Buat banyak orang, masa kuliah sering dianggap sebagai “masa emas” yang penuh kebebasan. Tapi kebebasan ini bukan berarti bebas sebebas-bebasnya tanpa tanggung jawab. Justru di sinilah bedanya kuliah dengan sekolah, aturan yang mengikat jauh lebih longgar, tapi tuntutan untuk mengatur diri sendiri justru lebih tinggi.
Nah, apa saja sih enaknya kuliah, khususnya dilihat dari sisi aturan?
1. Jam Belajar Lebih Fleksibel
Di sekolah, jam pelajaran sudah baku: masuk pukul 07.00, pulang sore, dan setiap hari penuh dengan pelajaran yang berurutan. Di kuliah, jadwal biasanya tidak sepadat itu. Bisa saja satu hari cuma ada satu atau dua mata kuliah, atau bahkan libur sama sekali. Ini memberi ruang untuk bekerja paruh waktu, ikut organisasi, atau mengembangkan hobi.
2. Tidak Ada Seragam Wajib Setiap Hari
Sekolah mengharuskan seragam lengkap, mulai dari atasan, bawahan, sepatu, hingga atribut kecil seperti dasi atau topi di hari tertentu. Kuliah? Pakaian relatif bebas, selama sopan. Mahasiswa bisa mengekspresikan gaya pribadi tanpa takut melanggar peraturan berpakaian yang kaku.
3. Sepatu Bebas Warnanya
Tidak ada lagi aturan “sepatu harus hitam” seperti di sekolah. Di kuliah, kamu bisa pakai sepatu warna apa saja—hitam, putih, merah, bahkan motif unik, asal tetap pantas untuk suasana perkuliahan.
4. Boleh Gondrong
Buat yang laki-laki, di sekolah rambut panjang sering jadi masalah. Di kuliah, rambut gondrong bukan urusan kampus, selama rapi dan tidak mengganggu proses belajar. Jadi, penampilan lebih sesuai kepribadian.
5. Tidak Ada Upacara Setiap Minggu
Kalau di sekolah setiap Senin harus ikut upacara bendera lengkap dengan baris-berbaris, di kuliah hal ini nyaris tidak ada. Waktu Senin pagi bisa dipakai untuk persiapan kuliah, istirahat, atau aktivitas lain yang lebih produktif.
6. Lebih Banyak Pilihan Cara Belajar
Di sekolah, metode belajar cenderung seragam. Guru menjelaskan, murid mencatat, dan tugas diberikan dalam format yang sama. Di kuliah, dosen memberi kebebasan metode belajar: bisa diskusi, presentasi, proyek, bahkan penelitian lapangan. Mahasiswa juga bebas memilih strategi belajar yang cocok untuk dirinya.
7. Aturan Absensi Lebih Longgar (Tapi Tetap Ada Batas)
Kalau di sekolah absen sehari saja biasanya langsung dipanggil wali kelas, di kuliah absen diatur per mata kuliah. Selama tidak melebihi batas (misalnya 25% dari total pertemuan), mahasiswa masih bisa ikut ujian. Artinya, kalau ada urusan penting atau sakit, tidak langsung dianggap melanggar berat.
8. Tidak Ada Guru BP
Di sekolah, guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) siap “menginterogasi” jika siswa melanggar aturan. Di kuliah, posisi seperti itu hampir tidak ada. Urusan pelanggaran biasanya langsung diurus oleh dosen wali atau pihak administrasi, dan sifatnya lebih ke pembinaan daripada hukuman.
9. Hubungan dengan Dosen Lebih Setara
Di sekolah, guru sering dipandang sebagai figur otoritas yang sangat kaku. Di kuliah, interaksi dengan dosen lebih santai dan setara. Mahasiswa bisa berdiskusi, mengkritisi, bahkan berdebat secara akademis tanpa dianggap tidak sopan, asal tetap berbasis data dan etika.
10. Tugas Lebih Menantang, Tapi Tidak “Disuapi”
Bedanya, di kuliah tidak ada yang mengingatkan terus-menerus seperti di sekolah. Kalau tugas belum dikerjakan, tanggung jawab sepenuhnya ada di mahasiswa. Ini justru melatih kemandirian dan manajemen waktu, sesuatu yang jarang dilatih di bangku sekolah.
Intinya kalau di sekolah aturan dibuat untuk menjaga disiplin, di kampus (kuliahan) aturan dibuat untuk memberi ruang tumbuh, asal kita tahu cara memanfaatkannya.
*Penulis adalah Dosen Prodi Pendidikan Matematika sekaligus Tim Promosi STMIK Komputama Cilacap