8 Masalah Kesehatan Mental yang Sering Dialami Mahasiswa, Simak Solusinya


Stmikkomputama.ac.id – Pandangan banyak orang, mahasiswa adalah sekumpulan anak muda yang dinamis dan ceria. Karena kesan itu, jarang yang menyadari, mahasiswa juga rentan masalah kesehatan mental.

Mahasiswa adalah masa peralihan dari remaja ke dewasa. Karena itu, di usia-usia ini, ada kerentanan emosional yang apabila tidak direspons dengan baik akan menyebabkan dampak negatif.

Jarang disadari, di balik kesan muda, ceria dan dinamis, mahasiswa menyimpan sisi rentan. Ada tekanan yang berasal dari faktor internal dan eksternal.

Sebelum terlambat, mari kita simak masalah kesehatan mental yang sering dialami mahasiswa, termasuk tanda-tanda umum, faktor penyebab, dampak, serta langkah yang bisa diambil.

Masalah Kesehatan Mental yang sering terjadi:

  1. Kecemasan berlebih (anxiety) dan gelisah yang konstan
  2. Depresi, rasa sedih berkepanjangan, hilangnya minat pada kegiatan
  3. Stres akademik yang berat, burnout, kelelahan mental
  4. Gangguan tidur (insomnia atau tidur berlebihan)
  5. Gangguan pola makan atau gangguan makan
  6. Penggunaan zat (alkohol/obat terlarang) sebagai mekanisme pelarian
  7. Isolasi sosial, kesepian, rendahnya harga diri
  8. Tekanan masa depan/karier, kecemasan terhadap kompetisi akademik

Faktor penyebab utama:

  1. Transisi ke kehidupan mandiri dan beban akademik
  2. Tekanan nilai/prestasi, perfeksionisme
  3. Masalah finansial atau beban biaya kuliah
  4. Lingkungan kampus yang kurang suportif atau stigma seputar kesehatan mental
  5. Gangguan tidur, pola hidup tidak teratur, kurang aktivitas fisik
  6. Tantangan hubungan interpersonal, tekanan teman sebaya

Tanda-tanda yang perlu diwaspadai

  1. Perubahan mood ekstrem, murung berkepanjangan, kehilangan minat
  2. Kesulitan konsentrasi, prestasi akademik turun
  3. Gangguan tidur berkelanjutan, perubahan nafsu makan
  4. Merasa tidak berdaya, putus asa, atau tidak melihat masa depan
  5. Pikiran menyakiti diri sendiri atau mencederai diri sendiri
  6. Menarik diri dari keluarga/teman, mengurung diri secara intens

Bagaimana cara mengatasi masalah yang dialami mahasiswa?Semakin bertambah dewasa, maka semakin bertambah pula permasalahan hidup. Banyaknya tuntutan dan tingginya target pencapaian sering dijadikan alasan gangguan kesehatan pada mahasiswa.

Cara Mengatasi Gangguan Mental pada Mahasiswa

Sebagai antisipasi, berikut ini cara mengatasi gangguan mental pada mahasiswa yang dilansir dari laman Birmingham City School of Health Sciences via Halodoc.com, dirangkum Rabu (20/8/2025).

1. Ajak teman untuk ngobrol

Terkadang, tekanan akademis bisa sangat berat untuk ditangani, sehingga sangat wajar bila merasa stres. Jika Anda yang mahasiswa cemas atau stres, jangan menyimpannya untuk diri sendiri. Bicaralah dengan seseorang, baik itu teman, anggota keluarga, atau dosen di kampus. Ingatlah, akan selalu ada cara untuk membantu Anda merasa lebih baik dalam mengatasi masalah apa pun.

2. Rutin olahraga

Tetap aktif dengan olahraga ringan selama 20 menit dalam sehari menjadi kunci untuk membantu mengatasi stres atau depresi karena kuliah.Endorfin yang dilepaskan selama berolahraga terbukti secara klinis membantu Anda merasa bahagia, tidur lebih nyenyak, dan bisa lebih berkonsentrasi.
3. Luangkan waktu untuk me time

Cobalah untuk menghilangkan tekanan dan melakukan sesuatu yang Anda sukai atau me time untuk mengalihkan pikiran Anda dari berbagai hal.Misalnya, menonton film, menggambar atau mendengarkan musik. Selain itu, meditasi juga menjadi cara yang bagus untuk menenangkan pikiran Anda.

4. Tentukan tujuan untuk diri sendiri

Masalah kesehatan mahasiswa dapat membuat tugas kecil tampak sulit dan mustahil dikerjakan. Jadi, jangan mencoba dan memaksakan diri terlalu keras.Mulailah untuk membuat daftar tugas yang dapat Anda capai dan realistis, tidak peduli seberapa kecil tugas itu. Misalnya, sekadar merapikan kamar atau menulis paragraf esai.

5. Istirahat yang cukup

Terapkan pola tidur yang teratur. Pasalnya, pola tidur yang teratur lebih bermanfaat daripada menghabiskan waktu tidur lebih banyak.Jadi, cobalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.Jika Anda kesulitan untuk menerapkannya, cobalah mendengarkan sesuatu yang menenangkan dan membuat Anda tidur lebih cepat.

Apa yang harus orangtua lakukan?

Dalam hal ini, peran orangtua atau pengajar sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan mental dan akademik mahasiswa.

Di bawah ini, terdapat beberapa tips untuk membantu mengatasi masalah mahasiswa yang bisa Anda terapkan.

1. Persiapkan mental anak Anda untuk hal yang tak terduga

Sebuah survei dari National Alliance on Mental Illness pada mahasiswa menemukan fakta bahwa 27% dari semua responden hidup dengan depresi, 24% dengan gangguan bipolar, dan 11% dengan kecemasan.Oleh karena itu, orangtua perlu berbicara dengan anak-anaknya tentang kesehatan mental. Orangtua harus memberi tahu anaknya bahwa mereka tidak berjuang sendirian.
2. Menjaga komunikasi

Menjaga jalur komunikasi tetap terbuka sangat penting. Ini akan membantu anak Anda merasa nyaman, sehingga dapat membicarakan apa pun tanpa takut dihakimi.Sangat penting bagi orangtua untuk meluangkan waktu untuk menelepon anak-anaknya yang sedang berkuliah. Terlebih lagi ketika anaknya harus merantau jauh dari orangtua.Sebisa mungkin, jangan batasi komunikasi hanya secara virtual. Usahakan untuk bertemu langsung agar dapat membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh mahasiswa.

3. Mendorong untuk menerapkan gaya hidup sehat

Pentingnya diet yang sehat, tidur yang cukup, dan olahraga teratur untuk kesehatan mental secara menyeluruh.

Hal ini memang tak mudah dilakukan, terlebih saat harus tinggal sendiri dan jauh dari orangtua.Kendati begitu, jangan coba untuk menceramahinya. Justru, tanyakan kondisi mereka ketika bisa makan secara teratur dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi.Hal ini akan membantu menstabilkan emosinya.

4. Beri ruang untuk mengakui kesalahan

Kesempurnaan bukanlah tujuan yang harus dicapai. Penting untuk memberi tahu anak Anda bahwa Anda mendukung mereka apa pun yang terjadi.Kesalahan adalah bagian hidup yang tak terhindarkan dan anak Anda bisa belajar darinya. IPK yang sempurna tidak sepadan jika itu mengorbankan kesejahteraan emosional anak Anda.

5. Menemui dokter

Semua mahasiswa, terutama mereka yang sedang mengalami gejala gangguan kesehatan mental, harus memiliki rencana untuk berjaga-jaga jika keadaan menjadi rumit dan sulit untuk ditangani.
Buat janji dengan pusat kesehatan mental di kampus untuk menentukan layanan apa yang tersedia.Jika anak Anda sudah berada di bawah perawatan psikiater atau psikolog, pastikan bahwa mereka dapat melanjutkan perawatan itu saat berada di luar sekolah.
Memiliki rencana yang matang akan memudahkan anak Anda mendapatkan layanan kesehatan mental jika diperlukan.

Kesimpulan

Masalah kesehatan mental pada remaja kerap kali muncul ketika memasuki masa perkuliahan dan sering menjadi masa yang paling sulit. Meski demikian, peran orangtua juga tidak kalah penting untuk membantu mengatasi masalah pada mahasiswa.
Sumber:
  • Birmingham City School of Health Sciences
  • Halodoc.com
  • ai.stmikkomputama.ac.id

*Penulis adalah jurnalis, membantu di Media Center STMIK Komputama Cilacap

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

STMIK komputama Majenang