Mengapa isu ini begitu penting? Karena jumlah pengguna media sosial di Indonesia sangat besar.
Potensi Besar Pengumpulan Data di Indonesia
Berdasarkan laporan terbaru, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 139 juta orang atau hampir 50% dari total populasi. Rata-rata, masyarakat Indonesia menghabiskan waktu sekitar 3 jam 18 menit setiap hari di media sosial. Setiap aktivitas—mulai dari mengunggah foto, membagikan lokasi, hingga menyukai postingan—menghasilkan jejak digital yang sangat mudah dikumpulkan oleh platform maupun pihak ketiga.
Dengan jumlah pengguna sebesar ini, Indonesia menjadi salah satu negara dengan basis pengguna media sosial terbesar di dunia. Artinya, potensi pengumpulan data pribadi dari masyarakat Indonesia sangatlah besar. Setiap data yang diunggah, baik secara sadar maupun tidak, menjadi “tambang emas” bagi perusahaan teknologi, pengiklan, bahkan pelaku kejahatan siber. Tanpa perlindungan dan kesadaran privasi yang memadai, pengguna Indonesia sangat rentan menjadi korban eksploitasi data.
Data Pribadi: Harta yang Tak Ternilai
Sayangnya, masih banyak Sahabat Komputama yang menganggap data pribadi hanya sebatas nama, tanggal lahir, atau foto. Padahal, data pribadi mencakup jauh lebih banyak aspek, seperti lokasi, kebiasaan, preferensi, hingga aktivitas sehari-hari. Data ini sangat berharga, bukan hanya bagi kita, tetapi juga bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Penelitian menunjukkan bahwa data pribadi dapat dijual dan dimanfaatkan untuk penargetan iklan, pembuatan profil perilaku, bahkan kejahatan seperti pencurian identitas.
Ancaman Nyata di Balik Layar
Kasus kebocoran data di Indonesia bukan lagi hal baru. Sepanjang tahun 2023, misalnya, terdapat puluhan juta data pengguna yang bocor dari berbagai platform digital. Data yang bocor bisa disalahgunakan untuk membuat akun palsu, menyebarkan hoaks, hingga pemerasan. Ironisnya, banyak pengguna media sosial masih belum menyadari betapa mudahnya data merekadicuri, bahkan hanya melalui kuis online atau unggahan publik yang tampak sepele.
Media Sosial Bukan Tempat Aman
Sebagian Sahabat Komputama mungkin berpikir, “Saya hanya orang biasa, siapa yang mau mengambil data saya?” Inilah kesalahan besar. Justru karena banyak orang berpikir demikian, pelaku kejahatan siber semakin mudah mencari korban. Media sosial adalah ruang terbuka, dan perlindungan data dari platform seringkali belum maksimal. Bahkan, beberapa platform justru menjual data penggunanya kepada pihak ketiga untuk kepentingan bisnis. Inilah mengapa penting bagi kita untuk selalu kritis dan tidak sembarangan membagikan informasi pribadi.
Pentingnya Menjadikan Privasi sebagai Prioritas
Dengan segala ancaman tersebut, sudah saatnya Sahabat Komputama menjadikan privasi data pribadi sebagai prioritas utama. Mengabaikan privasi sama saja dengan membiarkan pintu rumah terbuka lebar bagi siapa saja. Melindungi data pribadi bukan hanya soal keamanan diri sendiri, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap keluarga dan lingkungan sekitar.
Cara Sederhana Melindungi Data Pribadi
Menjaga privasi tidak harus sulit. Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan oleh Sahabat Komputama:
- Gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun.
- Jangan mudah membagikan informasi pribadi secara publik.
- Selalu cek dan atur pengaturan privasi di setiap platform media sosial.
- Waspadai aplikasi atau kuis yang meminta akses ke data pribadi.
- Tingkatkan literasi digital dan edukasi diri tentang ancaman kejahatan siber.
Sahabat Komputama, privasi data pribadi di media sosial bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Dengan menjadikan privasi sebagai prioritas utama, kita dapat mencegah berbagai risiko yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Mari gunakan media sosial dengan bijak dan selalu utamakan keamanan data pribadi kita!
—
*Penulis adalah Ketua STMIK Komputama Cilacap
- We Are Social & Kepios. (2024). Digital 2024: Indonesia. https://datareportal.com/reports/digital-2024-indonesia
- Statista. (2024). Most Social Media Users by Country 2024. https://www.statista.com/statistics/278414/number-of-worldwide-social-network-users/
- Acquisti,A., Brandimarte, L., & Loewenstein, G. (2015). Privacy and Human Behavior in the Age of Information. Science, 347(6221), 509-514.
- Kominfo. (2023). Laporan Keamanan Data Digital di Indonesia. https://aptika.kominfo.go.id/
- Zuboff, S. (2019). The Age of Surveillance Capitalism. New York: PublicAffairs.
- Google Safety Center. (2024). Tips for Strong Passwords. https://safety.google/security/security-tips/