Universitas Komputama – Subsidi energi seperti BBM (Bahan Bakar Minyak) dan LPG 3 kilogram merupakan bentuk intervensi fiskal pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat, menekan inflasi, serta memastikan akses energi yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan, bahwa pemerintah setiap tahun menanggung selisih antara harga keekonomian dan harga jual di masyarakat melalui subsidi dan kompensasi dari APBN. Kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk BBM seperti Pertalite dan Solar, tetapi juga LPG 3 kg, minyak tanah, hingga subsidi tarif listrik dan pupuk.
Purbaya menekankan bahwa subsidi energi adalah bentuk keberpihakan fiskal pemerintah, dengan nilai yang sangat besar setiap tahunnya. Namun, beliau juga menegaskan pentingnya evaluasi agar subsidi ini lebih tepat sasaran dan berkeadilan.
Dengan subsidi, jutaan rumah tangga, petani, dan pelaku usaha kecil mendapat manfaat langsung, sehingga roda perekonomian tetap berjalan di tengah tekanan global seperti kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah.
1. LPG 3 KG
Harga Keekonomisan LPG 3 Kilogram
Harga keekonomian atau harga asli LPG 3 kilogram menurut Menkeu Purbaya adalah sebesar Rp42.750 per tabung. Harga ini mencerminkan biaya produksi, distribusi, dan faktor eksternal lain seperti fluktuasi harga gas dunia. Tanpa subsidi, harga ini tentu sangat memberatkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang sangat bergantung pada LPG 3 kg untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Harga LPG 3 Kilogram Setelah Disubsidi
Melalui subsidi pemerintah, harga LPG 3 kilogram dijual ke masyarakat hanya sebesar Rp12.750 per tabung. Artinya, masyarakat mendapat subsidi sebesar Rp30.000 per tabung (sekitar 70% dari harga asli). Subsidi LPG 3 kg pada APBN 2024 dialokasikan sebesar Rp80,2 triliun dan dinikmati oleh sekitar 41,5 juta pelanggan di seluruh Indonesia.
2. Pertalite
Harga Pertalite Sebelum Disubsidi
Harga keekonomian Pertalite sebelum disubsidi adalah Rp11.700 per liter. Harga ini sejalan dengan biaya produksi dan distribusi serta pengaruh harga minyak mentah dunia. Jika tidak disubsidi, harga Pertalite tentu jauh lebih mahal dan kurang terjangkau bagi masyarakat luas.
Harga Pertalite Setelah Disubsidi
Setelah disubsidi, harga jual Pertalite di SPBU adalah Rp10.000 per liter. Pemerintah menanggung subsidi sebesar Rp1.700 per liter (sekitar 15% dari harga asli), dengan total anggaran subsidi Pertalite pada 2024 sebesar Rp56,1 triliun. Subsidi ini dinikmati oleh lebih dari 157 juta kendaraan di Indonesia.
3. Solar Subsidi
Harga Solar Sebelum Subsidi
Harga keekonomian Solar menurut pernyataan Menkeu Purbaya adalah Rp11.950 per liter. Harga ini didasarkan pada biaya produksi, distribusi, dan faktor eksternal lainnya. Tanpa subsidi, harga Solar akan jauh lebih mahal dan berdampak pada kenaikan biaya logistik serta harga kebutuhan pokok.
Harga Solar Setelah Subsidi
Setelah diberikan subsidi, harga jual Solar di SPBU adalahRp6.800 per liter. Subsidi yang diberikan pemerintah mencapai Rp5.150 per liter (sekitar 43% dari harga asli), dengan total nilai subsidi Solar pada 2024 mencapai Rp89,7 triliun untuk lebih dari empat juta kendaraan.
4. Minyak Tanah
Harga Minyak Tanah Asli
Harga keekonomian minyak tanah sebelum subsidi adalah Rp11.150 per liter. Harga ini didasarkan pada biaya produksi dan distribusi serta harga minyak mentah dunia. Jika dijual tanpa subsidi, minyak tanah akan sangat memberatkan masyarakat berpenghasilan rendah.
Harga Minyak Tanah Setelah Subsidi
Setelah disubsidi, harga jual minyak tanah adalah Rp2.500 per liter. Pemerintah menanggung subsidi sebesar Rp8.650 per liter (sekitar 78% dari harga asli), dengan realisasi anggaran subsidi minyak tanah sebesar Rp4,5 triliun. Subsidi ini memberikan manfaat bagi sekitar 1,8 juta rumah tangga di Indonesia.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah
Referensi:
- Antara News-https://www.antaranews.com/berita/5143297/purbaya-rinci-harga-asli-pertalite-hingga-lpg-3-kg-sebelum-subsidi
- CNBC Indonesia-https://www.cnbcindonesia.com/news/20251013122123-4-675275/purbaya-ungkap-harga-asli-bbm-pertalite-terbaru-bukan-rp10000-liter