Peluncuran Gemini 3 menandai pergeseran fundamental strategi Google, dari sekadar model bahasa menjadi ekosistem agentic yang mampu bernalar dan bertindak otonom.
Kumparan menyoroti fitur terobosan seperti “Deep Think” dan “Google Antigravity”, yang memungkinkan AI ini tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi juga merencanakan langkah pemecahan masalah dan mengeksekusi tugas teknis (seperti coding) secara mandiri.
Kemampuan ini memosisikan Gemini 3 jauh melampaui fungsi chatbot tradisional, menargetkan pengguna yang membutuhkan mitra kerja cerdas untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan intervensi manusia yang minimal.
Di sisi lain, perspektif dari CNBC Indonesia menekankan bagaimana Google memanfaatkan infrastrukturnya yang masif untuk memenangkan kompetisi pasar melawan ChatGPT. Integrasi langsung Gemini 3 ke dalam mesin pencari Google dan fitur multimedia viral seperti “Nano Banana” menunjukkan strategi agresif untuk menjadikan AI ini “ada di mana-mana” dan mudah diakses oleh pengguna awam.
Dengan menggabungkan kecanggihan teknis tingkat tinggi dan kemudahan akses melalui ekosistem Android yang sudah mapan, Gemini 3 hadir sebagai solusi all-in-one yang mengancam posisi aplikasi AI mandiri lainnya.
3 Hal Utama yang Membedakan Gemini 3 dari Pendahulu dan Kompetitor
Peluncuran Gemini 3 pada November 2025 dinilai bukan sekadar update biasa, melainkan sebuah lompatan menuju era baru AI Agentic.
1. Kemampuan Kognitif & Penalaran (“The Brain”)
Gemini 3 tidak lagi hanya memprediksi kata, tetapi “berpikir”.
-
Deep Think Mode: Fitur penalaran mendalam yang memungkinkan model memecah masalah kompleks menjadi langkah-langkah logis sebelum menjawab. Ini mirip dengan memberi AI waktu untuk “berpikir” sebelum bicara.
-
Benchmark PhD: Diklaim mencapai skor tertinggi pada Humanity’s Last Exam (ujian penalaran tingkat pakar), melampaui kemampuan GPT-5.1 (dalam konteks persaingan tahun 2025).
-
Multimodalitas Murni: Integrasi teks, gambar, audio, dan video yang jauh lebih mulus.
2. Inovasi Agentic & Pengembang (“The Hands”)
Ini adalah bagian yang paling teknis dan revolusioner menurut laporan Kumparan.
-
Google Antigravity: Platform baru di mana Gemini 3 bukan hanya asisten coding, tapi agen otonom yang bisa merencanakan, menulis kode, memperbaiki bug, dan bahkan mengoperasikan terminal atau browser sendiri.
-
Generative UI: Kemampuan untuk membuat antarmuka aplikasi (seperti tombol, slider, dashboard) secara instan hanya dari perintah teks (prompt).
-
Vibe Coding: Istilah baru yang muncul untuk menggambarkan betapa naturalnya interaksi coding dengan Gemini 3, di mana AI memahami “niat” di balik kode, bukan hanya sintaks.
3. Integrasi Ekosistem & Dampak Pasar (“The Reach”)
Mengacu pada laporan CNBC Indonesia, aspek ini yang membuat aplikasi ini “diserbu” pengguna.
-
AI Mode di Search: Gemini 3 langsung tertanam di mesin pencari Google. Pengguna tidakperlu lagi membuka aplikasi terpisah; pencarian menjadi percakapan dinamis.
-
Nano Banana: (Fitur spesifik yang viral) Integrasi pengeditan gambar/media yang sangat cepat di dalam aplikasi Gemini, membuatnya menjadi aplikasi produktivitas “All-in-One”.
-
Ancaman bagi ChatGPT: Dengan integrasi penuh ke Android dan Search, Gemini 3 menawarkan aksesibilitas yang sulit ditandingi oleh aplikasi mandiri.
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan Gemini 3
Penulis: Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah
Editor: Muhamad Ridlo
Sumber:
- CNBC Indonesia – https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251119110158-37-686521/aplikasi-pengganti-chatgpt-mendadak-ramai-diserbu-lebih-canggih
- Kumparan.com – https://kumparan.com/kumparantech/google-luncurkan-gemini-3-diklaim-jadi-model-ai-paling-canggih-26GxA1mqZUa




