Universitas Komputama – Rabiul Akhir merupakan bulan keempat dalam kalender Hijriah. Secara umum, bulan ini dikenal juga dengan nama Rabi‘uts Tsani. Dalam penanggalan Islam, Rabiul Akhir berada di antara dua bulan yang memiliki keistimewaan tersendiri, yaitu setelah Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad saw, dan sebelum Jumadil Awal.
Meskipun tidak sepopuler bulan-bulan seperti Muharram, Ramadhan, atau Rabiul Awal, Rabiul Akhir tetap memiliki posisi penting dalam siklus tahunan umat Islam, khususnya dalam penandaan waktu dan peristiwa sejarah. Bahkan, Surat Al-Hasyr juga turun pada Rabiul Akhir.
Pada Bulan Rabiul Akhir, terjadi beberapa peristiwa penting yang mengubah landskap sejarah Islam. Terjadi sejumlah perang dan ekspedisi militer, baik yang dipimpin oleh Rasulullah SAW langsung maupun oleh panglima yang ditunjuk.
Sejarah Penamaan Rabiul Akhir
Rabiul Akhir, atau dikenal juga sebagai Rabi‘uts Tsani, adalah bulan keempat dalam kalender Hijriah. Nama ini berasal dari tradisi masyarakat Arab kuno yang menamakan bulan-bulan berdasarkan fenomena alam yang terjadi di sekitarnya. Pada masa Jahiliyah, bulan ini dikenal dengan nama Wubshan atau Wabshan.
Menurut satu pendapat, penamaan Rabiul Akhir diberikan oleh Kilab bin Murrah, buyut kelima Nabi Muhammad saw. Nama “Rabi‘” sendiri berkaitan dengan musim semi (rabi‘) di Jazirah Arab, yaitu masa di mana rerumputan tumbuh subur dan tanaman berbuah lebat.
Karena musim semi ini berlangsung selama dua bulan, maka kedua bulan tersebut dinamai Rabiul Awwal (musim semi pertama) dan Rabiul Akhir (musim semi kedua).
Perang dan Ekspedisi Militer pada Rabiul Akhir
Berikut ini adalah perang dan ekspedisi militer yang dilakukan pada bulan Rabiul Akhir:
1. Ekspedisi Buhran (3 Hijriah)
Ekspedisi Buhran terjadi pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-3 Hijriah. Rasulullah saw. memimpin langsung sekitar 300 pasukan Muslim menuju daerah Buhran, yang terletak di wilayah Hijaz, setelah mendapat kabar bahwa Bani Sulaim sedang merencanakan penyerangan ke Madinah.
Namun, ketika pasukan Muslim tiba di Buhran, musuh telah mundur dan tidak terjadi pertempuran. Ekspedisi ini menunjukkan kewaspadaan dan kekuatan militer kaum Muslimin dalam menjaga stabilitas dan keamanan Madinah. (Sumber: Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah; Ibnu Sa’ad, Thabaqat al-Kubra).
2. Perang Dzat ar-Riqa‘
Perang Dzat ar-Riqa‘ merupakan salah satu ekspedisi militer yang terjadi di tahun ke-4 Hijriah. Menurut sebagian riwayat, peristiwa ini terjadi pada bulan Rabiul Akhir.
Rasulullah saw. memimpin pasukan Muslim untuk menghadapi suku Ghatafan yang dianggap mengancam keamanan Madinah.
Dalam ekspedisi ini, kaum Muslimin menempuh perjalanan yang berat, hingga kaki mereka terluka dan harus dibalut kain (riqa‘).
Ekspedisi ini berakhir tanpa pertempuran besar, namun berhasil menunjukkan kekuatan dan keberanian kaum Muslimin di hadapan musuh. (Sumber: Shahih Bukhari; Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah).
3. Perang al-Ghabah
Perang al-Ghabah, atau juga dikenal sebagai ekspedisi Dzil Qarad, terjadi setelah Perang Bani Musthaliq. Menurut beberapa catatan, peristiwa ini terjadi pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-6 Hijriah.
Dalam perang ini, sekelompok pasukan Quraisy menyerang dan merampas unta-unta milik kaum Muslimin di daerah Ghabah, dekat Madinah.
Rasulullah saw. segera mengirim pasukan kecil untuk mengejar mereka dan berhasil merebut kembali sebagian harta rampasan. (Sumber: Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah; Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah).
4. Perang al-Ghamr
Perang al-Ghamr terjadi pada masa Rasulullah saw., namun detail waktu persisnya tidak disebutkan secara jelas dalam banyak kitab sejarah. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ekspedisi ini juga terjadi di sekitar bulan Rabiul Akhir.
Dalam ekspedisi ini, pasukan Muslim dipimpin oleh Rasulullah saw. untuk menghadapi ancaman dari suku-suku Arab di sekitar wilayah Ghamr.
Tidak terjadi pertempuran besar, namun ekspedisi ini memperlihatkan kesiapsiagaan dan kekuatan militer umat Islam. (Sumber: Ibnu Sa’ad, Thabaqat al-Kubra).
5. Pengutusan Khalid bin Walid kepada Bani al-Harits bin Ka‘b
Pada bulan Rabiul Akhir tahun ke-10 Hijriah, Rasulullah saw. mengutus Khalid bin Walid ke wilayah Najran untuk mengajak Bani al-Harits bin Ka‘b memeluk Islam.
Misi ini berjalan damai tanpa pertempuran karenaBani al-Harits menerima Islam dengan sukarela. Keberhasilan diplomasi ini menambah kekuatan umat Islam di Jazirah Arab. (Sumber: Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah; Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah).
—
*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA) Cilacap, Jawa Tengah
Sumber:
- Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah
- Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah
- Ibnu Sa’ad, Thabaqat al-Kubra
- Kemenag RI-https://kemenag.go.id/islam/sejarah-penamaan-rabiul-akhir-dan-peristiwa-penting-di-dalamnya-5HqZ8
- NU Online-https://lampung.nu.or.id/syiar/sejarah-awal-nama-rabiul-akhir-dan-beberapa-peristiwa-di-dalamnya-uYIP1