UNIKMA, Cilacap –
Ulama kondang KH. Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menegaskan bahwa gempa bumi dan musibah alam tidak seharusnya dimaknai sebagai azab dari Tuhan. Gus Baha menjelaskan bahwa karakter bumi memang sejak awal sudah berupa lempengan-lempengan yang saling berdampingan dan berbeda jenis.
“Meskipun Al-Qur’an tidak meneliti spesifikasi bumi, tapi bumi memang berkarakter pecah karena dari awal terdiri dari potongan-potongan yang berdampingan. Itu sudah rencana Tuhan,” ujar Gus Baha, dikutip dari kanal YouTube Gus Baha Daily, Kamis (2/10/2025).
Gus Baha menambahkan, umat Islam tidak perlu takut dengan kiamat atau bencana alam, sebab semua itu sudah menjadi ketetapan Allah. Beliau menegaskan, kebenaran absolut dari Tuhan tidak terganggu oleh kesalehan atau kefasikan manusia.
“Kebenaran absolut itu tidak bersyarat kesalehan maupun kefasikan. Siapapun yang mengucapkan syahadat, meski kafir 70 tahun, langsung sah menjadi Muslim. Begitu juga musibah, tidak selalu berkaitan dengan dosa atau maksiat,” jelasnya.
Gus Baha mengajak masyarakat untuk tidak mudah menghakimi setiap bencana sebagai azab. Ia menekankan pentingnya memahami musibah secara ilmiah dan spiritual sebagai bagian dari ketetapan Allah, bukan sekadar hukuman. “Jangan memaknai musibah sebagai azab. Semua sudah dalam rencana Tuhan dan merupakan bagian dari kebenaran yang absolut,” dia menjelaskan.
Gus Baha menjelaskan bahwa musibah besar seperti gempa bumi tidak serta-merta merupakan azab. Menurut beliau, musibah bisa menjadi:
- Ujian (ibtila’) bagi orang beriman untuk meningkatkan derajat dan menghapus dosa.
- Peringatan bagi manusia agar kembali kepada Allah.
- Azab jika terjadi pada kaum yang terus-menerus berbuat maksiat tanpa taubat.
Pandangan Prof Quraish Shihab dan Ulama Lain
1. Prof. Quraish Shihab
Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa bencana alam seperti gempa adalah bagian dari sunnatullah (hukum alam) dan ujian hidup. Tidak semua bencana adalah azab, kecuali jika ada dalil qath’i (pasti) dari Allah atau Rasul-Nya yang menyebutkan demikian.
“Bencana bisa jadi azab, ujian, atau peringatan. Yang membedakan adalah sikap manusia terhadap bencana tersebut. Jika bencana membuat manusia sadar, itu rahmat. Jika membuat kufur, itu azab.”
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid: 22)
2. KH. Mustofa Bisri (Gus Mus)
Gus Mus juga menegaskan bahwa musibah tidak boleh langsung dihakimi sebagai azab. Beliau berkata, “Kalau setiap musibah disebut azab, berarti Nabi-nabi juga pernah diazab, padahal mereka diuji.”
Pandangan Ulama Klasik
1. Imam Al-Ghazali
Dalam Ihya’ Ulumuddin, Al-Ghazali membedakan antara azab dan ibtila’ (ujian). Musibah yang menimpa orang saleh adalah ujian untuk mengangkat derajat, sedangkan musibah yang menimpa orang fasik bisa menjadi azab atau peringatan.
“Segala sesuatu yang menimpamanusia, jika ia bersabar dan tawakal, maka itu menjadi penghapus dosa dan penambah derajat.” (Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, Juz 4, Bab Sabar dan Syukur)
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah, kecuali Allah akan menghapus dosanya karena musibah itu, bahkan karena duri yang menusuknya sekalipun.” (HR. Bukhari no. 5641, Muslim no. 2572)
2. Imam Ibnu Katsir
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, beliau menjelaskan QS. Al-Anfal: 33 bahwa azab tidak akan turun selama masih ada istighfar dan amal saleh di tengah masyarakat.
Kesimpulan Pandangan Ulama
Gempa besar atau musibah tidak otomatis azab. Bisa jadi ujian, peringatan, atau azab tergantung kondisi dan sikap manusia. Para ulama sepakat, musibah harus disikapi dengan introspeksi, taubat, dan sabar.
Tidak boleh mudah menghakimi musibah sebagai azab, kecuali ada dalil tegas dari wahyu. Sikap terbaik adalah memperbaiki diri, memperbanyak istighfar, dan mengambil hikmah dari setiap kejadian.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.unikma.ac.id
**Penulis adalah jurnalis, membantu di Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap
Sumber:
1. YouTube Gus Baha Daily
Judul: Jangan Memaknai Musibah Sebagai Azab
Link: https://www.youtube.com/@GusBahaDaily
(Sumber utama ceramah Gus Baha terkait tema gempa bumi dan musibah)2. Al-Qur’an
QS. Al-Baqarah: 155
QS. Al-Anfal: 33
(Dalil-dalil yang sering dikutip Gus Baha dalam tema musibah dan azab)3. Tafsir Al-Misbah
Pengarang: Prof. Dr. M. Quraish Shihab
Penerbit: Lentera Hati, 2002
(Penjelasan tambahan tentang bencana alam dalam perspektif Islam)4. Ihya’ Ulumuddin
Pengarang: Imam Al-Ghazali
(Penjelasan klasik tentang musibah sebagai ujian atau azab)5. Tafsir Ibnu Katsir
Pengarang: Ibnu Katsir
(Penjelasan klasik terkait ayat-ayat musibah dan azab)