Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
previous arrow
next arrow

Membandingkan Argumen Keberadaan Tuhan: Perspektif Filsafat Barat Dan Islam

UNIKMA, Cilacap – Pertanyaan tentang keberadaan Tuhan merupakan salah satu persoalan paling fundamental yang menghantui […]

Ilustrasi Argumen keberadaan Tuhan versi Barat dan Islam. (Foto: Created by Cici AI/Kuswantoro)


UNIKMA, Cilacap – Pertanyaan tentang keberadaan Tuhan merupakan salah satu persoalan paling fundamental yang menghantui pikiran manusia sepanjang sejarah. Apakah ada Realitas Mutlak di balik jagad raya ini? Apakah alam semesta ada dengan sendirinya ataukah ada “Sebab Pertama” yang mengadakannya? Pertanyaan-pertanyaan metafisik ini telah melahirkan beragam disiplin ilmu, dari filsafat hingga teologi, dan dari sains hingga mistisisme.

Tradisi filsafat Barat, dengan akar Yunani Kunonya, telah mengembangkan serangkaian argumen rasional yang dikenal sebagai “Teologi Natural” (Natural Theology). Teologi Natural berusaha membuktikan keberadaan Tuhan tanpa bergantung pada wahyu, melainkan semata-mata melalui observasi terhadap alam dan penggunaan akal budi. Tiga argumen utamanya Kosmologis, Teleologis, dan Ontologis menjadi pilar dalam diskursus filsafat agama.

Di dunia Islam, yang juga mewarisi dan mentransformasi warisan filsafat Yunani, pertanyaan tentang Tuhan tidak pernah menjadi domain akal semata. Wahyu Al-Qur’an menjadi kerangka acuan utama. Namun, hal ini tidak berarti akal diabaikan. Justru, Al-Qur’an sendiri berulang kali mendorong manusia untuk menggunakan akalnya (ta’aqqulûntafakkurûn) dalam memperhatikan ciptaan Tuhan.

Kombinasi unik antara akal dan wahyu ini melahirkan disiplin ilmu Kalam (teologi skolastik Islam) dan Falsafah (filsafat Islam), yang mengembangkan argumen-argumen rasional yang sangat canggih untuk membuktikan keberadaan Allah. Argumen-argumen ini sering kali paralel dengan argumen dalam filsafat Barat, tetapi diwarnai oleh konsep ketauhidan (tawhid) yang ketat dan pandangan dunia (weltanschauung) Islam.

  1. Argumen Kosmologis: Mencari Sebab Pertama
  2. Dalam Filsafat Barat

Argumen Kosmologis berangkat dari fakta kontingenensi alam semesta. Alam semesta ini “ada,” tetapi keberadaannya tidak niscaya; ia bisa saja tidak ada. Segala sesuatu yang ada di dalamnya bersifat kontingen (bergantung pada hal lain untuk keberadaannya). Rantai sebab-akibat ini, menurut argumen ini, tidak mungkin regresif tanpa akhir (infinite regress). Pasti ada sebuah Titik Awal yang non-kontingen, yang tidak disebabkan oleh sesuatu lain, yang merupakan Sebab Pertama dari segala yang ada. Inilah yang disebut Tuhan.

Versi yang paling terkenal dirumuskan oleh Thomas Aquinas (1225-1274) dalam “Quinque Viae” (Lima Jalan)-nya. Dua jalannya yang paling relevan adalah:

  1. Jalan dari Gerak (Motion): Segala sesuatu yang bergerak digerakkan oleh sesuatu yang lain. Rantai penggerak ini tidak dapat berjalan hingga tak terhingga. Oleh karena itu, harus ada Penggerak Pertama yang tidak digerakkan oleh siapa pun, yaitu Tuhan.
  1. Jalan dari Sebab Efisien (Efficient Cause): Di dunia ini, kita melihat rangkaian sebab-akibat. Tidak ada sesuatu yang menjadi sebab bagi dirinya sendiri. Mustahil ada rantai sebab-akibat yang tak terhingga. Maka, harus ada Sebab Efisien Pertama, yaitu Tuhan.

David Hume (1711-1776) dan Immanuel Kant (1724-1804) mengajukan kritik tajam. Hume mempertanyakan asumsi bahwa segala sesuatu harus memiliki sebab, dan menolak analogi dari pengalaman terbatas kita keseluruh alam semesta. Kant berargumen bahwa argumen kosmologis pada akhirnya bersandar pada argumen ontologis (yang akan dibahas nanti), yang ia anggap cacat.

  1. Dalam Pemikiran Islam

Argumen Kosmologis mendapatkan bentuknya yang sangat sistematis dalam ilmu Kalam dan Filsafat Islam. Para teolog (mutakallimun) dari kalangan Asy’ariyah mengembangkan argumen yang dikenal sebagai “Dalil al-Hudûts” (Argumen Keterciptaan).

Argumen ini berjalan sebagai berikut:

  • Alam semesta adalah hadits (baru, tidak kekal), karena ia terdiri dari substansi dan aksiden yang senantiasa berubah.
  • Segala sesuatu yang baru mustahil muncul dengan sendirinya; ia memerlukan Muhdits (Pembuat yang mengadakannya).
  • Pembuat ini harus bersifat Qadim (kekal), tidak baru, karena jika Ia baru, Ia juga memerlukan pembuat lain, dan begitu seterusnya hingga tak terhingga, yang mustahil.
  • Oleh karena itu, harus ada Sang Pencipta yang Kekal, yaitu Allah.

Versi lain yang lebih filosofis dikembangkan oleh para filsuf Muslim seperti Ibn Sina (Avicenna, 980-1037). Ia merumuskan argumen yang berpusat pada konsep “Wajib al-Wujud” (Necessary Existent) dan “Mumkin al-Wujud” (Contingent Existent).

  • Segala yang ada di alam semesta adalah Mumkin al-Wujud. Artinya, keberadaannya adalah mungkin (bisa ada bisa tidak) dan bergantung pada sebab lain untuk mewujudkannya.
  • Rantai Mumkin al-Wujud yang saling bergantung ini mustahil berjalan tanpa akhir. Jika semua mata rantai hanya bersifat mungkin, maka tidak ada satupun yang akan ada, karena tidak ada yang memberikan eksistensi secara niscaya.
  • Oleh karena itu, pasti ada satu Realitas yang keberadaannya tidak bergantung pada apa pun, yang eksistensinya bersifat niscaya dalam dirinya sendiri (Wajib al-Wujud bi Dzatih). Dialah Allah.
  • Ibn Sina lebih lanjut berargumen bahwa Wajib al-Wujud ini haruslah Esa, Sederhana (tidak tersusun), dan tidak memiliki kemungkinan-kemungkinan dalam diri-Nya.

Perbandingan Awal: Baik Aquinas maupun Ibn Sina sama-sama menolak regresi tak hingga dan memerlukan Sebab Pertama. Namun, pendekatan Ibn Sina lebih metafisik murni, berangkat dari hakikat eksistensi itu sendiri, sementara Aquinas lebih bersifat fisiko-kosmologis, berangkat dari pengamatan gerak dan sebab-akibat di dunia. Argumen Wajib al-Wujud Ibn Sina dianggap oleh banyak pemikir (seperti William Lane Craig) sebagai bentuk yang paling sempurna dari argumen kosmologis.

  1. Argumen Teleologis: Bukti dari Keteraturan
  2. Dalam Filsafat Barat

Argumen Teleologis (dari kata Yunani telos, yang berarti “tujuan”) adalah argumen dari desain. Alam semesta menunjukkan keteraturan, kompleksitas, dan penyesuaian means-to-ends yang begitu mencengangkan. Keteraturan ini, demikian argumennya, mustahil merupakan produk dari kebetulan belaka. Ia pasti adalah hasil dari perancangan suatu Kecerdasan Agung.

Versi klasik dikemukakan oleh William Paley (1743-1805) dengan analogi “Arloji dan Pembuat Arloji”. Jika kita menemukan sebuah arloji di padang pasir, kita akan menyimpulkan bahwa arloji itu pasti dirancang oleh seorang pembuat arloji, karena kompleksitas dan fungsionalitasnya. Demikian pula, alam semesta yang jauh lebih kompleks—dengan orbit planet, mata manusia,atau ekosistem—haruslah dirancang oleh seorang Perancang Agung, yaitu Tuhan.

Kritik paling mematikan terhadap argumen ini datang dari David Hume (dalam Dialogues Concerning Natural Religion) dan Charles Darwin. Hume berargumen bahwa:

  • Analogi antara alam semesta dan benda buatan manusia lemah.
  • Keteraturan bisa jadi merupakan hasil dari prinsip-prinsip internal alam (seperti hukum gravitasi).
  • Bahkan jika ada perancang, tidak ada jaminan bahwa perancang itu adalah Tuhan yang maha sempurna dari agama Abrahamik; bisa jadi ia adalah tim dewa yang ceroboh atau seorang magang yang masih belajar.

Teori Evolusi Darwin kemudian memberikan penjelasan naturalistik alternatif untuk “keteraturan” dan “penyesuaian” pada makhluk hidup, yaitu melalui mekanisme seleksi alam dan mutasi acak.

  1. Dalam Pemikiran Islam

Al-Qur’an dipenuhi dengan ayat-ayat yang mengajak manusia untuk merenungkan keteraturan alam sebagai tanda (ayat) keberadaan dan keesaan Allah. Ayat-ayat ini membentuk fondasi dari Argumen Teleologis dalam Islam, yang dikenal sebagai “Dalil al-‘Inâyah” (Argumen Providence/Pengaturan) atau “Dalil al-Ghâyah” (Argumen Tujuan).

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.” (QS Ali ‘Imran: 190)
“Dan Dialah yang telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS Al-Furqan: 2).

Para teolog dan filsuf Muslim mengembangkan ini secara rasional. Al-Ghazali (1058-1111), dalam Ihya’ ‘Ulum al-Din, menekankan keteraturan yang teliti di alam semesta. Ia berargumen bahwa koordinasi yang sempurna antara berbagai elemen alam—seperti cara mata diciptakan cocok untuk menerima cahaya, atau cara air dan tanah mendukung kehidupan—mustahil terjadi secara kebetulan. Keteraturan ini menunjukkan adanya Pengatur (Mudabbir) yang Maha Bijaksana.

Ibn Rushd (Averroes, 1126-1198) juga membela argumen dari desain. Dalam The Incoherence of the Incoherence, ia menanggapi kritik Al-Ghazali terhadap filsafat dengan menyatakan bahwa desain dalam alam adalah bukti yang jelas tentang adanya Pengetahuan dan Kehendak Ilahi.

Yang menarik, beberapa pemikir Muslim kontemporer seperti Adnan Oktar (Harun Yahya) menggunakan “Argument from Design” modern, termasuk dengan merujuk pada kompleksitas tak tersederhanakan (irreducible complexity) dalam biologi molekuler, untuk membuktikan keberadaan Tuhan, suatu pendekatan yang mirip dengan Intelligent Design movement di Barat.

Perbandingan Awal: Sementara Paley berangkat dari analogi mesin, pendekatan Islam lebih bersifat holistik dan tertanam dalam pandangan dunia teosentris. Keteraturan bukan sekadar “desain” mekanis, tetapi merupakan “tanda” (ayah) yang mengarahkan jiwa manusia kepada Penciptanya. Selain itu, dalam Islam, argumen ini tidak terpisah dari argumen kosmologis; keteraturan alam adalah bukti bahwa alam ini diciptakan (hadits) dan diatur oleh Sang Pencipta.

  1. Argumen Ontologis: Bukti dari Konsep Semata
  2. Dalam Filsafat Barat

Argumen Ontologis adalah yang paling abstrak dan kontroversial. Ia tidak bergantung pada pengamatan dunia, tetapi murni pada analisis konsep tentang Tuhan. Versi pertama dan paling terkenaldirumuskan oleh St. Anselm dari Canterbury (1033-1109) dalam Proslogion.

  1. Anselm mendefinisikan Tuhan sebagai “sesuatu yang mana tidak ada sesuatu yang lebih besar dapat dibayangkan” (that than which nothing greater can be conceived).
  1. Sesuatu yang ada baik dalam pikiran (in intellectu) maupun dalam kenyataan (in re) adalah lebih besar daripada sesuatu yang hanya ada dalam pikiran.
  2. Jika Tuhan hanya ada dalam pikiran, maka kita dapat membayangkan sesuatu yang lebih besar, yaitu Tuhan yang juga ada dalam kenyataan.
  3. Namun, ini bertentangan dengan definisi (1), karena Tuhan adalah yang terbesar yang dapat dibayangkan.
  4. Oleh karena itu, Tuhan harus ada, tidak hanya dalam pikiran, tetapi juga dalam kenyataan.

Rene Descartes (1596-1650) mengemukakan versi lain yang berpusat pada kesempurnaan. Ia berargumen bahwa kita memiliki ide tentang Wujud yang Maha Sempurna. Eksistensi adalah sebuah kesempurnaan (karena sesuatu yang ada lebih sempurna daripada sesuatu yang tidak ada). Oleh karena itu, Wujud yang Maha Sempurna harus memiliki sifat eksistensi, artinya Ia harus ada.

Kritik paling terkenal datang dari Immanuel Kant. Kant berargumen bahwa “eksistensi” bukanlah sebuah “predikat” atau sifat yang dapat ditambahkan pada suatu konsep. Menyatakan “Tuhan ada” tidak menambahkan sifat baru pada konsep Tuhan; ia hanya menegaskan bahwa objek dari konsep tersebut instansiasi dalam realitas. Dengan kata lain, Anda tidak bisa “mendefinisikan” sesuatu menjadi ada.

  1. Dalam Pemikiran Islam?

Argumen Ontologis murni gaya Anselm tidak ditemukan secara eksplisit dalam tradisi awal filsafat Islam. Namun, benih-benihnya dapat dilacak dalam pemikiran Ibn Sina. Konsepnya tentang Wajib al-Wujud memiliki kemiripan struktural.

Bagi Ibn Sina, esensi (mahiyyah) dan eksistensi (wujud) pada segala sesuatu yang kontingen adalah terpisah. Namun, pada Wajib al-Wujud, esensi-Nya adalah eksistensi-Nya. Eksistensi melekat pada-Nya secara niscaya. Dalam pemikiran Ibn Sina, begitu kita memahami konsep tentang Wajib al-Wujud—yaitu Realitas yang eksistensinya niscaya—maka kita harus menyimpulkan bahwa Ia ada. Karena, ketiadaan-Nya akan merupakan kontradiksi logis. Ini sangat dekat dengan logika argumen ontologis.

Mulla Sadra (1571-1640), filsuf Iran pendiri Aliran Hikmah Muta’aliyah, mengambil langkah lebih radikal. Ia mengembangkan doktrin “Ashalat al-Wujud” (Primacy of Existence). Baginya, eksistensi adalah realitas fundamental dan esensi hanyalah batasan-batasan darinya. Tuhan adalah Eksistensi Murni dan Tak Terbatas (Wujud al-Muthlaq). Pemahaman mendalam tentang hakikat eksistensi akan secara langsung mengarah pada pengakuan terhadap Sumber Segala Eksistensi, yaitu Tuhan. Meskipun bukan argumen ontologis dalam bentuk Anselmian, pendekatan Mulla Sadra adalah sebuah argumen eksistensial-metafisik yang berusaha membuktikan Tuhan dari hakikat keberadaan itu sendiri.

Perbandingan Awal: Argumen ontologis Barat (Anselm) bersifat epistemologis-logis, bermain di ranah definisi dan konsep. Sementara pendekatan Ibn Sina dan Mulla Sadra lebih bersifat metafisik-ontologis, berangkat dari pembedaan real antara esensi dan eksistensi. Keduanya sama-sama berusaha menunjukkan bahwakeberadaan Tuhan bersifat niscaya, tetapi landasan metafisiknya berbeda. Kritik Kant terhadap “eksistensi sebagai predikat” mungkin kurang mempan terhadap argumen Ibn Sina, karena yang ditekankan Ibn Sina adalah ke-niscayaan eksistensi dari suatu Konsep Tertentu (Wajib al-Wujud), bukan menambahkan sifat “eksistensi” pada suatu konsep.

  1. Argumen Unik dalam Islam: Fitrah

Sebuah argumen yang hampir tidak memiliki padanan kuat dalam filsafat Barat adalah Argumen Fitrah. Konsep ini berakar dari Al-Qur’an:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS Ar-Rum: 30).

Dalam hadits juga disebutkan: “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari-Muslim).

Fitrah di sini dipahami sebagai disposisi alamiah, kecenderungan primordial, atau kesadaran bawaan manusia untuk mengakui keberadaan Tuhan (Allah). Dalam teologi Islam, ini bukan berarti bayi yang baru lahir sudah memiliki konsep teologis yang matang, tetapi bahwa dalam diri manusia terdapat “kekosongan” spiritual yang hanya dapat diisi oleh Tuhan, dan terdapat “kecenderungan” natural untuk mencari dan mengenal-Nya.

Para pemikir seperti Al-Ghazali dan Sayyid Hossein Nasr (kontemporer) mengembangkan argumen ini. Bagi mereka, pengakuan terhadap Tuhan sudah tertanam dalam struktur kesadaran manusia yang paling dalam. Perbuatan-perbuatan dosa dan pengaruh lingkunganlah yang dapat mengubur atau “mengotor” fitrah ini. Pengalaman spiritual, perenungan diri, dan kontemplasi dapat membangkitkan kembali fitrah ini.

Argumen Fitrah ini bersifat epistemologis sekaligus psikologis-eksistensial. Ia tidak membuktikan Tuhan kepada orang yang secara keras menolak, tetapi ia menjelaskan mengapa keyakinan pada Tuhan adalah fenomena yang universal dan mengapa manusia, dalam keadaan yang paling jujur dan terdalam (seperti saat ketakutan atau menghadapi kematian), sering kali secara spontan memanggil nama Tuhan.

Perbandingan dengan Barat: Konsep “Sense of Divinity” dari John Calvin atau “Penyelenggaraan Ilahi” (Divine Providence) dalam Stoikisme mungkin memiliki kemiripan, tetapi tidak sekuat dan sejelas doktrin Fitrah dalam Islam. Argumen Fitrah lebih dekat ke pengalaman religius daripada argumen logis formal.

  1. Analisis Komparatif Mendalam

Setelah menelusuri masing-masing argumen, kita dapat menarik beberapa benang merah perbedaan dan persamaan yang mendalam.

  1. Sumber Epistemologi: Akal vs. Akal dan Wahyu
  • Filsafat Barat (Teologi Natural): Berusaha keras untuk membangun argumen yang otonom dari wahyu. Akal budi (reason) adalah satu-satunya sumber yang sah. Ini adalah proyek “filsafat pertama”.
  • Islam: Meskipun menggunakan akal secara sangat rigor (terutama dalam Kalam dan Falsafah), akal tidak pernah dilihat sebagai satu-satunya sumber. Wahyu (Al-Qur’an dan Hadits) berfungsi sebagai pemandu, konfirmasi, dan kerangka acuan. Argumen-argumen rasional dikembangkan untuk memperkuat apa yang sudah diimani, atau untuk menjawab sangkaandari pihak lain, atau untuk memenuhi perintah Qur’an untuk berpikir. Hubungannya adalah simbiosis mutualisme, bukan pemisahan.
  1. Konsep Tuhan: The God of the Philosophers vs. Allah
  • Filsafat Barat: Argumen-argumen tersebut sering kali hanya sampai pada konsep abstrak: Penggerak Pertama, Sebab Utama, Perancang Agung, atau Yang Paling Sempurna. Ini yang disebut Pascal sebagai “God of the philosophers”, yang mungkin terasa jauh dan impersonal.
  • Islam: Meskipun argumen Wajib al-Wujud Ibn Sina juga sangat abstrak, dalam keseluruhan bangunan pemikiran Islam, Tuhan yang dibuktikan adalah Allah—Tuhan yang Maha Esa, Personal, Pengasih, Penyayang, yang berbicara melalui wahyu, yang memiliki Nama-nama dan Sifat-sifat yang Indah (Asma’ al-Husna). Argumen rasional berfungsi sebagai jalan untuk mengenal (ma’rifah) Tuhan yang telah memperkenalkan Diri-Nya dalam Al-Qur’an.
  1. Tujuan dan Fungsi Argumen
  • Filsafat Barat: Tujuannya sering kali epistemologis murni—untuk membangun dasar rasional bagi kepercayaan agama atau untuk memenangkan debat intelektual.
  • Islam: Tujuannya lebih luas dan bersifat eksistensial-spiritual. Argumen tidak hanya untuk “membuktikan” tetapi juga untuk “mengingatkan” (tadzkir). Tujuannya adalah untuk memperkuat keimanan (iman), menghasilkan keyakinan (yaqin) yang kokoh, dan pada akhirnya membawa manusia kepada ketundukan (islam) dan penyembahan (ibadah) yang benar kepada Allah. Al-Ghazali, dalam perjalanan spiritualnya, bahkan merasa bahwa keyakinan yang diperoleh hanya melalui logika masih rapuh, dan ia mencari “keyakinan yang tak tergoyahkan” melalui pengalaman sufi (iluminasi).
  1. Kelemahan dan Tanggapan

Kedua tradisi sama-sama menghadapi kritik dari filsafat modern (Hume, Kant) dan sains modern (Darwin, model alam semesta multiverse). Tanggapan dari kalangan teis kontemporer di Barat (seperti William Lane Craig, Richard Swinburne) sering kali memodernisasi argumen kosmologis (dengan dukungan Teori Big Bang) dan teleologis (dengan Fine-Tuning Universe).

Di dunia Islam, terdapat keragaman tanggapan. Kalangan modernis dan apologis menggunakan temuan sains untuk membuktikan kebenaran Qur’an (I’jaz ‘Ilmi). Sementara kalangan tradisionalis dan sufi mungkin akan mengatakan bahwa argumen-argumen logis ini berguna, tetapi jalan sejati untuk “membuktikan” Tuhan adalah melalui penyucian jiwa (tazkiyat al-nafs) dan pengalaman spiritual langsung (kasyf). Bagi mereka, Tuhan lebih dialami daripada dibuktikan.

Kesimpulan

Perbandingan antara argumen keberadaan Tuhan dalam filsafat Barat dan Islam mengungkapkan sebuah dialektika yang kaya. Kedua tradisi menunjukkan kekuatan akal budi manusia dalam menjangkau Realitas Transenden. Mereka berbagi struktur logika yang mirip dalam argumen kosmologis dan teleologis, dan menyentuh wilayah metafisika yang sama dalam argumen ontologis.

Namun, perbedaannya signifikan dan bermakna. Filsafat Barat, dalam proyek Teologi Natural-nya, berusaha membangun menara pencapaian Tuhan dari bumi semata, menggunakan batu bata akal. Tradisi Islam, sementara juga membangun menara yang kokoh dari batu bata akal, melakukannya di dalam sebuah kuil yang sudah didirikan oleh wahyu. Wahyu memberikan cetak biru, konteks,dan tujuan akhir dari pembangunan menara tersebut.

Argumen Fitrah dalam Islam menambahkan dimensi yang kurang mendapat perhatian dalam diskursus Barat modern: dimensi batin dan psikospiritual manusia. Ia mengingatkan bahwa pencarian Tuhan bukan hanya urusan logika, tetapi juga urusan hati dan kesadaran yang paling dalam.

Pada akhirnya, kedua pendekatan ini—rasional-filosofis dan wahyu-spiritual—bukanlah musuh, melainkan sekutu. Argumen rasional dapat membersihkan jalan dari keraguan dan prasangka, sementara wahyu dan pengalaman spiritual memberikan tujuan dan makna. Dalam konteks Islam, sintesis sempurna antara keduanya tercermin dalam perkataan Imam Ali bin Abi Thalib: “Awal agama adalah mengenal-Nya (ma’rifatullah).” Pengenalan itu dapat dimulai dengan akal, diperdalam dengan wahyu, dan disempurnakan dengan hati yang tunduk dan mencintai.

*Kuswantoro. S.Pd.I., M.Pd. Penulis adalah Dosen Islamic Studis Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap.

Daftar Referensi

  • Al-Qur’an al-Karim (Terjemahan dan Tafsir).
  • Al-Ghazali, Abu Hamid. Ihya’ ‘Ulum al-Din.
  • Ibn Sina (Avicenna). Al-Isyarat wa al-Tanbihat (The Book of Directives and Remarks).
  • Ibn Rushd (Averroes). Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence).
  • Mulla Sadra. Al-Hikmah al-Muta’aliyah (The Transcendent Philosophy).
  • Craig, William Lane. The Kalam Cosmological Argument. Wipf and Stock, 2000.
  • Fakhry, Majid. A History of Islamic Philosophy. Columbia University Press, 2004.
  • Leaman, Oliver. An Introduction to Classical Islamic Philosophy. Cambridge University Press, 2002.
  • Nasr, Seyyed Hossein. Knowledge and the Sacred. SUNY Press, 1989.
  • Peterson, Michael, et al. Reason and Religious Belief: An Introduction to the Philosophy of Religion. Oxford University Press, 2013.
  • Plantinga, Alvin. God, Freedom, and Evil. Eerdmans, 1977.
  • Rahman, Fazlur. Prophecy in Islam: Philosophy and Orthodoxy. University of Chicago Press, 2011.
  • Stump, Eleonore, dan Norman Kretzmann. The Cambridge Companion to Augustine. Cambridge University Press, 2001.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mahjong scatter hitam


Mahjong Ways 2


situs bola gacor


bola judi


taruhan bola


situs bola


mahjong ways 2


adu ayam taji


sabung ayam online


adu ayam


situs judi bola resmi


sabung ayam online


judi bola


judi bola parlay


slotoppo


agen bola online


Mix Parlay


Judi Bola


Mix Parlay


judi bola online


sabung ayam online


sabung ayam online


sabung ayam online


sabung ayam online


sabung ayam online


sabung ayam online


sabung ayam online


demo slot mahjong ways 2


sabung ayam online


slotoppo88 scatter hitam


sabung ayam online


sabung ayam online


Sabung Ayam Online


Agen Casino


scatter hitam Mahjong ways 2


Scatter Hitam


slot gacor


mahjong ways 2


auto maxwin


sabung ayam online bocahgacor


sabung ayam online


Judi Bola


Slotoppo


SLOTBOM Slot Gacor Gampang Menang Jackpot.


SLOTBOM Situs Slot Online Paling Gacor Gampang Scatter Mahjong Ways.


SLOTBOM Slot Gacor Gampang Menang Jackpot.


SLOTBOM Situs Pola Scatter Mahjong Ways Paling Gacor di Indonesia.


sbobet88 agen judi bola online


sabung ayam online


sabung ayam online


Judi Bola Online


SLOTBOM Situs Slot Online Paling Gacor Gampang Scatter Mahjong Ways.


slotoppo88 portal slot online terpercaya di Indonesia


SLOTBOM77 penyedia permainan slot online resmi


SLOTOPPO88 slot online terpercaya


sabung ayam online


SLOTBOM77 situs selot online terpercaya dan resmi


Slotbom Hadir dengan Slot Gacor Gampang Menang Jackpot. Link Resmi slotbom.net ini akan sangat membantu para member setia untuk akses alternatif terbaik ke Slotbom.


SLOTOPPO Situs Sabung Ayam Online SV388 Online 24 jam Terpercaya


SBOBET88 : Login SBOBET Mobile Melalui Link Alternatif SBOBET WAP Agen SBOBET Terpercaya


Strategi Mahjong Wins

Tutorial Mahjong Ways GOPAY178

Kode Rahasia Mahjong Wins

Mesin Absensi Mahjong Wins

Catatan Scatter Mahjong Wins

Kisah Penjual Pulsa Mahjong Wins

Free Spin Mahjong Ways

Tutorial Mahjong Ways

Rahasia Pegawai Honorer Mahjong Wins

Trik Mahjong Ways

Rahasia Maxwin Mahjong Ways

Panduan Mahjong Wins

Pola Mahjong Wins

RTP Mahjong Ways

Strategi Jitu Mahjong Wins

Streaming Tutorial Mahjong Ways

Bonus Mahjong Wins GOPAY178

File Mahjong Ways

Trik Mahjong Wins Terbaru

Strategi Mahjong Wins Dinkop

Mahjong Wins Koperasi

Penjual Nasi Pecel Mahjong Wins

Pola Bisnis Mahjong Ways

Free Spin Mahjong Ways UMKM

Spin Mahjong Ways GOPAY178

Langkah Jitu Mahjong Ways

Sopir Dinkop Menang Mahjong

Pengusaha Klaten Mahjong Ways

Bupati Klaten Mahjong Wins

Bahas RTP Mahjong Ways

Simbol Mahjong Wins

Peluang Mahjong Ways PPID

Pengusaha Batik RTP Mahjong

File Mahjong Ways WiFi

Bocoran RTP Mahjong Ways

Big Win Mahjong Wins

Pegawai Baru Mahjong Ways

UMKM Tegal Mahjong Wins 3

UKM Digital Mahjong Ways

Penjual Keripik Mahjong Wins

Pengaruh Gates of Olympus

Simulator Pelayaran Mahjong Ways 2

Strategi Starlight Princess Maxwin

Rumus Probabilitas Sweet Bonanza

Metode RTP Gelombang Laut

Studi Kasus Free Spin Mahjong Wins 3

Misteri Wild West Gold

Etika Fortune Tiger

Analisis Legend of Garuda

Jackpot Taruna STIP

Bisik-Bisik RTP Maxwin

Alumni STIP Mahjong Ways

Pola Rahasia Mahjong Ways

Beasiswa dan Big Win Taruna

Starlight Princess Statistika

Akses Aztec Gems

Strategi Gates of Olympus

Analisis Scatter Hitam

Taruna Bahas RTP Harian

Komite Disiplin Taruna Mahjong Wins

Sinyal Mahjong Ways 2

Rumus Wild Jackpot

Strategi RTP Mahjong Wins 3

Analisis Starlight Princess

Rahasia Menang Sweet Bonanza

Metode Scatter Hitam

Streaming Gates of Olympus

Pegawai Baru Menang Jackpot

Bisik-Bisik RTP Harian

Alumni Diskominfo Mahjong Ways

Catatan Free Spin

Legend of Garuda Big Win

Fortune Tiger Bandwidth Lokal

Malam Heboh RTP Live

Pola Aztec Gems

Mahjong Ways 2 Statistika

Strategi Wild West Gold

Komite Khusus VPN Mahjong Wins

Langkah Jitu Sweet Bonanza

Peluang Menang Gates of Olympus

dari baja ke titanium menyelami konsep kekuatan baru

jutawan instan mahjong wins 3 yakinjp tembus

setelah 210 juta menggemparkan ovo

pedagang kopi bandung raih rp188 juta

elemen api retakkan pola scatter

pengawasan ketat pola grafis mahjong

panduan jitu mahjong ways master yakinjp

sembilan langkah pasti perkalian super

dewi surabaya kalahkan utang puluhan juta

kisah petani karawang ubah modal kecil

dari baja ke titanium menyelami konsep kekuatan

bongkar kemenangan mahjong wins 3

bagus bikin penasaran setelah 210 juta cair

keajaiban pedagang kopi bandung atasi lonjakan harga

elemen api retakkan pola mahjong ways yakinjp

pengawasan cyber memblokir akses pola grafis

panduan jitu mahjong ways master version

sembilan cara pasti dapatkan perkalian

dewi asal surabaya membuktikan mahjong ways 3

kisah petani karawang yang mengubah modal kecil

menguak jam hoki mahjong ways 3 waktu tersembunyi

rahasia bima anak kos yogyakarta raup cuan cepat

mega scatter tiba di mahjong ways 3 yakinjp

analisis ahli it pola kemenangan mahjong ways 2

tujuh pola wajib coba untuk memaksimalkan fitur

willy tukang parkir jakarta kaget saldo gopay

inilah strategi anti rungkad mahjong ways 3

keajaiban simbol emas mahjong ways 2 kunci utama

rina dari medan bongkar cara dapat perkalian x10

delapan tanda alam semesta pola scatter besar

teknik putaran turbo mahjong ways 3 terbukti efektif

kisah tukang ojek online semarang berhasil bawa pulang

elemen kayu meledakkan pola kemenangan

santi ibu rumah tangga bekasi bocorkan trik modal receh

panduan membaca peta grid mahjong ways 2

rudi karyawan pabrik cikarang cairkan dana

lima waktu terbaik main mahjong ways 2

pengalaman horor dito di bali saldo mendadak

hukum alam taruhan kecil berpotensi

tips dan trik mahjong ways master version khusus hp

analisis matematis pola mahjong ways

keberuntungan gadis kantoran jakarta sabet

terungkap jam gacor tersembunyi mahjong ways

enam langkah wajib coba untuk mengunci perkalian

fenomena petani garam madura ubah uang rokok

kode rahasia pola petir biru

hukum kekekalan kemenangan

mega wild terakhir mahjong ways 3

kisah sopir truk pantura

tiga waktu emas non stop scatter

Bongkar Trik Reset Pola Mahjong Ways 2

Misteri Energi Air Memicu Simbol Wild Berlimpah

Panduan Leveling Taruhan Cerdas di Mahjong Ways

Bukti Nyata Pedagang Sayur Bogor Raih

Inilah Pattern Langka Mahjong Ways 2

Delapan Kombinasi Angka Keramat Mahjong Ways

Kisah Inspiratif Kuli Bangunan Bandung

Bug Visual Grafis Mahjong Ways 3 Terdeteksi

Kunci Utama Jackpot Progresif Mahjong Ways 2

Teknik Putaran Ghost Mahjong Ways 3 Terbukti Ampuh

Analisis Terbaru Pola Kemenangan Mahjong

Rahasia Gamer Surabaya Raup Cuan Cepat

Elemen Logam Kunci Pembuka Perkalian

Bocoran dari Mantan Admin Server

Sembilan Tanda Visual Layar Mahjong Ways

Cerita Haru Ibu RT Malang Lunasi Cicilan Rumah

Panduan Jitu Membaca Volatility Meter

Hanya Berlaku di YAKINJP Strategi

Ilmu Titen Jawa Ungkap Hari Keberuntungan

Keajaiban Auto Spin Cepat Mahjong Ways