Stmikkomputama.ac.id – Umat Islam di seluruh dunia merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal. Maulid Nabi 2025 jatuh pada Jumat, 5 September 2025. Itu artinya, sejak tanggal 4 petang, dalam kalender Hijriah sudah memasuki hari ke-12 Rabiul Awal.
Di Indonesia dan berbagai belahan dunia lain, berbagai tradisi berkembang untuk memperingati Maulid Nabi. Ada pula berbagai amalan pada malam dan hari Maulid Nabi.
Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa besar. Nabi Muhammad SAW diriwayatkan lahir pada Tahun Gajah, atau jika dikonversikan ke Kalender Masehi pada 570 atau 571 M. Dalam berbagai riwayat, kelahiran Nabi SAW juga didahului dengan peristiwa-peristwa dahsyat _bahkan aneh_ yang belum pernah terjadi di masa sebelumnya.
Berikut ini adalah empat peristiwa dahsyat yang mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW:
1. Hancurnya Pasukan Gajah Raja Abrahah
Peristiwa serangan terhadap Ka’bah oleh pasukan gajah Abrahah terjadi pada 570 M, atau tepat pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW. Penyerangan Abrahah sendiri dipicu oleh kecemburuannya melihat bangunan Ka’bah yang selalu ramai dikunjungi masyarakat Arab dari berbagai penjuru.
Kendati sudah mendirikan gereja super megah sebagai tandingannya, namun masyarakat Arab tetap memilih berkunjung ke bangunan tua yang didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut. Itulah alasannya Abrahah bertolak dari Yaman bersama pasukan gajah untuk menghancurkan rumah Allah tersebut.
Namun, Allah berkehendak menyelamatkan rumah-Nya. Gajah-gajah Abrahah berhenti di tempat yang dikehendaki-Nya. Saat itulah Rabbul Ka‘bah menurunkan kawanan burung Ababil dari berbagai penjuru dengan membawa batu-batu dari tanah yang membakar. Batu-batu tersebut kemudian ditimpakan dari atas ke kepala bala tentara Abrahah. Kedahsyatan peristiwa ini pun diabadikan Al-Quran dalam surah al-Fil (5) ayat 1-5. Bahkan, hewan gajah sendiri menjadi nama surat yang mengisahkan peristiwa tersebut. (Lihat Sîrah Ibni Ishaq, Darul Fikr, Beirut, Cetakan Pertama, halaman 59-62).
2. Istana Kisra Terguncang
Dikisahkan Makhzum bin Hani Al-Makhzumi, pada malam kelahiran Nabi SAW, istana Kisra Kekaisaran Persia berguncang hingga 14 ruangannya runtuh.
Padahal, kala itu istana ini adalah yang paling megah dan elok di seluruh dunia. Dengan kemajuan teknologinya, mereka mempu membuat istana dan benteng yang indah dan kokoh. Namun, kelahiran Nabi Muhammad SAW membuat istana dan singgasana kaisar rusak.
Kekaisaran Persia berteknologi maju namun congkak dan sombong. Mereka menguasai wilayah yang sangat luas, namun kerapkali bertindak lalim. Sementara, kejahatan terjadi secara massif pada masa puncak kekaisaran ini.
3. Api Abadi Kaum Majusi Padam dan Kekeringan di Persia
Saat kelahiran nabi, sebagian besar warga kekaisaran Persia menyembah api. Ada salah satu api abadi yang menjadi lokasi pemujaan.
Namun, pada hari kelahiran Nabi, api abadi tersebut padam. Tak cuma itu, api-api di negeri Persia yang selalu disembah kaum Majusi turut padam seketika. Padahal, sudah seribu tahun lamanya, api tersebut selalu menyala.
Seiring dengan kejadian itu, air danau Sawah surut, lembah Samawah kebanjiran, sejumlah mata air mengering, sehingga membuat Kisra dan rakyatnya kebingungan.
Dikabarkan pula, seorang kepercayan Kisra bernama al-Mubidzan bermimpi melihat unta-unta bermuatan berat menuntun kuda-kuda bagus. Unta-unta tersebut berjalan mengarungi sungai Tigris dan sungai Eufrat lalu menyebar ke sejumlah negerinya. Menurut penafsiran, sebuah peristiwa besar di penjuru Arab akan terjadi. Peristiwa dimaksud tak lain adalah kelahiran Nabi SAW. (Lihat Abu Zahrah, Khatamun Nabiyyin, [Kairo, Darul Fikr: 1425 H], jilid I, halaman 105).
4. Jin Tak Bisa Mengintip Kabar Langit
Setelah kelahiran Nabi SAW kaum jin tak lagi bisa mengintip berita langit. Hal itu diakui oleh kaum jin sendiri, sebagaimana dilansir Al-Quran, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa saja yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya),” (Surat Al-Jin ayat 8-9).
Padahal sebelumnya, mereka dengan mudahnya mendapatkan kabar dan perintah langit untuk kembali disebarkan kepada juru ramal dan tukang sihir. Namun setelah Nabi SAW lahir, Allah meminta langit dihalangi dari setan dan dipenuhi penjagaan malaikat, panah-panah api sehingga mereka tak lagi bisa mendengarnya.
Diriwayatkan, tatkala tak bisa mengakses informasi langit, kaum jin berkumpul dan melaporkan kejadian itu kepada Iblis. Dengan cepat, Iblis mengintruksikan agar kaumnya menyebar ke seluruh bumi, dari barat sampai timur, seraya memastikan apa yang sesungguhnya terjadi.
Ternyata, dari hasil pengamatan mereka, ditemukan bahwa di kota Makkah ada seorang bayi yang tengah dikerumuni malaikat. Bayi itu mengeluarkan sinar dan memancar ke langit. Para malaikat pun sibuk menyampaikan salam kepada panutan alam yang baru saja dilahirkan.
Sumber:
- Sîrah Ibni Ishaq
- nu.or.id
- Liputan6.com