Stmikkomputama.ac.id – Mahasiswa STMIK Komputama, Firdaus, berhasil menyabet penghargaan bergengsi ‘Best of the Best Bumi Berseru Fest 2024’ dalam kategori Inovasi Eco-Product. Penghargaan diserahkan pada acara puncak Grand Launching Bumi Berseru Fest 2025 yang diselenggarakan di Solo, Sabtu, 23 Agustus 2025.
Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi atas karya besutannya yang mengolah pelepah pisang (gedebog) menjadi berbagai souvenir dan kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi dan estetika tinggi.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Heri Susanto, Senior General Manager Social Responsibility, dalam suatu acara yang dihadiri oleh para pelaku usaha, aktivis lingkungan, dan komunitas pecinta lingkungan se-Indonesia.
Bisnis Berkelanjutan

Penghargaan ini tidak hanya menilai keunikan produk, tetapi juga dampak sosial, kelestarian lingkungan, serta kejelasan visi bisnis berkelanjutan yang diusung oleh Firdaus, si inovator muda di bidang produk ramah lingkungan ini.
Tak sekadar menerima, penghargaan Firdaus juga diundang untuk menjadi narasumber dalam sesi Grand Launching Best of the Best 2025. Ia berbagi podium dengan para pegiat lingkungan ternama lainnya, seperti Sabrina Farah Salsabila (Founder Reservoair), Prigi Arisandi (Founder Ecoton), dan Feri (Founder Seagrass).
Dalam sesi panel tersebut, Firdaus banyak mendapat pertanyaan dari para peserta. Pertanyaannya beragam, mulai dari teknik pengolahan pelepah pisang yang rumit menjadi produk yang halus dan kuat, hingga motivasi pribadinya untuk menekuni bidang ini. Firdaus dengan lugas menjelaskan proses kreatifnya dan passion-nya dalam melihat potensi terpendam dari bahan yang sering dianggap limbah.
Orientasi Sosial dan Ekologi

Semua sharing dan diskusi inspiratif itu kemudian ditutup oleh Firdaus dengan sebuah closing statement yang menggugah dan mendapat sambutan hangat dari seluruh audiens: “Jadilah manusia yang dapat memberikan value kepada orang lain,” kata Firdaus, dalam keterangan tertulisnya.
Pernyataan ini merefleksikan filosofi di balik bisnis yang dibangun, yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat sekitar dan kontribusi nyata bagi pelestarian bumi.
“Penghargaan ini adalah bukti bahwa inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan dapat berjalan beriringan dengan kewirausahaan. Pelepah pisang yang selama ini terbuang, kini bisa menjadi sumber penghidupan dan pemecahan masalah sampah. Ini adalah momentum untuk mengajak lebih banyak lagi anak muda untuk berani berinovasi,” ujar Firdaus usai menerima penghargaan.
Produk kerajinan yang diciptakan oleh Firdaus memanfaatkan pelepah pisang yang biasanya dibuang setelah panen. Melalui proses yang yang berkelanjutan, bahan alami ini diubah menjadi berbagai produk souvenir bernili ekonomi tinggi.