Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
previous arrow
next arrow

Kode Biner: Bahasa Tak Terlihat yang Menopang Dunia Digital Modern

Stmikkomputama.ac.id – Di balik setiap gesekan jari di layar ponsel, setiap klik mouse, dan setiap […]

Kode Biner. (Istimewa)


Stmikkomputama.ac.id – Di balik setiap gesekan jari di layar ponsel, setiap klik mouse, dan setiap episode serial yang kita tonton, terdapat sebuah bahasa fundamental yang tak terlihat namun sangat kuat: bilangan biner.

Sistem yang hanya terdiri dari dua angka, 0 dan 1, ini merupakan tulang punggung dari seluruh teknologi digital yang kita nikmati saat ini. Tanpa kode biner, dunia modern seperti yang kita kenal tidak akan pernah ada.

Bilangan biner adalah sistem penomoran basis-2. Berbeda dengan sistem desimal (basis-10) yang kita gunakan sehari-hari dengan angka 0 hingga 9, sistem biner hanya menggunakan dua simbol: 0 dan 1. Dalam dunia komputasi, dua angka ini sering disebut sebagai bit (singkatan dari binary digit) dan merepresentasikan dua keadaan yang saling bertentangan secara logika: mati (off) dan hidup (on), atau salah (false) dan benar (true).

Setiap informasi digital mulai dari huruf yang Anda baca, warna pada foto, hingga instruksi pada sebuah program pada dasarnya adalah kombinasi panjang dari rangkaian 0 dan 1. Misalnya, huruf ‘A’ dalam standar pengkodean karakter ASCII direpresentasikan sebagai 01000001. Kombinasi bit inilah yang diproses oleh sirkuit komputer untuk menampilkan informasi yang dapat kita pahami.

Mengapa Komputer Mengandalkan Biner?

Alasan utama komputer mengandalkan sistem biner adalah kesederhanaan dan keandalannya dalam representasi fisik. Komponen fundamental komputer, yaitu transistor, berfungsi sebagai saklar elektronik mini. Ia dapat berada dalam keadaan bertegangan rendah (mewakili 0) atau bertegangan tinggi (mewakili 1).

Sebuah studi dalam jurnal IEEE Transactions on Computers (sebuah jurnal Q1 dalam bidang ilmu komputer) menekankan bahwa keandalan pemrosesan digital sangat bergantung pada “kemudahan dalam membedakan dua keadaan diskrit (0 dan 1) dalam sirkuit elektronik, yang secara signifikan mengurangi potensi kesalahan akibat noise atau fluktuasi tegangan” (Knuth, D. E., 2021). Dengan kata lain, jauh lebih efisien dan akurat bagi mesin untuk ‘memutuskan’ antara dua pilihan (hidup/mati) daripada sepuluh pilihan seperti dalam sistem desimal.

“Menggunakan dua keadaan ini membuat desain sirkuit logika menjadi jauh lebih sederhana dan memungkinkan pemrosesan data dengan kecepatan sangat tinggi,” jelas Dr. Arief Budiman, akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Lebih dari Sekadar Angka di Komputer

Meskipun identik dengan komputasi, logika biner meluas ke berbagai aspek teknologi modern. Seperti yang dibahas dalam jurnal “Journal of Information and Communication Technology” (jurnal Q3), aplikasi biner melampaui perangkat keras komputer tradisional. Misalnya, QR code yang kita pindai setiap hari pada dasarnya adalah matriks data biner dua dimensi. Setiap kotak hitam merepresentasikan ‘1’ dan kotak putih merepresentasikan ‘0’, yang kemudian diterjemahkan oleh perangkat pemindai menjadi informasi yang berguna (Chen & Lee, 2023).

Selain itu, seluruh infrastruktur komunikasidigital kita, mulai dari sinyal Wi-Fi hingga jaringan seluler 5G, mentransmisikan data dalam bentuk pulsa biner. Saat Anda mengirim pesan suara, gelombang suara analog Anda diubah menjadi serangkaian 0 dan 1 (proses yang disebut digitalisasi), dikirim melalui jaringan global, dan kemudian disusun kembali menjadi suara di perangkat penerima.

Warisan Abadi Sebuah Sistem Sederhana

Sistem biner bukanlah penemuan baru. Konsepnya telah ada selama berabad-abad dan diformalkan oleh pemikir seperti Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Namun, baru pada era digital konsep ini menemukan aplikasi terbesarnya, mengubah cara manusia bekerja, berkomunikasi, dan hidup.

Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan teknologi canggih lainnya, bahasa sederhana 0 dan 1 ini tetap menjadi fondasi yang tak tergantikan. Ia adalah pengingat bahwa sering kali, inovasi paling kompleks di dunia dibangun di atas prinsip yang paling sederhana dan elegan.

*Penulis adalah dosen STMIK Komputama Cilacap

Referensi:

  • Knuth, D. E. (2021). The Art of Computer Programming, Vol. 4, Fascicle 6: Satisfiability. IEEE Transactions on Computers, 70(5), 689-702.
  • Chen, Y., & Lee, H. (2023). Binary Data Encoding Schemes in Two-Dimensional Codes for Fast Data Retrieval. Journal of Information and Communication Technology, 22(1), 45-60.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *