Unikma.ac.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan modifikasi cuaca untuk memaksimalkan operasi pencarian korban longsor Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Hingga hari kelima pencarian, Senin (17/11/2025), sebanyak 16 jenazah korban telah ditemukan, sementara tujuh orang lainnya masih dalam pencarian.
Melansir laman BMKG, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menyatakan kesiapan penuh untuk mendukung penanganan darurat pascabencana tanah longsor yang saat ini dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) diusulkan sebagai solusi efektif mengurangi ancaman hujan deras atau cuaca ekstrem dengan menurunkan intensitas curah hujan sebelum masuk ke daerah terdampak longsor.
โSkema penerapan OMC yang disiapkan berfokus pada pengamanan daerah bencana longsor sehingga daerah Majenang terbebas dari hujan deras yang berpotensi memicu longsor susulan atau mengganggu proses evakuasi,โ terang Seto, dikutip dari bmkg.go.id, Senin (17/11/2025).
Nantinya, pos komando (posko) dan penempatan pesawat terbang diusulkan berlokasi di Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung karena lebih strategis serta memiliki jarak tempuh penerbangan menuju area terdampak yang lebih optimal untuk pengamanan longsor. Demi memastikan kelancaran dan efektivitas OMC, BMKG mendorong pemerintah daerah segera menempuh prosedur resmi dengan menetapkan Status Siaga Darurat Bencana bagi wilayah yang menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
Kemudian, gubernur di wilayah terdampak mengajukan permohonan resmi pelaksanaan OMC kepada BNPB dan BMKG. Setelah permohonan disetujui, OMC dapat segera dilaksanakan.
โPelaksanaan teknis operasi akan disupervisi dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah oleh BMKG, sementara BNPB akan memfasilitasi pendanaan operasional menggunakan Dana Siap Pakai (DSP) yang diperuntukkan bagi penanganan darurat bencana,โ kata Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo.
Lebih lanjut, Kepala Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Bagus Pramujo, menambahkan bahwa BMKG terus memberikan dukungan kepada BASARNAS, BPBD, BNPB, dan instansi daerah dalam penanganan di lapangan. Dukungan tersebut berupa penyediaan informasi prakiraan cuaca harian yang lebih rinci dan difokuskan untuk wilayah Desa Cibeunying guna membantu kelancaran proses evakuasi yang sedang berlangsung.
โBMKG juga telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi pada hari ini (15/11) dan terus memperbarui prakiraan cuaca harian. Informasi meteorologis yang tepat waktu sangat dibutuhkan untuk mendukung mitigasi dan mengantisipasi kemungkinan longsor susulan,โ jelasnya.
Sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam pemantauan dan penyampaian informasi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG secara berkelanjutan menerbitkan prakiraan cuaca serta peringatan dini terkait potensi hujan lebat dan risiko bencana hidrometeorologi. Informasi tersebut disebarkan melalui kanal resmi agar dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak terkait dan digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kewaspadaan, mendukung proses evakuasi, serta mengantisipasi potensi longsor lanjutan.
Waspada Dampak Bibit Siklon
Di sisi lain, Deputi Meteorologi Guswanto menjelaskan, BMKG mendeteksi adanyadua Bibit Siklon Tropis, yakni 97S dan 98S, yang saat ini aktif di dekat wilayah Indonesia. Meskipun kedua bibit siklon ini memiliki potensi rendah untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 72 jam ke depan, dampaknya (baik langsung maupun tidak langsung) tetap signifikan memicu cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.
Adapun dampak cuaca ekstrem ini diperkirakan berlangsung pada 15-16 November 2025. Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap potensi hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi.
โMeskipun kedua bibit siklon tersebut diperkirakan memiliki peluang kecil berkembang menjadi siklon tropis, kondisi pendukung seperti suhu muka laut yang hangat serta aktivitas MJO yang meningkat tetap memicu dampak nyata berupa hujan lebat dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah,โ ujar Guswanto.
Bibit Siklon 97S dapat memberikan dampak cuaca signifikan hingga 2 hari ke depan berupa Hujan LebatโSangat Lebat berpotensi terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT); Hujan Sedang โ Lebat berpotensi terjadi di wilayah Jateng, DI Yogyakarta, Jatim, Bali, dan NTB; Angin Kencang berpotensi terjadi di NTB dan NTT; serta Gelombang Sedang (1.25 โ 2.5 m) berpotensi terjadi di Samudra Hindia Selatan Jawa hingga NTT, Perairan selatan Jawa hingga NTT, Selat Bali bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, dan Laut Sawu.
Sementara dampak tidak langsung dari Bibit Siklon 98S hingga 2 hari depan adalah potensi Gelombang Tinggi (2.5 โ 4.0 m) di Samudra Hindia barat Lampung dan Samudra Hindia; Gelombang Sedang (1.25 โ 2.5 m) berpotensi di Samudra Hindia barat Aceh hingga Bengkulu, Perairan barat Aceh hingga Lampung, dan Selat Sunda bagian selatan; Hujan Sedang โ Lebat berpotensi terjadi di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat; dan Angin Kencang berpotensi terjadi di wilayah Bengkulu, Lampung, Banten, dan Jawa Barat bagian selatan.
Berdasarkan analisis tersebut serta munculnya beberapa kejadian tanah longsor di Cilacap dan wilayah lain dalam beberapa hari terakhir, BMKG mengimbau seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, aparat, media, dan masyarakat, untuk memperkuat koordinasi dan meningkatkan kesiapsiagaan bersama agar risiko bencana dapat ditekan di masa mendatang.
—
Penulis: Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah
Editor: Muhamad Ridlo
Sumber:
- Bmkg.go.id-https://www.bmkg.go.id/berita/utama/kejadian-longsor-di-cilacap-bmkg-ungkap-faktor-penyebab









