Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
previous arrow
next arrow

Mengenal Software Development Life Cycle (SDLC), Fase hingga Contohnya

Stmikkoumputama.ac.id – Software Development Life Cycle (SDLC) atau Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak adalah serangkaian […]

Software Development Life Cycle (SDLC). (Foto: Stmikkomputama.ac.id/Slamet Edy Cahyo)


Stmikkoumputama.ac.id – Software Development Life Cycle (SDLC) atau Siklus Hidup Pengembangan Perangkat Lunak adalah serangkaian fase atau langkah-langkah yang terstruktur dan terorganisir yang dilalui oleh tim pengembang untuk merancang, membangun, menguji, dan memelihara sebuah perangkat lunak.

Tujuan utamanya adalah menghasilkan perangkat lunak berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan pelanggan dalam waktu dan anggaran yang telah ditentukan.

Fase-Fase Utama SDLC

Meskipun model SDLC bisa bervariasi, berikut adalah fase-fase umum yang sering ditemukan:

  • Perencanaan (Planning): Fase ini adalah tentang memahami masalah dan kebutuhan. Tim menentukan ruang lingkup proyek, kelayakan teknis dan finansial, serta risiko yang mungkin timbul.
  • Analisis Kebutuhan (Requirements Analysis): Di sini, tim berinteraksi dengan pemangku kepentingan untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan semua kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari perangkat lunak. Hasilnya adalah dokumen spesifikasi kebutuhan perangkat lunak (SRS).
  • Desain (Design): Berdasarkan kebutuhan yang telah dikumpulkan, arsitektur perangkat lunak dirancang. Ini termasuk desain arsitektur sistem, desain antarmuka pengguna (UI/UX), dan desain basis data.
  • Implementasi/Pengembangan (Implementation/Development): Ini adalah fase di mana kode perangkat lunak benar-benar ditulis oleh para pengembang. Desain yang telah dibuat diubah menjadi kode program yang berfungsi.
  • Pengujian (Testing): Setelah kode selesai, perangkat lunak diuji secara menyeluruh untuk menemukan dan memperbaiki bug atau kesalahan. Pengujian ini memastikan bahwa produk bekerja sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
  • Penyebaran/Distribusi (Deployment): Perangkat lunak yang telah diuji dan disetujui kemudian diluncurkan atau disebarkan ke lingkungan produksi agar dapat digunakan oleh pengguna akhir.
  • Pemeliharaan (Maintenance): Siklus hidup tidak berakhir setelah peluncuran. Fase ini melibatkan pembaruan, perbaikan bug, dan peningkatan fitur berdasarkan umpan balik pengguna dan perubahan kebutuhan.

Contoh Model SDLC Populer

Ada beberapa model SDLC yang digunakan, masing-masing dengan pendekatan yang berbeda:

  • Model Waterfall (Air Terjun): Ini adalah model linier dan sekuensial. Setiap fase harus diselesaikan sebelum fase berikutnya dimulai. Model ini cocok untuk proyek kecil dengan kebutuhan yang jelas.
  • Model Agile: Pendekatan ini lebih fleksibel dan berulang. Proyek dibagi menjadi siklus kerja (iterasi) yang lebih kecil, memungkinkan perubahan dan umpan balik yang cepat. Contohnya termasuk Scrum dan Kanban.
  • Model Iteratif dan Inkremental: Perangkat lunak dibangun secara bertahap dalam iterasi. Setiap iterasi menambahkan fungsionalitas baru ke versi sebelumnya.
  • Model V-Shaped: Mirip dengan Waterfall, tetapi menekankan pentingnya pengujian di setiap fase pengembangan yang sesuai. Misalnya, tahap desain sistem dikaitkan langsung dengan tahap pengujian sistem.

*Slamet Edy Cahyo, M.Kom. Penulis adalah dosen STMIK Komputama Cilacap

Sumber: Rosa A.S., M. Salahuddin. 2018: Rekayasa Perangkat Lunak “Terstruktur dan Berorientasi Objek”.  Bandung: Informatika.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *