): Konsep ibadah dalam Islam mencakup seluruh aktivitas kehidupan jika diniatkan karena Allah dan dilakukan sesuai syariat-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Khalifah (Perwakilan): Manusia sebagai khalifah di muka bumi memiliki tanggung jawab untuk memakmurkan dan mengelolanya dengan baik. “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’” (QS. Al-Baqarah: 30).
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَالَا تَعْلَمُوْنَ
Terjemahan Kemenag 2019
- (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah13) di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
13) Dalam Al-Qur’an, kata khalīfah memiliki makna ‘pengganti’, ‘pemimpin’, ‘penguasa’, atau ‘pengelola alam semesta’.
Wasathiyyah (Moderasi): Prinsip keseimbangan dan moderasi dalam seluruh aspek kehidupan. “Dan demikianlah Kami menjadikan kamu (umat Islam) umat yang moderat.” (QS. Al-Baqarah: 143).
Maslahah (Kemaslahatan): Tujuan utama syariat Islam adalah mewujudkan kemaslahatan manusia dengan menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
- Penerapan Prinsip Islam dalam Kehidupan Keluarga
- Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah wa Rahmah
Keluarga dalam Islam bukan sekadar ikatan biologis-sosiologis, tetapi merupakan institusi ibadah yang memiliki nilai sakral. Tujuannya adalah mewujudkan keluarga sakinah (ketenangan), mawaddah (cinta), dan rahmah (kasih sayang) sebagaimana firman Allah: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, supaya kamu mendapat ketenangan hati, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rum: 21).
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Terjemahan Kemenag 2019
- Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Contoh Penerapan:
- Pemilihan Pasangan Hidup yang Tepat
- Memprioritaskan kriteria agama dalam memilih pasangan
- Melakukan ta’aruf (perkenalan) yang sesuai syariat
- Melibatkan keluarga dan meminta pendapat mereka
- Istikhara sebelum mengambil keputusan
- Menjalin Komunikasi Berbasis Syariat
- Menggunakan bahasa yang lembut dan santun (qaulan karima)
- Menghindari ghibah (menggunjing) dan tajassus (mencari-cari kesalahan)
- Saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran (QS. Al-Ashr: 3)
- Menjaga rahasia rumah tangga
- Pembagian Peran yang Harmonis
- Suami sebagai qawwam (pemimpin) dengan kepemimpinan yang bijaksana
- Istri sebagai partner yang aktif dalam membangun keluarga
- Kerjasama dalam pengasuhan anak dan pekerjaan domestik
- Pendidikan Anak dalam Keluarga Muslim
Pendidikan anak dalam Islam dimulai sejak pemilihan pasangan, masa kehamilan, hingga proses pengasuhan yang berkelanjutan. Rasulullah SAW bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orangtuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari).
Contoh Penerapan:
- Pendidikan Aqidah Sejak Dini
- Mengenalkan kalimat tauhid (Laa ilaaha illallah) sejak dini
- Menceritakan kisah para nabi dan rasul
- Mengajarkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
- Menanamkan rasa takut hanya kepada Allah
- Pembiasaan Ibadah Praktis
- Mengajak anak shalatberjamaah sejak usia 7 tahun
- Membiasakan puasa Ramadhan secara bertahap
- Mengenalkan bacaan Al-Qur’an dengan metode yang menyenangkan
- Memberikan teladan dalam beribadah
- Pembentukan Karakter Islami
- Menanamkan kejujuran melalui keteladanan
- Mengajarkan tanggung jawab sesuai usia
- Membiasakan sikap hormat kepada orangtua dan sesama
- Mengembangkan kepedulian sosial melalui sedekah dan kegiatan amal
- Menjaga Hubungan Kekerabatan (Silaturahim)
Islam menekankan pentingnya menjaga hubungan kekerabatan (silaturahim) sebagai bagian dari keimanan. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari).
Contoh Penerapan:
- Kunjungan Rutin kepada Keluarga
- Mengunjungi orangtua secara teratur
- Menjaga komunikasi dengan saudara dan kerabat
- Memperhatikan kebutuhan keluarga yang kurang mampu
- Penyelesaian Konflik Keluarga secara Islami
- Mengedepankan musyawarah dan dialog
- Menghindari pengadilan sebagai solusi pertama
- Melibatkan pihak ketiga yang bijaksana jika diperlukan
- Saling memaafkan dan berlapang dada
- Penerapan Prinsip Islam dalam Kehidupan Bermasyarakat
- Konsep Ummah dan Tanggung Jawab Sosial
Islam memandang masyarakat sebagai kesatuan organik yang disebut ummah. Setiap Muslim adalah bagian dari ummah yang memiliki tanggung jawab sosial terhadap sesama. Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh turut merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim).
Contoh Penerapan:
- Menjaga Hak-Hak Tetangga
- Berbagi makanan dengan tetangga
- Menjaga ketenangan lingkungan
- Menjenguk ketika sakit
- Membantu ketika mengalami kesulitan
- Aktif dalam Kegiatan Kemasyarakatan
- Berpartisipasi dalam kerja bakti lingkungan
- Terlibat dalam kegiatan masjid dan majelis taklim
- Membantu penyelenggaraan acara sosial keagamaan
- Berperan aktif dalam lembaga amil zakat
- Prinsip Toleransi dan Hubungan Antaragama
Islam mengajarkan toleransi yang seimbang, bukan relativisme agama. Muslim diperintahkan untuk berinteraksi secara baik dengan non-Muslim selama tidak memusuhi Islam. Allah berfirman: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusirmu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah: 8).
لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ
Terjemahan Kemenag 2019
- Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
Contoh Penerapan:
- Menjaga Kerukunan Beragama
- Menghormati tempat ibadah agama lain
- Tidak memaksakan keyakinan kepada non-Muslim
- Bekerjasama dalam urusan kemanusiaan dan kemaslahatan umum
- Menjaga hak-hak non-Muslim yang tinggal dalam masyarakat Muslim
- Dakwah dengan Hikmah dan Cara yang Baik
- Menampilkan akhlak mulia sebagai cerminan Islam
- Menjelaskan ajaran Islam dengan bahasa yang mudah dipahami
- Menghindari debat kusir dan perdebatan yang tidak produktif
- Memberikan contoh praktis kehidupan Islami
- Etika Sosial dalam Islam
Islam memberikan panduan lengkap tentang etika sosial yang mencakup seluruh aspek interaksi manusia. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia, sebagaimana sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).
Contoh Penerapan:
- Etika Bertetangga
- Tidak mengganggu ketenangan tetangga
- Menjaga pandangan kepada aurat tetangga
- Saling menolong dalam kebaikan
- Menutupi aib tetangga
- Etika di Tempat Umum
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Mengucapkan salam ketika bertemu sesama Muslim
- Menepati janji dan komitmen
- Memberikan hak jalan dan fasilitas umum
- Etika Bermedia Sosial
- Menyebarkan informasi yang bermanfaat
- Menghindari penyebaran hoaks dan fitnah
- Tidak mengolok-olok atau menghina orang lain
- Menggunakan bahasa yang santun dalam berkomentar
- Penerapan Prinsip Islam dalam Dunia Pekerjaan
- Konsep Kerja dalam Islam
Kerja dalam Islam memiliki nilai ibadah jika diniatkan untuk mencari ridha Allah dan dilakukan sesuai syariat. Islam mendorong umatnya untuk bekerja keras dan profesional. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang jika bekerja, dia melakukannya dengan profesional (itqan).” (HR. Baihaqi).
Prinsip-Prinsip Kerja dalam Islam:
- Niat yang Ikhlas
- Bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang halal
- Menjadi pribadi yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain
- Menyumbangkan keahlian untuk kemaslahatan umat
- Mencari Rezeki yang Halal
- Menghindari pekerjaan yang haram secara substansi (seperti riba, judi)
- Menjauhi cara-cara yang haram dalam mencari rezeki
- Memastikan produk atau jasa yang dihasilkan halal dan bermanfaat
- Etika Islam dalam Bekerja
Islam memberikan panduan komprehensif tentang etika kerja yang mencakup hubungan dengan atasan, bawahan, rekan kerja, dan pelanggan.
Contoh Penerapan:
- Terhadap Pekerjaan
- Amanah dan profesional dalam menyelesaikan tugas
- Disiplin waktu dan memanfaatkan waktu dengan optimal
- Bekerja dengan ketelitian dan keahlian (itqan)
- Terus mengembangkan kompetensi dan skill
- Terhadap Atasan
- Patuh selama tidak dalam maksiat kepada Allah
- Memberikan masukan dengan cara yang baik
- Menjaga rahasia perusahaan
- Tidak mengambil hak perusahaan yang bukan miliknya
- Terhadap Bawahan
- Memberikan upah yang layak sebelum keringat kering
- Memperlakukan dengan adil dan manusiawi
- Memberikan bimbingan dan pengembangan diri
- Tidak membebani di luar kemampuan
- Terhadap Rekan Kerja
- Saling menolong dalam kebaikan
- Menjauhkan diri dari hasad dan iri dengki
- Menjaga sikap profesionalisme
- Menghindari ghibah dan fitnah di tempat kerja
- Menjaga Keseimbangan Kerja dan Ibadah
Salah satu tantangan dalam kehidupan modern adalah menjaga keseimbangan antara tuntutan kerja dan kewajiban ibadah. Islam memberikan prinsip-prinsip untuk mencapai keseimbangan ini.
Contoh Penerapan:
- Manajemen Waktu Islami
- Mendahulukan kewajiban ibadah shalat tepat waktu
- Memanfaatkan waktu istirahat untuk ibadah sunnah
- Mengatur jadwal kerja yang tidak mengganggu ibadah wajib
- Menggunakan akhir pekan untuk meningkatkan kualitas spiritual
- Integrasi Nilai-Nilai Ibadah dalam Bekerja
- Meniatkan kerja sebagai ibadah kepada Allah
- Menganggap rezeki yang diperoleh sebagai karunia Allah
- Bersyukur atas nikmat pekerjaan dan rezeki
- Bersabar menghadapi tantangan dalam pekerjaan
- Etika Bisnis dalam Islam
Bagi pelaku bisnis, Islam memberikan rambu-rambu etika yang jelas untuk memastikan kehalalan dan keberkahan dalam usaha.
Contoh Penerapan:
- Transparansi dan Kejujuran
- Jujur dalam menimbang dan mengukur
- Terbuka tentang kualitas produk
- Menepati janji dan kontrak bisnis
- Tidak menyembunyikan cacat produk
- Menghindari Riba dan Spekulasi
- Menggunakan sistem bagi hasil dalam investasi
- Menjauhi transaksi yang mengandung gharar (ketidakpastian)
- Tidak melakukan praktik monopoli yang merugikan
- Mengedepankan sistem ekonomi syariah
- Tantangan dan Solusi dalam Menerapkan Prinsip Islam di Era Modern
- Tantangan Kontemporer
Menerapkan prinsip Islam dalam kehidupan modern menghadapi berbagai tantangan:
- Sekularisme: Pemishaan agama dari kehidupan publik
- Materialisme: Orientasi berlebihan pada hal-hal materi
- Individualisme: Mengutamakan kepentingan pribadi atas kepentingan kolektif
- Relativisme Moral: Penolakan terhadap standar moral absolut
- Strategi Mengatasi Tantangan
- Pendidikan Islam yang Komprehensif
- Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kurikulum pendidikan
- Membangun lingkungan yang kondusif untuk praktik Islam
- Memperkuat pendidikan keluarga sebagai basis pembentukan karakter
- Keteladanan dan Dakwah Bil Hal
- Menunjukkan contoh nyata keberhasilan penerapan Islam
- Membangun komunitas Muslim yang aplikatif dan inklusif
- Berkontribusi positif dalam pembangunan masyarakat
- Ijtihad Kontemporer
- Mengembangkan pemahaman fiqh yang relevan dengan konteks modern
- Menjawab persoalan baru dengan tetap berpegang pada prinsip syariah
- Membangun dialog antara tradisi Islam dan perkembangan modern
Kesimpulan
Mengaplikasikan prinsip Islam dalam kehidupan sehari-hari merupakan manifestasi dari keimanan yang utuh. Penerapan ini mencakup seluruh aspek kehidupan, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga dunia pekerjaan. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar Islam dan mengimplementasikannya secara konsisten, seorang Muslim dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat.
Kunci keberhasilan dalam mengaplikasikan prinsip Islam terletak pada pemahaman yang komprehensif, keteladanan, konsistensi, dan fleksibilitas dalam metode tanpa mengorbankan prinsip. Sebagaimana firman Allah: “Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul-Nya apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.” (QS. Al-Anfal: 24).
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَجِيْبُوْا لِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ اِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيْكُمْۚ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهٖ وَاَنَّهٗٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
Terjemahan Kemenag 2019
- Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan Rasul (Nabi Muhammad) apabila dia menyerumu pada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu!310) Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dengan hatinya311) dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
310) Seruan tersebut berupa panggilan untuk berperang demi meninggikan kalimat Allah Swt. serta menjaga keberlangsunganIslam dan kaum muslim. Dapat juga dipahami bahwa seruan itu berupa ajakan menuju iman, petunjuk, jihad, dan segala hal yang berkaitan dengan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
311) Allah swt. menguasai hati manusia dan mengarahkannya sesuai kehendak-Nya. Maka, Allah Swt. menghalangi kecenderungan manusia untuk menuruti hawa nafsu, kemudian membimbingnya menuju jalan yang lurus.
Dengan komitmen yang kuat dan pemahaman yang mendalam, penerapan prinsip Islam dalam kehidupan modern bukan hanya mungkin, tetapi menjadi solusi bagi berbagai persoalan kemanusiaan kontemporer.
—
*Kuswantoro M.Pd.I, Dosen Islamic Studies di Universitas Komputama (Unikma), Cilacap, Jawa Tengah.
Referensi
- Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahannya
- Hadits-Hadits Nabi Muhammad SAW dari Kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim, dan lainnya
- Al-Ghazali, Abu Hamid. (2000). Ihya’ Ulum al-Din. Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah.
- Qaradawi, Yusuf. (2001). Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam. Kairo: Maktabah Wahbah.
- Al-Maududi, Abul A’la. (1999). Towards Understanding Islam. Leicester: Islamic Foundation.
- Ramadan, Tariq. (2004). Western Muslims and the Future of Islam. Oxford: Oxford University Press.
- Hassan, Mona. (2016). Longing for the Lost Caliphate: A Transregional History. Princeton: Princeton University Press.
- Ismail, Raihan. (2016). Saudi Clerics and Shia Islam. Oxford: Oxford University Press.
- Auda, Jasser. (2008). Maqasid al-Shariah as Philosophy of Islamic Law: A Systems Approach. London: International Institute of Islamic Thought.
- Kamali, Mohammad Hashim. (2008). Shari’ah Law: An Introduction. Oxford: Oneworld Publications.
- Esposito, John L. (2010). The Future of Islam. Oxford: Oxford University Press.
- Saeed, Abdullah. (2006). Islamic Thought: An Introduction. London: Routledge.
- Nasr, Seyyed Hossein. (2002). The Heart of Islam: Enduring Values for Humanity. New York: HarperOne.
- Ramadan, Tariq. (2007). The Messenger: The Meanings of the Life of Muhammad. London: Allen Lane.
- Armstrong, Karen. (2002). Islam: A Short History. New York: Modern Library.
- Lumbard, Joseph E.B. (2015). Islam, Fundamentalism, and the Betrayal of Tradition: Essays by Western Muslim Scholars. Bloomington: World Wisdom.
- Aslan, Reza. (2011). No god but God: The Origins, Evolution, and Future of Islam. New York: Random House.
- Sardar, Ziauddin. (2011). Reading the Qur’an: The Contemporary Relevance of the Sacred Text of Islam. London: Hurst & Company.
- El Fadl, Khaled Abou. (2005). The Great Theft: Wrestling Islam from the Extremists. New York: HarperOne.
- Stenberg, Leif. (1996). The Islamization of Science: Four Muslim Positions Developing an Islamic Modernity. Lund: Lund University.









