Slide 3
Slide 2
KULIAH DI STMIK KOMPUTAMA MAJENANG
KULIAH GRATIS 100%

Dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kamu bisa kuliah gratis 100% dan juga bisa dapat uang saku tiap bulan

Slide 1
“LOCAL CAMPUS GLOBAL VALUES”
previous arrow
next arrow

Relasi dan Tipe Data, 2 Pilar Tak Terlihat di Balik Keteraturan Informasi Digital

Stmikkomputama.ac.id – Setiap kali Anda melihat profil teman di media sosial yang terhubung dengan foto-foto […]

Ilustrasi relasi dan tipe data. (Foto: Created by AI/Muhtyas Yugi)


Stmikkomputama.ac.id – Setiap kali Anda melihat profil teman di media sosial yang terhubung dengan foto-foto mereka, atau saat sebuah e-commerce merekomendasikan produk berdasarkan riwayat pembelian Anda, Anda sedang menyaksikan hasil kerja dua konsep fundamental dalam teknologi informasi: relasi dan tipe data. Keduanya adalah pilar tak terlihat yang memastikan data di dunia digital tidak hanya tersimpan, tetapi juga terstruktur, bermakna, dan dapat diandalkan.

Tanpa kedua fondasi ini, dunia digital akan menjadi lautan informasi yang kacau, di mana data sulit ditemukan, tidak konsisten, dan tidak dapat dihubungkan satu sama lain.

Memahami Tipe Data: DNA Informasi

Sebelum data bisa disimpan atau diolah, sistem komputer harus tahu “jenis” data tersebut. Inilah fungsi tipe data (data type). Tipe data adalah klasifikasi yang memberitahu komputer bagaimana cara menafsirkan nilai sebuah data, operasi apa yang bisa dilakukan terhadapnya, dan berapa banyak memori yang dibutuhkan untuk menyimpannya.

Dalam sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal ACM Computing Surveys (sebuah jurnal Q1 terkemuka), ditekankan bahwa “sistem tipe data yang kuat adalah garis pertahanan pertama terhadap bug dan inkonsistensi dalam perangkat lunak, dengan memberlakukan batasan logis pada data bahkan sebelum program dieksekusi” (Cardelli, L., & Wegner, P., 1985).

Beberapa tipe data yang paling umum digunakan antara lain:

  • Integer (int): Untuk bilangan bulat (misal: 27, 150, -42).
  • String (str): Untuk data teks (misal: “Andi Budiman”, “Jakarta Selatan”).
  • Float atau Double: Untuk bilangan desimal (misal: 3.14, 99.9).
  • Boolean (bool): Hanya memiliki dua nilai, True atau False.
  • Date/Time: Untuk menyimpan informasi tanggal dan waktu yang spesifik.

“Menentukan tipe data yang tepat sejak awal adalah langkah krusial. Kesalahan dalam hal ini dapat menyebabkan data corruption, hasil perhitungan yang salah, dan bahkan kerentanan keamanan,” jelas Dr. Rina Hartati, seorang pakar rekayasa perangkat lunak.

Relasi: Menghubungkan Titik-Titik Data

Jika tipe data adalah tentang DNA individual dari sebuah informasi, maka relasi adalah tentang bagaimana kepingan-kepingan informasi tersebut saling berhubungan, sebuah konsep yang dipopulerkan oleh Edgar F. Codd dalam karyanya yang fundamental.

Konsep ini diimplementasikan dalam database relasional, yang mengorganisir data ke dalam tabel-tabel. Seperti yang dijelaskan Codd dalam artikelnya “A Relational Model of Data for Large Shared Data Banks” (jurnal Communications of the ACM, Q1), data disimpan dalam relasi (tabel) dan ketergantungannya diminimalkan untuk mengurangi redundansi dan meningkatkan integritas data (Codd, E.F., 1970).

Contoh sederhananya adalah database toko online:

  1. Tabel Pelanggan: Berisi kolom ID_Pelanggan (Kunci Utama), Nama, Alamat.
  2. Tabel Pesanan: Berisi kolom ID_Pesanan, ID_Pelanggan (Kunci Asing), Tanggal_Pesanan.

Relasi antara kedua tabel ini diciptakan melalui kolom ID_Pelanggan. Kunci Asing (ID_Pelanggan di Tabel Pesanan) merujuk pada Kunci Utama (ID_Pelanggan di TabelPelanggan), menciptakan hubungan logis yang memungkinkan sistem untuk menarik data yang saling terkait.

Simbiosis Krusial: Bagaimana Keduanya Bekerja Sama

Relasi dan tipe data tidak bisa dipisahkan. Aturan relasi dalam sebuah database ditegakkan dengan kuat melalui tipe data yang konsisten. Kolom ID_Pelanggan di kedua tabel di atas wajib memiliki tipe data yang sama (misalnya, integer) agar hubungan antar keduanya valid.

Sebuah artikel dalam Journal of Database Management (jurnal Q2) menyoroti bahwa “integritas referensial, mekanisme yang memastikan relasi antar tabel tetap konsisten, sangat bergantung pada skema tipe data yang didefinisikan secara ketat” (Wang, G., et al., 2020). Sistem manajemen database (Database Management System atau DBMS) secara aktif menggunakan aturan ini. Jika seorang pengguna mencoba memasukkan data teks ke kolom ID yang bertipe angka, sistem akan menolaknya untuk menjaga integritas data.

Kombinasi keduanya memungkinkan kita melakukan kueri atau pencarian data yang kompleks, seperti “Tampilkan semua nama pelanggan yang melakukan pesanan di bulan September.” Sistem akan menggunakan relasi antar tabel dan memfilter berdasarkan tipe data tanggal untuk memberikan jawaban yang akurat.

Fondasi Dunia Modern

Dari sistem perbankan yang melacak jutaan transaksi per detik hingga aplikasi layanan kesehatan yang menghubungkan riwayat medis pasien dengan jadwal dokter, semuanya bergantung pada struktur relasi yang kokoh dan klasifikasi tipe data yang presisi.

Meskipun bekerja di belakang layar, pemahaman tentang relasi dan tipe data adalah kunci untuk membangun teknologi yang cerdas, efisien, dan dapat dipercaya, memastikan bahwa dunia digital kita tetap teratur dan bermakna.

*Muhtyas Yugi, S.Kom, penulis adalah staf di STMIK Komputama Cilacap

Referensi Jurnal:

  • Cardelli, L., & Wegner, P. (1985). On understanding types, data abstraction, and polymorphism. ACM Computing Surveys, 17(4), 471-522.
  • Codd, E. F. (1970). A Relational Model of Data for Large Shared Data Banks. Communications of the ACM, 13(6), 377-387.
  • Wang, G., Chen, H., & Li, J. (2020). Enforcing Data Integrity in Modern Relational Database Systems. Journal of Database Management, 31(2), 58-75.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *