Stmikkomputama.ac.id – Sejak Sabtu malam, 20 September 2025, wilayah Bogor dan Sukabumi diguncang oleh rangkaian gempa beruntun (swarm) dimana gempa utama berkekuatan magnitudo 4,0 mengguncang Kabupaten Sukabumi pada pukul 23.47 WIB. BMKG mencatat bahwa pusat gempa berada di darat, sekitar 26 kilometer timur laut Sukabumi dengan kedalaman hiposenter sekitar 7 km.
Setelah gempa utama tersebut, tercatat antara 30 hingga 32 kali gempa susulan hingga pagi hari Minggu. Intensitas gempa susulan bervariasi; yang terbesar sekitar M 3,8 dan terkecil sekitar M 1,9. Dari jumlah tersebut, beberapa gempa susulan dirasakan oleh masyarakat.
Beberapa gempa susulan dirasakan nyata oleh masyarakat. “Update gempa bumi Sukabumi-Bogor hingga Minggu pukul 12.00 WIB, terjadi gempa susulan sebanyak 32 kali,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, sebagaimana dikutip Media Indonesia.
Kemunculan gempa swarm tersebut sontak memicu spekulasi di berbagai linimassa, bahwa akan muncul gempa besar. Ada pula yang bertanya, gempa susulan begitu banyak pertanda apa?
Sumber Gempa dan Dampaknya terhadap Masyarakat
BMKG menyebut gempa ini sebagai gempa swarm, yakni serangkaian gempa bermagnitudo kecil terjadi dalam waktu berdekatan. Aktivitas ini terjadi di zona deformasi aktif, yang ditandai banyak sesar mikro yang saling berhubungan. Lokasi episenter susulan bergeser di daerah darat, khususnya di perbatasan Kecamatan Kabandungan (Sukabumi) dan Pamijahan (Bogor).
Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kedalaman dangkal dari episenter dan karakter bergeraknya gempa susulan mendukung bahwa sesar aktif lokallah yang berperan.
Getaran gempa utama dan susulan dirasakan di beberapa wilayah, misalnya di Pamijahan (Bogor) dengan intensitas MMI III – guncangan nyata di dalam rumah; dan di Pelabuhan Ratu (Sukabumi) dengan MMI II – beberapa orang merasakan dan benda ringan bergoyang.
Detik.com melaporkan, warga seperti Wilda di Pamijahan menceritakan bahwa “jendela goyang” saat gempa utama terjadi. Meski adanya banyak susulan, hingga laporan‐terakhir belum ada laporan kerusakan berat maupun kehilangan jiwa yang signifikan.
Analisis & Implikasi
Gempa swarm seperti ini bukan fenomena langka di wilayah Bogor-Sukabumi yang memiliki kadar aktivitas tektonik yang cukup tinggi, banyak sesar mikro dan zona deformasi. Karakter gempa yang dangkal dan sejumlah besar setelahnya menunjukkan bahwa tekanan di lapisan kerak lokal dilepaskan secara bertahap dalam bentuk guncangan‐guncangan kecil.
Ini berarti meski risiko kerusakan besar relatif kecil jika tidak ada gempa utama yang lebih kuat, masyarakat perlu tetap waspada terhadap susulan gempa. BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti informasi resmi dan tidak menempati bangunan yang sudah rusak akibat gempa utama supayatidak menjadi korban jika terjadi gempa susulan kuat.
Berikut rangkuman singkat (dengan peta/sumber) tentang peluang gempa kuat setelah gempa swarm di Bogor–Sukabumi, dan peta sesar terkait.
1. Intisari prediksi ahli
Gempa yang berlangsung sebagai swarm (serangkaian gempa kecil beruntun) biasanya menandakan pelepasan tekanan lokal pada sesar-sesar dangkal; secara statistik sebuah swarm tidak selalu diikuti oleh gempa besar, tetapi kemungkinan terjadinya gempa yang lebih kuat tidak bisa dikesampingkan.
Pernyataan BMKG menyebut gempa-gempa di wilayah ini dipicu oleh sesar aktif lokal sehingga masyarakat diimbau waspada dan mengikuti informasi resmi.
2. Mengapa ahli berhati-hati (metodologi & bukti)
Ahli kegempaan membedakan antara mainshock–aftershock dan swarm melalui pola waktu, lokasi, dan mekanisme sesar; studi-studi internasional menunjukkan bahwa swarm dapat berakhir tanpa mainshock besar, tetapi ada juga kasus regional (termasuk di Jawa Barat) di mana aktivitas swarm mendahului kejadian lebih besar dalam rentang waktu yang bervariasi.
Oleh karena itu BMKG dan peneliti menggunakan katalog gempa, analisis sesar lokal, dan statistik probabilistik untuk mengevaluasi risiko jangka pendek.
3. Peta sesar dan titik lemah di Bogor–Sukabumi
Area Bogor–Sukabumi dilintasi beberapa jalur patahan/ sesar aktif (contoh yang sering disebut: Citarik, Cimandiri dan jalur sesar mikro di zona deformasi Jawa Barat).
Peta BMKG dan peta lokal menunjukkan konsentrasi sesar dangkal di daratan Sukabumi–Bogor yang bisa menjadi sumber gempa dangkal seperti swarm yang terjadi. Untuk kajian mendalam, dokumen penelitian lokal (identifikasi aktivitas Sesar Cimandiri, analisis morfometri) dan peta BMKG adalah rujukan utama.
4. Kesimpulan dan Rekomendasi Singkat
-
Probabilitas: kemungkinan gempa kuat setelah swarm ada tetapi umumnya rendah — keputusan final bergantung pada pemantauan lanjutan (pergeseran episenter, kenaikan magnitudo susulan, atau pola yang berubah).
-
Tindakan: tetap pantau peringatan BMKG, hindari menempati bangunan yang retak/ rusak, dan siapkan rencana evakuasi sederhana jika susulan terasa kuat. BMKG terus mengeluarkan pembaruan parameter gempa dan peta sesar yang relevan.
*Penulis adalah jurnalis, membantu di STMIK Komputama Cilacap
Sumber:
- jishin.go.jp – https://www.jishin.go.jp/main/yoshin2-e/yoshin2.htm
- BMKG Lampung-https://lampung.bmkg.go.id/info/bmg2025smdj/gempabumi-tektonik-m-3-8-mengguncang-wilayah-sukabumi-tidak-berpotensi-tsunami
- Detik.com – https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-8122997/bmkg-ungkap-penyebab-gempa-bogor-sukabumi-beruntun-29-kali
- Detik News – https://news.detik.com/berita/d-8122564/gempa-bogor-sukabumi-sabtu-malam-dari-dampak-hingga-penyebabnya
- Media Indonesia – https://mediaindonesia.com/humaniora/813230/gempa-susulan-sebanyak-32-kali-guncang-sukabumi-dan-bogor
- BeritaSatu – BMKG: https://www.beritasatu.com/jabar/2924279/bmkg-gempa-sukabumi-bogor-termasuk-jenis-swarm
- Radar Bogor (Jawa Pos Group) – https://radarbogor.jawapos.com/kabupaten-bogor/2476600096/gempa-swarm-terulang-bmkg-sebut-bogor-dan-sukabumi-wilayah-aktif-tektonik
- iNews Jabar – https://jabar.inews.id/berita/daftar-2-kecamatan-terdampak-gempa-sukabumi-dan-bogor-m-40-gempa-susulan-masih-terjadi
- MetroTV News – https://www.metrotvnews.com/read/kqYCYlR2-32-gempa-susulan-guncang-sukabumi-dan-bogor