4. Tata Cara Sholat Gerhana Bulan
Berikut langkah-langkahnya menurut versi Syafi’i (NU Online/Jatim NU):
- Niat dalam hati sambil takbiratul ihram.
- Baca ta’awudz dan Al-Fatihah, lalu surat panjang (Al-Baqarah) dengan jahar.
- Rukuk pertama—sambil membaca tasbih selama membaca sekitar 100 ayat surat Al-Baqarah.
- I’tidal, kemudian baca Al-Fatihah dan surat (Ali Imran).
- Rukuk kedua—sambil tasbih selama baca sekitar 80 ayat surat Al-Baqarah.
- I’tidal dengan doa i’tidal.
- Sujud pertama, membaca tasbih.
- Duduk di antara dua sujud.
- Sujud kedua, membaca tasbih.
- Istirahat sejenak, lalu rakaat kedua dengan pola serupa, namun baca surat An-Nisa pada awal, dan surat Al-Ma’idah pada i’tidal kedua.
- Salam.
- Dilanjutkan dengan dua khutbah taushiyah, tanpa takbir seperti khutbah Id. Intinya agar jamaah beristighfar, taubat, sedekah, memerdekakan budak, dsb.
Versi ringkas (jika menginginkan lebih praktis):
- Boleh hanya membaca Surat Al-Fatihah saja sebanyak empat kali (dua rakaat, tiap rakaat dua kali Al-Fatihah), atau bisa juga surat pendek sebagai pengganti surat panjang
5. Bacaan Al-Qur’an — Jahar (Lantang)
- Pada shalat gerhana bulan, bacaan Al-Qur’an dilakukan secara jahar (lantang).
- Ini berlaku baik jika shalat dilakukan sebelum subuh maupun sesudah subuh — karena tetap dianggap bagian dari malam
6. Waktu Pelaksanaan
- Waktunya adalah ketika gerhana sedang berlangsung — saat bulan mulai gelap, hingga kegelapan hilang.
- Bila mulai terang saat shalat belum selesai, dianjurkan untuk mempercepat pelaksanaan, tetapi tetap dilanjutkan hingga selesai. Setelah itu, khutbah bisa tetap dilakukan meski gerhana telah usai
Sumber:
- nu.or.id
- jatim.nu.or.id
- bmkg.go.id
- ChatGPT
*Penulisan dibantu oleh AI