Stmikkomputama.ac.id – Bagi sebagian orang, tanggal 2o September bukanlah hari spesial. Tanpa banyak diketahui, pada 20 September terjadi peristiwa bersejarah di Indonesia yang lantas mengubah cara pandang bangsa Indonesia terhadap penjajahan Belanda.
20 September adalah hari ke-263 (hari ke-264 dalam tahun kabisat) dalam kalender Gregorian. Pada 20 September, selain di Indonesia ada berbagai peringatan di manca negara. Salah satunya adalah Hari Peringatan Puputan Badung.
Hari Peringatan Puputan Badung
Di Indonesia, tanggal 20 September diperingati sebagai Hari Puputan Badung di Bali. Peringatan ini merujuk pada peristiwa tahun 1906 ketika rakyat Bali melakukan perlawanan habis-habisan melawan Belanda. Puncak tragedi terjadi saat Belanda menyerbu Puri Pemecutan, menewaskan sekitar 7.000 orang, termasuk Raja Badung, I Gusti Ngurah Made Agung.
Peristiwa ini dipicu oleh tuduhan palsu terhadap rakyat Bali terkait kasus seorang pedagang Tionghoa bernama Kwee Tek Tjiang, yang kemudian memicu ketegangan dengan kolonial Belanda.
Kala itu, Pemerintah kolonial menuduh warga Bali mencuri muatan kapal dan menuntut ganti rugi, sebuah tuduhan yang digunakan sebagai dalih untuk melancarkan agresi militer. Raja Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, dengan tegas menolak ultimatum Belanda, sebuah penolakan yang segera direspons dengan serangan militer oleh serdadu Belanda.
Peristiwa ini berpuncak pada sebuah tindakan yang dikenal sebagai ‘puputan’, istilah yang berasal dari bahasa Bali puput
yang berarti “selesai” atau “habis”. Dalam konteks budaya, puputan mengacu pada pertempuran sampai titik darah penghabisan daripada menyerah pada musuh.
Sebuah laporan saksi mata dari seorang jurnalis yang mengikuti ekspedisi Belanda, H.M. van Weede, menggambarkan momen yang mengejutkan: Raja dan seluruh rombongan bangsawan, termasuk keluarga kerajaan dan para wanita, keluar dari puri dengan pakaian upacara terbaik dan rambut yang rapi berminyak wangi, berjalan menuju pasukan Belanda. Mereka menghadapi tembakan senapan Belanda dengan gagah berani, sebuah tindakan yang mengakibatkan gugurnya sekitar 7.000 orang.
Jika dilihat dari sudut pandang militer, Perang Puputan Badung adalah sebuah kekalahan telak. Namun, dari kacamata budaya dan spiritual Bali, peristiwa ini adalah kemenangan moral yang abadi. Puputan adalah sebuah manifestasi dari ajaran Hindu Bali yang kuat, di mana kehormatan (dharmaning satriya
) dianggap lebih berharga daripada nyawa. Mereka yang gugur dalam pertempuran suci diyakini akan mencapai surga.
Dengan demikian, tindakan puputan tidak merepresentasikan keputusasaan, melainkan sebuah pilihan sadar untuk mengakhiri hidup dalam kehormatan, menolak perbudakan mental dan fisik di bawah penjajahan. Narasi ini secara fundamental mengkontraskan perspektif sejarah Barat, yang melihatnya sebagai sebuah tragedi, dengan pandangan lokal, yang memaknainya sebagai sebuah puncak pengabdian dan spiritualitas.
Peringatan di Dunia Internasional
1. HariBersih-bersih Sedunia
Hari Bersih-bersih Sedunia atau World Cleanup Day diperingati setiap 20 September dan telah masuk dalam kalender hari serta minggu internasional PBB. Gerakan ini berawal di Estonia pada tahun 2008 ketika 50 ribu orang bergotong royong membersihkan seluruh negeri hanya dalam waktu lima jam.
Tujuannya adalah mengajak semua pihak—baik pemerintah maupun masyarakat—untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan.
2. Hari NFT Internasional
Sejak 20 September 2017, dunia memperingati Hari NFT Internasional. NFT (Non-Fungible Token) adalah token digital yang merepresentasikan kepemilikan suatu aset virtual. Hari ini dicetuskan oleh Dete Shirley, Chief Technology Officer Dapper Labs, melalui penciptaan standar ERC-721.
Peringatan ini menjadi momen untuk merayakan kreativitas para seniman dan kolektor NFT sekaligus mengedukasi masyarakat agar lebih memahami serta terlibat dalam ekosistem digital tersebut.
3. Hari Penghargaan Analis Kejahatan dan Intelijen Nasional (AS)
Di Amerika Serikat, tanggal 20 September diperingati sebagai Hari Penghargaan Analis Kejahatan dan Intelijen Nasional. Hari ini ditetapkan untuk memberikan apresiasi kepada para analis intelijen dan penyidik kejahatan atas kontribusi mereka dalam menjaga keamanan publik.
Peringatan ini pertama kali diakui tahun 2021 oleh Florida Crime and Intelligence Analyst Association (FCIAA), organisasi nirlaba yang berdiri sejak 1995 untuk mendukung pengembangan profesional di bidang analisis intelijen.
4. Hari Kesadaran Gegar Otak Nasional (AS)
Setiap hari Jumat di pekan ketiga September, Amerika Serikat memperingati Hari Kesadaran Gegar Otak Nasional. Gegar otak biasanya dikaitkan dengan cedera akibat kecelakaan atau aktivitas fisik tertentu.
Peringatan ini diakui oleh Brain Injury Association of America serta terdaftar resmi di Kantor Paten dan Merek Dagang AS. Tujuannya adalah meningkatkan edukasi publik, memberikan dukungan bagi penderita dan keluarga, serta membuka ruang diskusi bagi tenaga kesehatan dan praktisi terkait.
*Penyusunan artikel dibantu AI. Penulis adalah jurnalis, membantu di STMIK Komputama Cilacap
Sumber:
- World Cleanup Day – https://www.worldcleanupday.org/
- SDG Knowledge Hub – https://sdg.iisd.org/events/world-cleanup-day-2024/
- Pemerintah Kabupaten Badung – https://badungkab.go.id/kab/sejarah
- SeputarLampung.com – https://seputarlampung.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-979659035/ini-link-twibbon-hari-puputan-badung-untuk-rayakan-momen-lewat-medsos-pada-20-september-2025
- Liputan6.com – https://www.liputan6.com/regional/read/5705760/sejarah-hari-nft-internasional-20-september
- RRI – https://rri.co.id/lain-lain/1842887/hari-nft-menghargai-pencapaian-industri-digital-yang-menakjubkan