26 Oktober 2025 Memperingati Hari Apa? Ada Gunung Merapi dan Mbah Maridjan

Gunung Merapi 1930. (Foto: Tropenmuseum-Wikimediacommons/Unikma.ac.id)


Unikma.ac.id – 26 Oktober 2025 jatuh pada hari Minggu. Apabila dikonversi ke kalender Hijriah, 26 Oktober 2025 bertepatan dengan 4 Jumadil Awal 1447 Hijriah.

Bagi sebagian orang, 26 Oktober bukanlah hari spesial. Namun, bagi lainnya, bisa jadi 26 Oktober adalah hari istimewa.

Lantas, 26 Oktober memperingati hari apa?

Berikut ini adalah hari peringatan pada 26 Oktober 2025, merangkum laman Merah Putih, Berita Nasional, dan Radar Bromo:

1. Hari Keuangan Nasional (Indonesia)

Tanggal 26 Oktober diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, yang memiliki makna historis bagi bangsa Indonesia. Menurut Berita Nasional, peringatan ini merujuk pada momen berdirinya Kementerian Keuangan Republik Indonesia pada 26 Oktober 1946, tidak lama setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Lembaga ini lahir dari kebutuhan negara muda untuk mengatur sistem keuangan secara mandiri setelah berpisah dari kendali kolonial Belanda.

Hari Keuangan Nasional bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk mengenang perjuangan para perintis ekonomi bangsa dalam menjaga stabilitas fiskal di masa sulit. Melalui peringatan ini, pemerintah dan masyarakat diingatkan akan pentingnya pengelolaan keuangan negara yang transparan, berintegritas, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat. Hari ini juga menjadi ajang refleksi bagi para aparatur keuangan negara agar terus berinovasi menghadapi tantangan ekonomi global yang dinamis.

2. Hari Kesadaran Interseks (Intersex Awareness Day)

Selain peringatan nasional, tanggal 26 Oktober juga memiliki makna internasional melalui Hari Kesadaran Interseks atau Intersex Awareness Day. Berdasarkan ulasan Merah Putih dan Berita Nasional, hari ini ditetapkan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap keberadaan individu interseks, yakni mereka yang lahir dengan karakteristik biologis yang tidak sepenuhnya sesuai dengan definisi medis “laki-laki” atau “perempuan”.
Peringatan ini bermula dari upaya kelompok aktivis hak asasi manusia untuk melawan diskriminasi yang kerap dialami oleh individu interseks, terutama dalam hal pengakuan hukum dan akses layanan kesehatan. Setiap 26 Oktober, berbagai lembaga internasional menggelar kampanye edukatif agar masyarakat memahami bahwa interseks bukanlah kelainan, melainkan variasi alami dalam keberagaman manusia. Dengan demikian, hari ini menjadi simbol perjuangan terhadap stigma sosial dan upaya membangun dunia yang lebih inklusif.

3. Hari Nasional Austria (Austria National Day)

Di tingkat global, tanggal 26 Oktober diperingati sebagai Hari Nasional Austria. Seperti dijelaskan dalam Radar Bromo, hari ini menandai peristiwa penting pada tahun 1955 ketika parlemen Austria menetapkan undang-undang tentang netralitas permanen negara tersebut setelah masa pendudukan Sekutu pasca Perang Dunia II. Keputusan itu menjadi tonggak sejarah yang meneguhkan posisi Austria sebagai negara berdaulat yang tidak memihak pada blok militer mana pun selama era Perang Dingin.

Hari Nasional Austria tidak hanya menjadi simbol kebebasan politik, tetapi juga perayaan nilai-nilai perdamaian dan diplomasi. Setiap tahun, masyarakat Austria merayakannya denganupacara kenegaraan, kegiatan budaya, dan refleksi sejarah tentang pentingnya menjaga netralitas demi stabilitas dunia. Peringatan ini menunjukkan bagaimana sebuah bangsa memaknai kemerdekaan bukan semata dari ketiadaan perang, tetapi dari tekad mempertahankan perdamaian sebagai identitas nasional.

4. Peringatan Erupsi Merapi dan Wafatnya Mbah Maridjan (Indonesia)

Tanggal 26 Oktober juga memiliki makna mendalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Berdasarkan catatan Radar Bromo, pada 26 Oktober 2010 terjadi erupsi besar Gunung Merapi yang menewaskan puluhan orang, termasuk Mbah Maridjan, sang juru kunci Merapi yang dikenal sebagai sosok spiritual penjaga gunung tersebut. Tragedi ini mengguncang hati bangsa dan menjadi simbol pengabdian serta keberanian menghadapi bencana alam.

Mbah Maridjan dikenang sebagai figur yang setia menjalankan amanah leluhur untuk menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Ia memilih tetap tinggal di rumahnya di lereng Merapi meskipun telah diperingatkan untuk mengungsi, menunjukkan keteguhan iman dan pengabdian pada tugasnya. Hingga kini, setiap tanggal 26 Oktober, masyarakat sekitar Merapi melakukan doa bersama untuk mengenang para korban dan merenungkan makna harmoni dengan alam. Bagi banyak orang, hari ini bukan hanya peringatan duka, tetapi juga pengingat akan keteguhan spiritual dan nilai kemanusiaan di tengah kekuatan alam yang tak terelakkan.

*Penyusunan artikel dengan bantuan ai.stmikkomputama.ac.id
**Tim Humas Universitas Komputama (UNIKMA), Cilacap, Jawa Tengah

Sumber:

  • Merah Putih-https://www.merahputih.com/post/read/26-oktober-memperingati-hari-apa
  •  Berita Nasional-https://beritanasional.com/detail/118513/tanggal-26-oktober-ada-hari-apa-saja-simak-daftarnya-lengkapnya
  • Radar Bromo-https://radarbromo.jawapos.com/peristiwa/1006748113/tanggal-26-oktober-memperingati-hari-apa-ada-nama-mbah-maridjan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *