Unikma.ac.id – Ketua Yayasan El Bayan, Prof. Dr. Fathul Amin Aziz, MM mengemukakan sembilan target strategis yang menjadi fokus pengembangan Universitas Komputama (Unikma) pasca-transformasi dari STMIK Komputama. Hal ini diungkapkan dalam acara serah terima jabatan (sertijab) dari Ketua STMIK Komputama ke Unikma.
Menurut Prof Aziz, sejak 1998 pondok pesantren El Bayan telah aktif mengembangkan pendidikan komputer dan teknologi serta ilmu pengetahuan umum dan terus menunjukkan progres yang menggembirakan. Agar kemajuan lebih baik, dia menegaskan perlunya fokus dan target yang jelas ke depan, khususnya di bawah kepemimpinan rektor baru sekaligus rektor Unikma pertama, Dr Fikria Najitama, S.H.I, M.S.I.
Berikut rangkuman sembilan target strategis jangan pendek dan menangah UNIKMA:
1. Penambahan jumlah mahasiswa
Target awal adalah meningkatkan jumlah mahasiswa pada pada tahun akademik pertama 2026. Selanjutnya, setiap tahun meningkat.
Prof. Aziz menyebutkan pentingnya menetapkan target ini agar langkah maju terukur dan berkelanjutan, sekaligus menunjukkan komitmen yayasan terhadap pertumbuhan perguruan tinggi.
2. Pembukaan program studi keagamaan baru
Dalam waktu singkat, Yayasan menargetkan pembukaan lima program studi keagamaan, seperti Pendidikan Agama Islam, Bimbingan dan Konseling Islam, Komunikasi Islam, Haji, dan Umroh.
“Pembukaan ini penting untuk memenuhi kebutuhan keilmuan agama serta menjawab tantangan zaman, meski saat ini ada keterbatasan tenaga pengajar,” ujar Prof Aziz.
3. Munculnya fakultas keagamaan
Direncanakan fakultas ini berdiri pada 2025 sebagai penguatan pengajaran keagamaan di lingkungan universitas. Hal ini dianggap sebagai tonggak penting untuk memperkuat basis intelektual Islam di Komputama.
4. Pengembangan pola pikir mahasiswa dan lulusan
Prof. Aziz mengingatkan bahwa lulusan harus mampu berpikir kritis dan kontekstual, dan tidak sekadar menghafal. Ia mencontohkan bahwa lulusan Komputama perlu menguasai penafsiran ayat Al-Qur’an serta memahami ideologi global seperti komunisme dan kapitalisme secara cerdas dan terbuka.
5. Peningkatan kapasitas penulisan ilmiah dan karya riset
Mahasiswa didorong untuk lebih aktif menulis dan riset, termasuk mengembangkan konsep pesantren hybrid yang menggabungkan tradisi pesantren dengan teknologi modern. Ini untuk menghadapi isu-isu kontemporer dan membuka peluang publikasi serta kerjasama akademik yang lebih luas.
6. Penguatan model pembelajaran berbasis aksi dan problem solving
Prof. Aziz berpendapat bahwa teori sudah banyak tersedia lewat teknologi. Karena itu, mahasiswa harus fokus pada tindakan nyata dan pemecahan masalah yang aplikatif, bukan hanya teori yang berlarut-larut tanpa hasil.
7. Pelacakan karier lulusan (tracer study)
Yayasan memandang perlu pemantauan berkelanjutan terhadap lulusan, termasuk menyiapkan mereka agar lebih siap memasuki dunia kerja. Hal ini juga sebagai evaluasi efektivitas pendidikan yang diberikan.
8. Optimalisasi koordinasi serta eksekusi kebijakan
Ditekankan bahwa rapat dan diskusi harus dilanjutkan dengan tindakan nyata dan tidak berputar-putar tanpa hasil, sehingga visi dan misi yayasan serta universitas bisa ditegakkan efektif oleh rektor dan staf.
9.Penguatan semangat lokal namun bertaraf internasional
Komputama bangga dengan identitas pesantren dan desa, namun harus mampu bersaing secara global dalam mutu dan inovasi pendidikan. Prof. Aziz mencontohkan mahasiswa Komputama sudah berhasil mendapatkan proyek dan pendanaan internasional, menunjukkan potensi besar yang perlu terus dikembangkan.
Prof. Fathul Amin juga mengingatkan pentingnya penguatan media santri untuk meluruskan persepsi keliru publik tentang pesantren yang sering dianggap tertinggal. Ia menegaskan bahwa pesantren El Bayan dan Komputama sudah aktif bergerak maju namun minim ekspos media.
Dalam penutup arahannya, Prof. Aziz menegaskan perlunya pengembangan konstruktif pemikiran pesantren dalam menghadapi tantangan zaman serta penguatan integrasi antara agama dan ilmu pengetahuan.
“Kita harus berani berubah dan berinovasi, agar pesantren tidak kalah dengan perkembangan dunia yang sangat cepat,” tandasnya.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah